
Video ini menunjukkan pemimpin serikat buruh Mongolia membakar dirinya sendiri sebagai protes rencana penjualan tambang batu bara
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Sabtu 19/03/2022 pukul 06:59
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Segun OLAKOYENIKAN, AFP Nigeria, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Rekaman video itu dibagikan di Facebook di sini pada tanggal 4 Maret 2022.
Sebagian status unggahan itu berbunyi: "Menteri Pekerjaan Umum Mongoalia berjanji akan Membangun 100 Ribu Rumah penduduk yg kurang mampu, akan tetapi dia hanya bangun 70 Ribu rumah
"Sang Menteripun membakar Diri karena janjinya tidak dipenuhi."

Rekaman video dengan klaim serupa telah ditonton lebih dari 500 kali di Facebook di sini, di sini, di sini dan di sini; serta Instagram di sini.
Video yang sama juga dibagikan dengan klaim dalam bahasa Inggris dan bahasa Malaysia.
Akan tetapi, klaim itu salah.
Video pemimpin serikat pekerja Mongolia
Logo The Daily Mail, tabloid Inggris, terlihat di sudut kiri atas video tersebut. Dengan petunjuk tersebut, AFP melakukan pencarian kata kunci di Google dan menemukan video aslinya di laporan ini, yang diterbitkan pada tahun 2015.
"Momen mengerikan seorang bos serikat pekerja Mongolia membakar dirinya sendiri untuk memprotes penjualan industri pertambangan batubara negara itu," bunyi judul berita yang diterbitkan The Daily Mail pada tanggal 16 November 2015.
Laporan tersebut juga menampilkan rekaman video kejadian tersebut dan beberapa tangkapan layar.
Seperti dilansir The Daily Mail, pemimpin serikat pekerja itu menuangkan cairan yang mudah terbakar ke tubuhnya dan membakar dirinya sendiri saat konferensi pers untuk memprotes rencana Mongolia untuk menjual industri pertambangan batu baranya ke negara tetangga Tiongkok.
“Pemerintah tidak lagi mendukung perusahaan kami, keluarga para pekerja terpaksa kelaparan, inilah mengapa saya akan membakar diri saya untuk rakyat Mongolia dan anak-anak kami,” kata pria yang namanya tidak diketahui, menurut The Daily Mail.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video di laporan The Daily Mail (kanan):

Dalam laporan yang diterbitkan pada tanggal 17 November 2015, RT — media milik pemerintah Rusia — mengidentifikasi pria dalam video tersebut sebagai S. Erdene dari Serikat Buruh Solidaritas di Erdenes Tavan Tolgoi (TT), perusahaan tambang negara Mongolia.
Pada bulan Oktober 2015, pemimpin Erdenes TT memutuskan untuk mentransfer 203 pekerja tambang ke TTJV Co, perusahaan tambang Tiongkok.
Perjanjian antara kedua perusahaan itu telah membuat orang Mongolia kehilangan pekerjaan, menurut S. Erdene, seperti dilansir RT.
Insiden itu terjadi setelah munculnya rencana Mongolia untuk menjual saham di 10 perusahaan milik negara pada tahun 2015 dan 2016 untuk meningkatkan dukungan investor bagi perekonomiannya.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami