Video asteroid menabrak Bulan ini adalah hasil buatan digital

  • Diterbitkan pada hari Rabu 15/05/2024 pukul 10:18
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Beredar sebuah video hasil rekayasa computer-generated imagery (CGI) yang menunjukkan suatu objek menghantam permukaan sebuah benda langit. Video ini telah ditonton jutaan kali setelah dibagikan di media sosial dan diklaim sebagai rekaman saat sebuah asteroid menabrak bulan. Menurut para ilmuwan di badan antariksa Amerika Serikat, NASA, bulan memiliki sangat sedikit atmosfer yang dapat mencegah batuan luar angkasa menghantam permukaannya. Video-video resmi NASA  tentang hantaman asteroid ke Bulan hanya menunjukkan percikan cahaya yang muncul sekejap, tak tampak ledakan dramatis seperti yang diperlihatkan dalam postingan yang beredar.

"Asteroid menabrak bulan terekam!!" tulis teks pada video yang diunggah di Facebook pada 24 April 2024.

Video pendek, yang telah ditonton lebih dari 2,1 juta kali itu, menunjukkan sebuah objek terbang dan menabrak permukaan Bulan. 

Seorang wanita yang berbicara dalam Bahasa Indonesia di latar belakang video itu terdengar berkata: "Wow, cuplikan asteroid menabrak bulan, ngeri juga ya."

Image
Tangkapan layar postingan salah, diambil pada 3 Mei 2024

Video serupa diunggah dengan klaim yang sama dan telah ditonton lebih dari 680.000 kali setelah dibagikan di YouTube, SnackVideo dan TikTok.

Meski beberapa pengguna media sosial meragukan kebenaran video tersebut, banyak yang tampak percaya bahwa video tersebut memang nyata.

"Sungguh mengerikan," tulis seorang pengguna Facebook.

Pengguna Facebook yang lain menulis: "Bayangkan kalo itu menabrak Kalimantan. Mungkin satu Indonesia, Malaysia dan Singapura akan hilang dari muka bumi."

Video editan

Sebuah pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa video yang sama telah diunggah di Instagram pada 21 September 2023. Akun tersebut memberikan kredit kepada seorang pengguna bernama diego.sinclair (tautan arsip).

Keterangan pada video tertulis: "Asteroid Menghantam Bumi (CGI)".

Pencarian kata kunci lebih lanjut di YouTube menemukan bahwa video asli dari unggahan itu diposting di kanal YouTube seseorang yang bernama Diego Sinclair pada 25 Februari 2023 (tautan arsip).

Pemilik kanal YouTube tersebut sering mempostingan berbagai video editan termasuk satu video yang menunjukkan piring terbang dan sebuah video lain yang menggambarkan asteroid menghantam Bumi (tautan arsip di sini dan di sini).

 

Di bawah ini adalah perbandingan tangkapan layar video dari postingan salah (kiri) dan video yang dibuat Diego Sinclair (kanan), yang  jelas menunjukkan bahwa video yang beredar di postingan sesat itu telah dibalik: 

Image
Perbandingan tangkapan layar video dari postingan salah (kiri) dan video Diego Sinclair (kanan)

Saat membalas tanggapan pengguna YouTube di dalam kolom komentar, Diego mengatakan bahwa klip tersebut dibuat dengan menggunakan efek video dan "hanya hasil editan". Dia juga menambahkan bahwa "ledakan yang sesungguhnya tidak terlihat seperti ini. Ledakannya hanya akan tampak seperti kedipan cahaya terang saja."

Saat dikontak oleh AFP, pemilik kanal YouTube itu mengonfirmasi bahwa dia menggunakan sebuah perangkat lunak bernama Blender untuk membuat video animasi dan efek visual tiga dimensi.

Menurut NASA, atmosfer Bulan sangat tipis, sehingga tidak ada gas untuk membantu menghentikan bebatuan luar angkasa yang menabrak Bulan. (tautan arsip).

Ilmuwan di Marshall Space Flight Center (MSFC), pusat penelitian peroketan dan pesawat ruang angkasa propulsi pemerintah, di Observatori Bulan dan Meteor yang Terotomasi (ALaMO) di Huntsville, Alabama, Amerika Serikat menangkap video saat meteor menghantam bulan beberapa kali dalam sebulan (tautan arsip).

Dalam sebuah video yang diunggah oleh MSFC, hantaman di permukaan bulan tersebut dapat dilihat tampak seperti kilatan kecil dan terang -- tidak seperti ledakan berbentuk awan jamur yang terlihat di video yang viral itu (tautan arsip).

AFP sebelumnya pernah menyanggah video editan yang diklaim menunjukkan fenomena antariksa yang nyata di sini and di sini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami