'Pernyataan palsu' mengatasnamakan CEO Astronomer beredar di media sosial setelah video dirinya di konser Coldplay viral

Sebuah surat berisi permintaan maaf yang seolah-olah ditulis oleh CEO Astronomer, Andy Byron, beredar di media sosial setelah pemimpin perusahaan teknologi itu tersorot kamera sedang memeluk wanita yang bukan istrinya pada konser Coldplay pada Juli 2025 . Namun pernyataan itu ternyata palsu, menurut pengakuan perusahaan teknologi tersebut dan seorang mantan CEO. Surat itu berasal dari sebuah akun parodi.

"Saya ingin mengakui momen yang telah beredar secara daring, dan kekecewaan yang telah ditimbulkannya," demikian bunyi sebagian isi surat yang diunggah dalam postingan Facebook pada 20 Juli 2025. 

Dalam surat yang diberi judul "Pernyataan dari CEO Andy Byron" itu tertulis juga ucapan permintaan maaf kepada istri, keluarga dan tim Astronomer, yang berbunyi: "Saya juga ingin menyampaikan betapa mengganggunya kenyataan bahwa momen yang seharusnya bersifat pribadi menjadi publik tanpa persetujuan saya."

Surat itu diakhiri dengan sebaris lirik dari lagu populer dari Coldplay yang berjudul "Fix You."

Image
Tangkapan layar postingan salah diambil pada 21 Juli 2025, dengan tanda silang merah ditambahkan oleh AFP

Surat itu beredar di media sosial termasuk dalam bahasa Inggris dan Spanyol sejak tanggal 17 Juli 2025.

The Mirror, sebuah tabloid asal Inggris, juga melaporkan perihal surat itu sebelum akhirnya artikel itu dikoreksi.

Klaim itu beredar setelah sebuah insiden viral menunjukkan seorang pria dan wanita tampak berpelukan dan tersenyum di layar jumbotron dalam konser Coldplay di Massachusetts (tautan arsip di sini dan sini). Pria tersebut kemudian membungkuk agar tak tampak di layar, sementara si wanita menutupi wajahnya dan berbalik. Saat peristiwa itu terjadi, dari atas panggung, vokalis Coldplay, Chris Martin, terdengar menyeletuk "Kalau mereka tidak sedang berselingkuh, ya berarti mereka orang yang sangat pemalu."

Pengguna internet dan media dengan cepat menemukan identitas pasangan dalam video -- yang tayangannya telah ditonton hingga lebih dari 58 juta kali di TikTok -- sebagai Byron and Kristin Cabot, kepala HRD perusahaan teknologi itu (tautan arsip).

Namun pernyataan viral yang menyatut nama Byron itu palsu, kata Mark Wheeler, wakil senior presiden Astronomer, kepada AFP.

"[Pernyataan] itu berasal dari akun troll dan palsu," tulis Wheeler dalam email yang dikirim pada 18 Juli. 

Ry Walker, mantan CEO Astronomer, juga mengunggah di X bahwa pernyataan itu "super palsu" (tautan arsip).

AFP juga tidak menemukan laporan maupun pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh Byron. Akun LinkedIn miliknya juga sudah tidak ada.

Akun-akun yang meragukan

"Akun troll" yang disebut Wheeler adalah "@PeterEnisCBS," yakni sebuah akun X yang mengunggah surat pernyataan itu pada tanggal 17 Juli dan sejak itu akun tersebut ditangguhkan oleh X karena dianggap melanggar kebijakan mereka. 

Image
Tangkapan layar postingan salah yang diambil di X pada 21 Juli 2025, dengan tanda silang merah ditambahkan oleh AFP

Nama akun tersebut seolah-olah milik seorang reporter CBS News yang bernama "Peter Enis," namun pencarian di situs CBS tidak menemukan artikel yang ditulis oleh nama tersebut. Tangkapan layar dari keterangan bio pada profil tersebut menunjukkan bahwa akun itu pernah dilabeli sebagai akun parodi (tautan arsip).

AFP sudah mencoba mengontak CBS News untuk mengonfirmasi apakah mereka memiliki karyawan dengan nama tersebut, namun hingga kini CBS News belum merespon. 

Dalam bionya, "@PeterEnisCBS" juga mengklaim dia berafiliasi dengan New York Times dan NPR, dan pria pada foto profil akun itu menggunakan kerah pin yang mirip dengan logo NBC News. Namun namanya juga tidak dapat ditemukan di situs ketiga kantor media tersebut.

Alat deteksi veraAI di Verification Plugin, yang juga dikenal sebagai InVID-WeVerify, menemukan "bukti cukup" bahwa gambar profil itu sintetis, sementara penilaian alat deteksi Hive Moderation menemukan bahwa "kemungkinan berisi konten buatan AP atau deepfake" (tautan arsip di sini dan di sini).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami