Postingan bagikan klaim salah bahwa Presiden Jokowi 'menunjuk AHY sebagai menpora'

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Jumat 24/03/2023 pukul 06:09
  • Diperbarui pada hari Jumat 24/03/2023 pukul 06:33
  • Waktu baca 5 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video yang menyerupai laporan berita membagikan klaim salah bahwa Presiden Joko Widodo telah menunjuk Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), ketua umum Partai Demokrat, sebagai menteri pemuda dan olah raga yang baru. Video tersebut telah ditonton jutaan kali. Jokowi telah menunjuk Menko PMK Muhadjir Effendy -- bukannya AHY -- sebagai pelaksana tugas menpora di awal Maret 2023. Hingga tanggal 24 Maret 2023, belum ada keputusan baru.

Video yang berdurasi 10 menit dan 20 detik tersebut dibagikan di Facebook sini pada tanggal 8 Maret 2023.

"AHY MASUK KABINET," bunyi status postingan tersebut, merujuk kepada Agus Harimurti Yudhoyono, ketua umum Partai Demokrat. "ANIES GIGIT JARI

"DILUAR DUGAAN..!! AHY RESMI JABAT MENP0RA, ANIES RESMI GIGIT JARI."

Gambar keluku (thumbnail) video memperlihatkan foto Presiden Jokowi berpidato di samping AHY dan juga foto Surya Paloh, ketua umum Partai Nasdem.

Teks yang ditumpangkan pada potongan gambar tersebut berbunyi: "BREAKING NEWS..!!! AHY MASUK KABINET. TAK MAU DITIPU NASDEM DAN PKS."

Image
Tangkapan layar untuk postingan salah yang diambil pada 23 Maret 2023

Partai Demokrat, Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendukung pencalonan Anies Baswedan, mantan gubernur DKI Jakarta, dalam Pilpres 2024.

Video itu telah ditonton lebih dari 2,2 juta kali selepas diunggah dengan klaim serupa di Facebook sini dan sini, juga di YouTube sini.

Postingan tersebut beredar di medsos setelah Menpora Zainudin Amali mengatakan pada akhir Februari 2023 bahwa ia akan mengundurkan diri karena telah terpilih sebagai salah satu wakil ketua umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Zainudin resmi meletakkan jabatannya sebagai menpora pada tanggal 13 Maret 2023, seperti dilansir Antara di sini dan Kemenpora di sini.

Jokowi kemudian menunjuk Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy sebagai pelaksana tugas menpora, seperti diumumkan dalam berita Kemenpora ini tertanggal 16 Maret 2023.

Foto dan video dimanipulasi

Pencarian gambar terbalik di Google menemukan keluku video tersebut adalah hasil manipulasi.

Foto aslinya diterbikan di situs web Kemenko Bidang Perekonomian, dalam artikel tanggal 5 April 2017, tentang rapat kabinet paripurna Jokowi terkait RAPBN 2018.

Sementara itu, potongan foto AHY, yang diambil saat ia bertemu dengan Parabowo Subianto, ketum Partai Gerindra di bulan Juni 2022, dimasukkan dalam foto rapat kabinet tersebut. Selain itu, gambar tersebut juga memasukkan foto Surya Paloh, yang sebelumnya dipakai di situs web Partai Nasdem.

Berikut perbandingan tangkapan layar foto rapat Jokowi yang asli (atas), gambar hasil editan (tengah), foto asli Surya Paloh (bawah kiri) dan foto asli AHY (bawah kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto rapat Jokowi yang asli (atas), gambar hasil editan (tengah), foto asli Surya Paloh (bawah kiri) dan foto asli AHY (bawah kanan)

Berdasarkan pencarian gambar terbalik di Google, terbukti video salah tersebut terdiri dari berbagai laporan berita lama yang tidak ada hubungannya dengan narasi yang diklaim.

Dua adegan pertama dalam video salah diambil dari dua klip yang diposting di akun YouTube resmi Sekretariat Presiden RI pada tahun 2019.

Klip video pertama menunjukkan saat Jokowi menyambut AHY di Istana Merdeka pada tanggal 2 Mei 2019, sementara klip video kedua menunjukkan saat AHY mengunjungi Istana Merdeka pada Hari Raya Idul Fitri tanggal 5 Juni 2019.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Sekretariat Presiden (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Sekretariat Presiden (kanan)

Adegan di detik ke-35 pada video yang salah diambil dari liputan Berita Satu tanggal 8 Februari 2017, saat Jokowi mengomentari postingan Twitter mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Berikut perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan rekaman asli dari Berita Satu (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan rekaman asli dari Berita Satu (kanan)

Menit pertama video salah menunjukkan AHY berpidato dan berucap: "Atas nama segenap pimpinan, pengurus, kader dan simpatisan kader Demokrat di seluruh Indonesia, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo."

Potongan video tersebut sebenarnya diambil dari video Kompas.com tanggal 31 Maret 2021, ketika AHY mengucapkan terima kasih kepada Jokowi setelah pemerintah menolak mengakui hasil Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat dari kubu tandingan.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Kompas.com (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Kompas.com (kanan)

Cuplikan lain menunjukkan SBY, ayahanda AHY, berterima kasih pada Jokowi. Di menit 2:20 video salah, SBY berkata, "Secara khusus saya menyampaikan ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada Bapak Presiden Jokowi dan Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin."

Bagian ini dicomot dari video Kompas.com tanggal 23 November 2021, ketika SBY mengucapkan rasa terima kasih pada Jokowi dan Ma'ruf yang telah mendukungnya selama dia menjalani pengobatan kanker prostat di Amerika Serikat.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Kompas.com (kanan):

Image

Di menit 2:53 video salah, terlihat SBY berdiri di mimbar dan berpidato: "Partai Demokrat tetap konsisten untuk mendukung Presiden Jokowi beserta pemerintahannya guna menuntaskan masa baktinya."

Rekaman video pidato itu diambil dari video Kompas TV tanggal 7 Februari 2017, saat rapat pimpinan nasional Partai Demokrat di Jakarta.

Berikut perbandingan video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Kompas TV (kanan):

Image
Perbandingan video di postingan salah (kiri) dan video asli dari Kompas TV (kanan)

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami