Video ini menunjukkan satu jenis cacing yang tidak berbahaya bagi manusia

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Selasa 17/09/2019 pukul 05:40
  • Diperbarui pada hari Selasa 17/09/2019 pukul 09:34
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia, AFP India
Video seekor binatang melatah berukuran kecil keluar dari dalam paprika telah ditonton ratusan kali di unggahan YouTube, Facebook, Twitter dan Instagram yang mengklaim hewan itu adalah ular beracun tertipis di dunia. Klaim itu salah: hewan di video itu adalah jenis cacing yang tidak berbahaya bagi manusia.

Video ini telah ditonton lebih dari 700 kali sejak diunggah di YouTube pada tanggal 15 Agustus 2019. 

Video berdurasi 2 menit 5 detik itu menunjukkan seseorang mengeluarkan hewan melatah berukuran kecil dari dalam sebuah paprika yang telah dibelah. 

Berikut tangkapan layar video di unggahan menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar video di unggahan YouTube menyesatkan

Video itu diberi judul: “sedang viral ular tertipis di dunia telah di temukan”.

Keterangan video tertulis:
“Ular tertipis di dunia.
Ular ini hidup dalam Paprika, tolong cuci buah dan sayuran sampai bersih dan makan dengan hati-hati...Lihat ular beracun tertipis di dunia
jangan lupa subscribe.”  

Video itu telah dibagikan dengan klaim yang sama di sejumlah unggahan lain di Facebook di sini dan di sini, di Twitter di sini dan di sini, dan di Instagram di sini dan di sini.

Video yang sama juga telah beredar dengan klaim yang mirip dalam bahasa lain, misalnya dalam bahasa Bengali di sini, dalam bahasa Hindi di sini, dalam bahasa Prancis di sini dan bahasa Arab di sini.

Klaim itu salah: hewan di video itu adalah jenis cacing yang tidak berbahaya bagi manusia.

Tayangan video itu sebenarnya telah ada di YouTube sekurangnya sejak awal Agustus 2019, dan saluran YouTube India ini adalah salah satu yang pertama kali mengunggah video itu pada tanggal 6 Agustus 2019 di sini.

Reporter AFP di New Delhi telah menganalisa video itu dan mengkonfirmasi kalau bahasa yang terdengar dalam tayangan itu adalah bahasa Punjab -- bahasa resmi di negara bagian Punjab di bagian utara India. 

Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, suara berbahasa Punjab dalam tayangan itu mengatakan: “Lihat, masih hidup dan bergerak...mulai keluar -- tubuhnya panjang. Lihat apa yang keluar dari paprika ini.”

Tangkapan layar dari tayangan video India bisa dilihat di bawah ini dengan keterangan “periksalah paprika sebelum dimasak… cacing kremi..”

Image
Tangkapan layar video yang menunjukkan cacing kremi di paprika

Cacing kremi, atau threadworm dalam bahasa Inggris, adalah cacing parasit berukuran kecil, umumnya panjangnya antara empat sampai 10 milimeter dan menyerang usus besar.

Berikut tangkapan layar yang membandingkan tayangan di unggahan YouTube menyesatkan (kiri) dan video YouTube dari India (kanan):

Image
Perbandingan video di unggahan YouTube menyesatkan (kiri) dan video YouTube dari India (kanan)

Beberapa unggahan berbasa Arab seperti di sini menyebut hewan dalam video itu sebagai nematomorpha -- atau cacing bulu kuda.

Maria Achinelly, seorang ahli ilmu pengetahuan alam dan anggota Asosiasi Parasitologi Argentina, mengatakan cacing di unggahan menyesatkan itu cocok dengan gambar nematomorpha. 

“Cacing tersebut tampaknya adalah nematomorpha atau mungkin nematoda dari keluarga mermithidae. Ciri-cirinya keduanya sama. Untuk bisa membedakan keduanya anda perlu mengamatinya dengan kaca pembesar atau mikroskop,” ujar Achinelly.

Nematomorpha biasanya hidup di lingkungan berair namun bisa dijumpai di tanah yang basah. Hewan ini adalah parasit seperti larva dan hidup mandiri di air saat menjadi dewasa.

Nematoda, dikenal juga dengan nama cacing gelang, adalah parasit yang mengambil makanan dari hewan dan tumbuhan, atau hidup sebagai makhluk yang “hidup bebas” di tanah dan air.

“Namun apapun jenis cacing ini, biologis keduanya sama saja -- keduanya adalah cacing … keduanya adalah parasit yang bergantung pada serangga dan membunuh apa pun yang membawa mereka,” ujar Achinelly.

“Keduanya … mampu menjadi parasit bagi kecoa, lobster, laba-laba, kalajengking, tapi tidak pernah menjadi parasit bagi burung, reptil, amfibi atau manusia ... mereka tidak berbahaya untuk disentuh dan dicerna,” tambah Achinelly.

Sixto Raul Costamagna – seorang spesialis parasit – menyarankan orang-orang “tidak perlu khawatir, dan mencuci buah dan sayuran sebelum dimakan”, dan dia menambahkan lebih baik tidak memakan cacing-cacing itu karena bisa menyebabkan alergi.

Unggahan-unggahan menyesatkan itu telah diperiksa faktanya dalam bahasa Inggris, Hindi, Spanyol dan Portugis.

Laporan ini diperbarui pada tanggal 17 September 2019 untuk menambahkan klaim dalam bahasa Hindi. 

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami