Bukan, ini bukan video asli Rizieq Shihab mengajak pegawai negeri mencoblos Presiden Jokowi di Pemilu 2019
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Rabu 17/04/2019 pukul 11:35
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Klip itu telah berkali-kali dibagikan di saluran media sosial Facebook. Salah satunya di unggahan tanggal 16 April 2019 ini, di mana klipnya telah ditonton lebih dari 17.000 kali.
Keterangan unggahan itu berbunyi, “Video terbaru dri Habib Riziek Tu MenCoblos No 01 Pak Jokowi. Mungki dia uda Tobat atau Dpt Hidayah...perhatikn gerak bibir dn mulut Valid sekali ini Video.. mungkin dia telah di buka Mata hatinya tuk mendukung Jokowi... setelah melihat Pak Jokowi Umroh dn masuk ke dlm Ka’bah yaa…”
Di bawah ini adalah tangkapan layar unggahan tersebut:
“Habib Riziek” merujuk pada pemimpin FPI yang saat ini sedang mengasingkan diri di Arab Saudi.
“01” adalah nomor urut kertas suara Jokowi di pilpres. Pesaing tunggalnya Prabowo Subianto bernomor “02”. Ini adalah pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) ihwal nomor-nomor tersebut.
Video itu juga telah tersebar di Twitter. Salah satunya adalah cuitan tanggal 15 April ini, di mana klipnya telah ditonton lebih dari 23.100 kali.
Logo bertuliskan “FRONT TV” terlihat di sisi kanan atas klip tersebut.
Klip itu ternyata telah disunting dari sebuah video di YouTube. Klip asli diunggah oleh kanal YouTube bernama FRONT TV yang dikelola oleh FPI. Situs FPI bisa dilihat di sini.
Ini adalah video asli yang diunggah FRONT TV tanggal 29 Maret 2019 dan berjudul, “Pemilu Jujur dan Adil - Habib Rizieq Syihab Riyadh KSA”.
Video asli sebenarnya menunjukkan Rizieq sedang menyampaikan dugaan bahwa para pejabat di Kedutaan Besar dan Konsulat Jenderal Indonesia di Arab Saudi, serta petugas-petugas pencoblosan pemilu Indonesia di negara Timur Tengah itu, telah diancam dan dipaksa untuk “memenangkan” Jokowi.
Berikut adalah gambar yang menggabungkan foto-foto Rizieq, diambil dari laman situs FPI ini:
Video suntingan itu mencomot empat bagian terpisah di video asli dan menyatukannya hingga terkesan menjadi sebuah pernyataan utuh Rizieq.
Pernyataan suntingan itu berbunyi: “Saya serukan, kepada seluruh pejabat negara, seluruh aparatur sipil negara, kepada seluruh pegawai negeri, agar bekerja keras memenangkan paslon 01, yaitu Jokowi. Semua ditusuk dan dicoblos hanya untuk Jokowi.”
Bagian pertama, tatkala Rizieq terdengar berucap, “Saya serukan”, diambil dari menit 6:46 hingga 6:48 di rekaman gambar asli.
Bagian kedua di video rekaan, di mana Rizieq terdengar berkata, “kepada seluruh pejabat negara, seluruh aparatur sipil negara, kepada seluruh pegawai negeri”, dicomot dari menit 6:40 hingga 6:46 di klip asli.
Di video asli, sebenarnya Rizieq berseru, “Kepada seluruh pejabat negara, seluruh aparatur sipil negara, kepada seluruh pegawai negeri, Saya serukan, agar anda jangan takut terhadap intimidasi.”
Bagian ketiga di klip palsu, di mana Rizieq terdengar berujar, “agar bekerja keras memenangkan paslon 01, yaitu Jokowi”, diambil dari menit 3:49 hingga 3:56 di klip asli.
Kalimat asli yang dilontarkan Rizieq di video asli adalah, “Menteri luar negeri, tanpa malu-malu, tanpa sungkan-sungkan, secara terang-terangan mengajak, yaitu para staff dan seluruh pekerja yang ada di KBRI maupun KJRI agar bekerja keras memenangkan paslon 01, yaitu Jokowi.”
Terakhir, bagian penghujung video palsu, di mana Rizieq terdengar menyatakan, “Semua ditusuk dan dicoblos hanya untuk Jokowi”, diambil dari menit 5:24 ke 5:27 di video asli.
Ucapan aslinya adalah, “Mereka ditawarkan sejumlah uang, sejumlah fasilitas dengan syarat kalau mereka mau melakukan apa yang mereka minta. Yaitu, seluruh kertas suara yang diperuntukkan bagi warga negara Indonesia yang ada di kota-kota kecil di Saudi Arabia, semua ditusuk, dicoblos hanya untuk Jokowi.”
Kementerian Luar Negeri telah menangkis tuduhan Rizieq yang diunggah di video FRONT TV yang asli. Pernyataan Kemenlu telah diliput oleh beberapa media dalam negeri, seperti di artikel The Jakarta Post tanggal 2 April 2019 ini dan laporan CNN Indonesia di tanggal yang sama ini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami