Vaksin yang dipakai untuk mencegah mpox bukan 'eksperimental'
- Diterbitkan pada hari Senin 02/09/2024 pukul 08:54
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Bersiaplah untuk omong kosong vaksin berikutnya, rezim sudah menyiapkan vaksin eksperimental, sama seperti dulu Covid, untuk penyakit LGBT Cacar Monyet / Monkeypox. Satu kata: TOLAK!!!” tulis sebuah postingan di X pada 15 Agustus.
Postingan tersebut menampilkan sebuah infografik tentang ketiga vaksin -- Imvamune, LC16M8 and ACAM 2000 -- yang dipublikasikan oleh Sindo News.
"3 calon vaksin cacar monyet RI. Sebagai strategi untuk mencegah penyebaran, pemerintah tengah berupaya menyediakan vaksin Monkeypox atau cacar monyet," tulis keterangan di dalam infografik itu.
Klaim serupa juga dibagikan di Threads dan Facebook.
Postingan ini beredar setelah pada tanggal 14 Agustus Badan Kesehatan Dunia menetapkan mpox sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional (tautan arsip).
Sejak Januari 2022 hingga Juni 2024, WHO mencatat 208 kematian akibat mpox dan 99.000 kasus di 116 negara.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan mengatakan terdapat 88 kasus mpox sejak kasus pertama di Indonesia ditemukan pada bulan Agustus 2022 (tautan arsip).
Vaksin-vaksin yang disebutkan dalam klaim tersebut sudah dipakai bertahun-tahun dan Indonesia sudah mulai mendistribusikan salah satu vaksin tersebut pada tahun 2023.
Badan Pengawas Obat dan Makanan menyampaikan bahwa mereka telah menyiapkan 7.600 dosis vaksin untuk mpox (tautan arsip).
Dalam sebuah siaran pers tanggal 28 Agustus, Prima Yosephine, Direktur Pengelolaan Imunisasi di Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa Indonesia saat ini telah menyiapkan vaksin Imvamune (tautan arsip). Pemerintah mendatangkan 2,000 dosis Imvamune saat pertama kali dipesan pada tahun 2022 (tautan arsip).
Genus virus yang sama
Menurut dokumen WHO yang dipublikasikan pada 23 Agustus 2024, ketiga vaksin tersebut -- Imvamune, LCI16M8 dan ACAM2000 awalnya dikembangkan untuk mencegah cacar, sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus variola (tautan arsip di sini, di sini dan di sini).
Vaksin-vaksin ini juga masih efektif dalam melawan virus-virus lain yang masuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae, seperti mpox.
"Mpox dan cacar itu disebabkan virus dari famili yang sama, poxviridae. Karena dua virus ini dekat, vaksin cacar masih efektif untuk mpox," Tri Yunis Miko Wahyono, seorang epidemiolog dari Universitas Indonesia, mengatakan kepada AFP (tautan arsip).
Di dunia, ada dua vaksin untuk mpox yang telah dipakai beberapa tahun belakangan; MVA-BN, yang diproduksi oleh perusahaan asal Denmark, Bavarian Nordic yang kemudian diberi merk Imvamune di Kanada; dan vaksin LC16m8 yang diproduksi di Jepang.
Amerika Serikat juga sudah menyetujui pemberian vaksin cacar generasi kedua yang bernama ACAM2000 (tautan arsip).
Klaim tak berdasar
WHO menegaskan bahwa kelompok yang paling banyak terpapar mpox adalah kelompok gay, biseksual dan lelaki yang melakukan hubungan seksual dengan lelaki, karena jaringan sosial mereka yang kecil dan erat berhubungan. Namun, itu tidak berarti infeksi virus ini hanya terbatas pada kelompok-kelompok ini saja.
Kementerian Kesehatan mengatakan vaksin mpox di Indonesia telah mulai disalurkan pada 23 Oktober 2023 dan diberikan pada kelompok-kelompok yang beresiko tinggi seperti mereka yang berhubungan dekat dengan pasien mpox dan laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki (tautan arsip).
Prima juga mengatakan bahwa "kelompok berisiko lainnya termasuk petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi, terutama di daerah yang ada kasus mpox, dan petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus mpox".
Richard Martinello, seorang spesialis penyakit menular di Universitas Yale mengatakan bahwa tidak ada penyakit menular di dunia "yang penularannya dibatasi oleh orientasi seksual seseorang" (tautan arsip).
“Kontak kulit yang dekatlah yang dapat menyebabkan penyebaran mpox, bukan orientasi seksual seseorang,” tambahnya.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami