
Tak ada bukti cukup yang menunjukkan air nanas panas membunuh sel kanker, kata para pakar
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari 13/08/2021 pukul 08:51
- Diperbarui pada hari 13/08/2021 pukul 09:45
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Amy SOOD, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Klaim tersebut diunggah ke Instagram di sini pada tanggal 27 Juli 2021 dan telah dapat lebih dari 6,600 Like.

Postingan tersebut juga menampilkan tangkapan layar unggahan Facebook yang berbunyi: "Air Nanas Panas bisa menyelamatkan Anda seumur hidup" dan "Nanas Panas > dapat membunuh sel kanker!"
Klaim serupa telah dibagikan lebih dari 1,400 kali setelah muncul di postingan Facebook lain, seperti di sini, sini, sini dan sini.
Klaim itu juga dibagikan di sejumlah posting blog, seperti di sini pada tahun 2019, dan di sini.
Akan tetapi, klaim ini menyesatkan.
Tidak cukup bukti
Para ilmuwan mengatakan bahwa nanas memang mengandung senyawa kimia yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Namun, tidak ada cukup bukti bahwa buah tersebut bisa mengobati kanker manusia secara efektif.
Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, ketua umum Yayasan Kanker Indonesia, mengatakan belum ada bukti yang mendukung penggunaan nanas sebagai obat kanker.
"Seperti buah-buahan yang lain — termasuk apel, alpukat dan lainnya — nanas itu sehat. Nanas adalah buah yang bisa menunjang kesehatan dan kekebalan manusia secara umum. Tidak lebih dari itu," katanya kepada AFP pada tanggal 6 Agustus 2021.
Walau mengonsumsi nanas dan buah dan sayur sehat lainnya memang dapat membantu mengurangi risiko kanker, hal yang juga penting untuk dicatat adalah makanan tersebut tidak setara dengan perawatan medis atau terapi untuk penyakit kanker, ujar Aru.
Bromelain, sekelompok enzim yang ditemukan dalam nanas, telah diteliti sebagai suplemen makanan dalam studi laboratorium untuk menekan pertumbuhan sel kanker.
Namun, tidak ada cukup penelitian yang dilakukan terhadap manusia untuk membuat kesimpulan tentang efektivitasnya.
"Sesuatu yang terlihat bekerja di lab belum tentu efektif dalam kehidupan nyata," kata Aru.
Penulis buku Beyond the Magic Bullet: The Anti-Cancer Cocktail dan spesialis kanker di kota New York, dr. Raymond Chang, juga mengatakan bahwa penelitian tentang efek nanas pada sel kanker adalah berdasarkan pada studi laboratorium.
"Kita harus membedakan antara eksperimen laboratorium dan realitas klinis," kata Chang dalam email kepada AFP pada tanggal 12 Agustus 2021. "Banyak bahan alami 'membunuh sel kanker' di lingkungan laboratorium buatan, tetapi tak bekerja saat diterapkan secara praktis pada seorang manusia."
Tidak ada "makanan ajaib"
Seorang juru bicara Institut Kanker Nasional Prancis sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa "tidak ada makanan ajaib" yang dapat membantu menyembuhkan kanker.
AFP sebelumnya telah membongkar klaim yang menyatakan bahwa berbagai makanan, seperti sirsak, air lemon, biji aprikot dan akar atau ekstrak dandelion, bisa menyembuhan kanker secara efektif.
Klaim menyesatkan bahwa minuman nanas digunakan sebagai "obat alami" untuk Covid-19 juga telah dibantah oleh AFP.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami