Video wawancara Raffi Ahmad dimanipulasi secara digital untuk promosi produk madu

  • Diterbitkan pada hari Kamis 01/02/2024 pukul 11:37
  • Diperbarui pada hari Kamis 01/02/2024 pukul 11:59
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video hasil manipulasi digital yang memperlihatkan aktor dan pengusaha Raffi Ahmad mempromosikan "bisnis madu murni" telah ditonton ratusan ribu kali di TikTok dan Facebook. Video aslinya sebenarnya menunjukkan Raffi sedang membagikan pengalamannya disuntik vaksin Covid-19 pada bulan Januari 2021.

Video yang memperlihatkan Raffi Ahmad diwawancarai Najwa Shihab itu telah ditonton lebih dari 529.000 kali di TikTok sejak diunggah pada 6 Januari 2024.

Tulisan pada video berbunyi: "Rafi Ahmad Buka Bisnis Madu," sementara keterangan postingan berbunyi: "rafi ahmad bisnis madu". 

Di video berdurasi 43 detik itu, Najwa terlihat bertanya ke Raffi: "Lagi viral nih, Fi, apa benar lagi buka bisnis madu? Saya dengar madu ini tanpa pengawet langsung dipanen oleh petani madu. Apa benar?"

Raffi lalu terlihat mengonfirmasi rumor itu dan mengatakan: "Saya baru saja membuka bisnis madu murni ini dan sudah teruji kemurnian dan khasiatnya. Harapan saya madu ini bisa menjadi obat dan bermanfaat untuk masyarakat indonesia agar semua bisa merasakan khasiat dari madu murni ini."

Video lalu beralih ke tayangan orang-orang mengemas produk madu dengan merek "Kang Madu Official" dan Raffi terdengar mengatakan sedang ada diskon.

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 26 Januari 2024

Video itu juga muncul di Facebook, serta di unggahan TikTok lainnya ini dan ini, di mana rekaman itu telah ditonton lebih dari 28.000 kali.

Namun, video itu telah dimanipulasi secara digital dengan menambahkan audio palsu.

Wawancara tentang vaksinasi

Penelusuran kata kunci di Google menemukan bahwa video itu adalah rekaman wawancara yang diunggah di kanal YouTube resmi Najwa pada 14 Januari 2021 (tautan arsip).

Video berdurasi 10 menit itu berjudul: "Vaksin Siapa Takut - Raffi Ahmad: Pegal dan Ngantuk Setelah Divaksin | Mata Najwa".

Keterangan video menyebut bahwa Raffi merupakan salah satu orang pertama di Indonesia yang menerima vaksin Covid-19.

Laporan media menyebut bahwa Raffi termasuk orang pertama yang divaksin pada hari pertama vaksinasi Covid-19 di Indonesia pada 13 Januari 2021, untuk mempromosikan vaksinasi (tautan arsip). Raffi divaksin di hari yang sama dengan Presiden Joko Widodo.

Selain Raffi, wawancara acara Najwa Shihab itu juga menghadirkan narasumber lain termasuk Menteri BUMN Erick Thohir dan mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, yang semuanya berbicara tentang vaksinasi.

Dalam wawancara tersebut, baik Najwa maupun para narasumber tidak pernah menyebut soal madu.

Dalam rekaman video asli, Najwa memulai wawancara dengan kalimat: "Terima kasih anda terus di Mata Najwa. Vaksin siapa takut, yang jelas Raffi Ahmad nggak takut karena tadi pagi sudah disuntik bersama Presiden Jokowi."

"Tapi yang jelas keraguan publik tuh masih ada nih soal vaksin. Yang Raffi tangkap apa sih yang biasanya orang ragu, kenapa tidak mau divaksin? Alasannya apa?"

Raffi kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa orang-orang ragu untuk divaksin karena hoaks yang menyebar di media sosial.

"Jadi orang banyak baca di sosial media. Jadi sosial media itu kadang, ya itu lah. Ini salah satu tugas aku juga yang kebetulan sebagai influencer. Aku juga harus yang sesuatu yang benar harus ditegakkan, yang salah kita coret," katanya.

Berikut perbandingan tangkapan layar antara video editan (kiri) dan video asli Mata Najwa (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video editan (kiri) dan video asli Mata Najwa (kanan)

Penelusuran di akun TikTok "Kang Madu Official" tidak ditemukan pernyataan tentang "Raffi Ahmad" (tautan arsip).

AFP juga tidak menemukan penyebutan Kang Madu Official di akun medsos Raffi, baik di Facebook maupun di YouTube (tautan arsip ini dan ini).

Pada 31 Januari 2024, Kang Madu Official mengatakan kepada AFP bahwa Raffi bukan pemilik perusahaan tersebut.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami