Ini video likuifaksi saat gempa di Palu tahun 2018, bukan gempa di Cianjur tahun 2022

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Senin 28/11/2022 pukul 10:25
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Video lama yang memperlihatkan sebuah desa terhisap tanah telah ditonton ribuan kali di Facebook, Twitter dan YouTube dengan klaim salah bahwa klip itu menunjukkan fenomena pergeseran tanah pasca gempa Cianjur pada November 2022. Kenyataannya, video itu menunjukkan citra satelit yang diambil saat gempa melanda Palu, Sulawesi Tengah, tahun 2018.

Video itu telah ditonton lebih dari tiga juta kali setelah diunggah di sini di Facebook pada tanggal 22 November 2022.

Teks di video menandai lokasi kejadian sebagai "Cianjur", yang diguncang gempa berkekuatan 5,6 magnitudo pada tanggal 21 November 2022.

"Setelah gempa, terjadi pergeseran tanah. Sangat mengerikan," demikian juga tertulis sebagian teks di atas video itu.

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 25 November 2022

Per tanggal 27 November 2022, setidaknya 321 orang meninggal dunia akibat gempa di Cianjur, Provinsi Jawa Barat, yang yang juga menyebabkan tanah longsor dan menghancurkan pemukiman warga.

Tayangan video itu juga telah ditonton lebih dari 69.000 kali setelah menyebar di Facebook di sini, serta di YouTube di sini, di sini dan di sini.

Beberapa hari setelah gempa di Cianjur, klip video itu juga dibagikan dengan klaim berbahasa Inggris tentang "gempa di Indonesia baru-baru ini" oleh pengguna Twitter di India, Pakistan dan Australia; serta pengguna Facebook di Malaysia, Sri Lanka dan Amerika Serikat.

Namun, video itu sebenarnya diambil saat gempa di Palu empat tahun lalu.

Gempa Palu tahun 2018

Gabungan pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan bahwa video itu merupakan citra satelit, yang sebelumnya telah diunggah di Twitter di sini pada tanggal 6 Oktober 2018 oleh almarhum Sutopo Purwo Nugroho, jubir Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Sebagian cuitan Sutopo menyatakan: "Proses likuifaksi tanah di Kota Palu hasil rekaman citra Satelit WorldView resolusi pixel 0.5 meter.

"Rumah dan bangunan terseret oleh lumpur yang muncul akibat gempa dan menenggelamkannya."

Sutopo mengunggah video citra satelit itu beberapa hari setelah gempa berkekuatan 7,5 magnitudo menghantam Provinsi Sulawesi Tengah, termasuk kota Palu, pada tanggal 28 September 2018.

Gempa itu memicu tsunami dan likuifaksi, atau "tanah bergerak" -- suatu fenomena di mana guncangan kuat mengubah tanah menjadi pasir isap.

Angka kematian gempa di Sulawesi Tengah itu mencapai lebih dari 4.000 orang.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli tahun 2018 (kanan), dengan bagian yang sama ditandai AFP:

Image
Perbandingan tangkapan layar video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video asli tahun 2018 (kanan)

Video yang sama diunggah Kompas TV di kanal YouTube mereka pada tanggal 6 Oktober 2018 dengan judul: "Begini Citra Satelit Likuifaksi Tanah di Petobo."

Petobo adalah sebuah kecamatan di bagian selatan kota Palu.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami