Foto tak berkaitan dipakai untuk sebar klaim salah 'ratusan babi dipelihara Ponpes Al-Zaytun'

  • Diterbitkan pada hari Minggu 06/08/2023 pukul 11:18
  • Waktu baca 5 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video telah ditonton jutaan kali selepas disebarkan dengan klaim salah bahwa tayangannya memperlihatkan ratusan babi milik Panji Gumilang di Pondok Pesantren Al-Zaytun, di Provinsi Jawa Barat. Video itu sebenarnya menggunakan foto-foto babi yang tak berkaitan dan yang diambil di berbagai provinsi lain di Indonesia. AFP tak menemukan laporan kredibel soal adanya babi di ponpes tersebut.

"EdAan.. Ratusan babi ditemukan di pondok pesantren al-zaitun," bunyi tulisan yang disematkan pada video yang diunggah di TikTok pada tanggal 13 Juli 2023. "Peliharaan panji Gumilang".

Klip berdurasi 47 detik yang memperlihatkan foto-foto babi itu telah ditonton lebih dari 7 juta kali.

Video juga berisi suara seorang narator pria yang mengklaim Panji memelihara ratusan babi dan babi hutan di dalam kompleks Ponpes Al-Zaytun.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 1 Agustus 2023

Postingan itu tersebar setelah Ponpes Al-Zaytun, yang terletak di Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, memicu kontroversi karena memperbolehkan pria dan wanita salat di saf yang sama, mengizinkan wanita menjadi khatib salat Jumat serta menyanyikan lagu rakyat bahasa Ibrani "Havenu Shalom Aleichem" (tautan arsip ini, ini dan ini).

Pada tanggal 2 Agustus 2023, Panji Gumilang -- pemimpin Al-Zaytun yang mendirikan ponpes tersebut pada tahun 1999 -- ditahan setelah menjadi tersangka penistaan agama.

Video itu juga telah ditonton lebih dari 73.000 kali setelah dibagikan di Facebook di sini, di sini dan di sini; juga di TikTok di sini dan di sini.

Beberapa pengguna medsos terlihat percaya dengan klaim di postingan-postingan itu.

Seorang pengguna TikTok berkomentar: "pasti buat makan utk santri.. ya allah."

Sementara pengguna TikTok lain menulis: "untuk diperdagangkan kawan , banyak hasilnya bos."

Dalam ajaran Islam, umat muslim dilarang memakan maupun menjual daging babi (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar komentar pengguna media sosial

Namun, klaim tersebut salah.

Pencarian gambar terbalik dan kata kunci tertentu di Google dan Yandex menemukan bahwa foto-foto dalam video tak ada hubungannya dengan Ponpes Al-Zaytun. AFP juga tidak menemukan laporan kredibel bahwa ratusan babi ditemukan dalam kompleks Al-Zaytun.

Foto tak ada kaitan

Foto di awal video memperlihatkan sekelompok orang, beberapa di antaranya berseragam TNI, sedang meninjau gubuk kayu.

Foto tersebut pernah dimuat oleh media Batam Line pada tanggal 16 Februari 2021, dalam laporan berita tentang pembongkaran kandang babi di dekat Bandara Hang Nadiem di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (tautan arsip).

Laporan itu menyebut bahwa kandang babi dibongkar karena mengganggu hutan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandara Hang Nadiem.

Berikut perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan foto asli dalam laporan Batam Line (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan foto asli dalam laporan Batam Line (kanan)

Pada detik kedua, video sesat memperlihatkan gambar seorang pria berseragam dinas berwarna coklat sedang berdiri di dekat kandang babi.

Foto itu pernah dimuat dalam laporan CNBC Indonesia bertanggal 9 Mei 2023, tentang temuan virus demam babi Afrika (African swine fever) di Pulau Batam (tautan arsip).

Foto itu diberi keterangan: "Peternakan babi di Batam Kepulauan Riau", dan kredit foto diberikan pada Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian.

Berikut perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari CNBC Indonesia (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari CNBC Indonesia (kanan)

Foto pada detik ke-19 di video sesat, yang menampilkan pria berseragam coklat mengamati kandang babi, sebelumnya dimuat oleh koran The Jakarta Post pada tanggal 1 April 2020 (tautan arsip).

Foto tersebut diberi keterangan: "Seorang petugas Badan Karantina Pertanian di Kepulauan Riau mengamati babi yang akan diekspor ke Singapura pada hari Minggu, 29 Maret."

Berikut perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari The Jakarta Post (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari The Jakarta Post (kanan):

Foto yang terlihat pada detik ke-24 di video menyesatkan pada kenyataannya diambil di Provinsi Papua.

Keterangan foto yang dimuat Kantor Berita Antara pada tanggal 1 September 2020 berbunyi: "Wakapolres Jayawijaya Kompol Leonardo Yoga bersama Kapolres Jayawijaya AKBP Dominggus Rumaropen saat melihat salah satu dari puluhan ternak babi yang bawa ke Mapolres untik dijadikan alat pembayaran adat, mendamaikan perang tradisional antar warga" (tautan arsip).

Berikut perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari Antara (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari Antara (kanan)

Gambar terakhir, muncul di detik ke-45 video, menunjukkan wanita dengan seekor babi berwarna hitam. Foto itu dipakai dalam wawancara Berita Bali dengan seorang akademisi tentang populasi ternak babi di Bali (tautan arsip).

Babi hitam Bali dikenal sebagai babi ternak asli Pulau Dewata (tautan arsip).

Saat dikontak AFP pada tanggal 4 Agustus 2023, Dr. Ir. Budi Rahayu Tanama Putri, akademisi yang diwawancarai Berita Bali, berkata: "Itu foto saya dan babi Bali yang ada di Nusa Penida, Bali. Bukan di Jawa Barat" (tautan arsip).

Berikut perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari Berita Bali (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video sesat (kiri) dan foto asli dari Berita Bali (kanan)

Foto lain di video menyesatkan antara lain memperlihatkan tampilan bangunan Ponpes Al-Zaytun dan foto Panji Gumilang (tautan arsip ini dan ini).

Pada tanggal 21 Juli 2023, Divisi Humas Polri mengklarifikasi klaim serupa bahwa "Kapolri turun tangan mengangkut ribuan babi dari Ponpes Al-Zaytun" dan menyebutnya "HOAX atau TIDAK BENAR" (tautan arsip).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami