Majalah The Economist tidak menghapus bendera Palestina dari foto sampulnya

Unggahan media sosial kembali membagikan klaim salah bahwa media The Economist telah mengedit salah satu sampul majalahnya dengan menghilangkan bendera Palestina. Faktanya, foto sampul yang awalnya dimuat oleh AFP itu tidak menampilkan bendera Palestina; sang fotografer telah mengambil foto berbeda yang memperlihatkan bendera Palestina.

"Untuk cover ini saja, mereka sengaja mengedit menghapus bendera Palestina dari foto aslinya," tulis keterangan foto yang diunggah di X pada tanggal 11 Agustus 2024. 

Foto tersebut memperlihatkan pengunjuk rasa anti-pemerintah di Bangladesh memegang bendera nasional dari atap kediaman Perdana Menteri Sheikh Hasina yang telah digulingkan.

Unjuk rasa mahasiswa tersebut dimulai pada bulan Juli dengan seruan penghapusan kuota pegawai negeri sipil, lalu bergulir menjadi revolusi yang menggulingkan Sheikh Hasina dan mengakhiri pemerintahan yang dipimpinnya selama 15 tahun dengan tangan besi (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar postingan X dengan klaim salah, diambil pada tanggal 28 Agustus 2024

Klaim salah yang sama juga menyebar di X, Facebook dan Instagram.

Foto dengan klaim yang sama juga menyebar di negara lain termasuk Australia dan Korea Selatan.

Salah satu postingan mengatakan foto tersebut menunjukkan "tangan dan kaki palsu" dan mengklaim bendera Palestina telah "dihapus dengan AI". 

Namun, foto sampul yang awalnya dipublikasikan AFP itu tidak menampilkan bendera Palestina.

Bukan foto editan

AFP mempublikasikan foto tersebut pada tanggal 5 Agustus setelah Sheikh Hasina digulingkan dan melarikan diri dari negara tersebut (tautan arsip).

Foto itu juga diambil pada tanggal 5 Agustus, menurut keterangan foto.

"Para demonstran anti-pemerintah mengibarkan bendera nasional Bangladesh saat menyerbu istana Perdana Menteri Sheikh Hasina di Dhaka pada tanggal 5 Agustus 2024," tulis keterangan foto arsip AFP.

Image
Tangkapan layar foto arsip AFP

Fotografer KM Asad yang menjual foto tersebut kepada AFP mengonfirmasi bahwa bendera Palestina memang tidak terlihat di foto itu.

"Saya dapat meyakinkan anda bahwa ketika saya berada di tempat itu, tidak ada seorang pun di sana dengan dua bendera tergantung dan 'The Economist' tidak mengedit foto itu," tulis KM Asad dalam postingan di Instagram (tautan arsip).

Juru bicara The Economist juga mengatakan kepada AFP bahwa foto sampul itu "bukan foto editan".

Meskipun bendera Palestina tidak terlihat dalam foto sampul tersebut, bendera tersebut benar-benar dikibarkan saat penyerbuan rumah Hasina, seperti terlihat dalam foto lain yang diambil oleh KM Asad (tautan arsip). 

Video yang diposting secara online juga menunjukkan bendera Palestina di tempat kejadian (tautan arsip di sini dan di sini).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami