Tidak ada korban jiwa dalam kebakaran pesantren pada bulan Juli di Kabupaten Bogor

  • Diterbitkan pada hari Rabu 09/10/2024 pukul 10:32
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Video yang direkam saat kebakaran melanda sebuah pesantren di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berkali-kali diunggah dengan klaim salah bahwa peristiwa itu terjadi di bulan September di Sukabumi dan merenggut nyawa lima santri. Polisi mengatakan bahwa kebakaran yang sebenarnya terjadi di bulan Juli tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Sementara itu, juru bicara yayasan pesantren yang dihubungi AFP mengungkapkan bahwa mereka tidak berlokasi di Sukabumi.

"Info terupdate 5 Santri tewas terbakar," tulis keterangan di postingan Facebook yang diunggah pada 18 September 2024.

Keterangan postingan juga mengeklaim bahwa kebakaran itu terjadi pada bulan September di sebuah pesantren di Caringin, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. "Gerombolan orang tak dikenal melemparkan beberapa molotov pada banyak kamar santri," tulisnya, dan kejadian itu "patut diduga teror Neo-Komunis."

Video berdurasi satu menit dan 53 detik itu menampilkan interior bangunan yang terbakar saat orang-orang berusaha memadamkan sisa-sisa api.

Image
Tangkapan layar unggahan salah, diambil pada 2 Oktober 2024

Klaim salah tersebut beredar di bulan peringatan pembunuhan enam jenderal Angkatan Darat pada September 1965, yang kemudian dikenal sebagai Gerakan September 30 (G30S) atau Gestapu (tautan arsip). Presiden Suharto kemudian menuding Partai Komunis Indonesia (PKI) hendak melakukan kudeta dan ada di balik gerakan ini.

Peristiwa ini diikuti oleh pembantaian sekitar setengah juta orang yang dianggap sebagai anggota dan simpatisan PKI antara bulan Oktober 1965 dan Maret 1966 (tautan arsip). Pembantaian ini menjadi fondasi propaganda anti-komunis yang berlangsung puluhan tahun selama pemerintahan diktator Soeharto.

Video sama juga dibagikan dengan klaim serupa di Facebook di sini, sini, dan sini.

Faktanya, rekaman video itu menunjukkan kejadian kebakaran di pesantren di Kabupaten Bogor pada bulan Juli yang tidak menimbulkan korban jiwa.

Kebakaran pesantren di bulan Juli

Suara lelaki bisa didengar di detik ke-13 di video yang dibagikan di postingan salah, yang mengatakan, "Rubath kebakaran. Habis. Kamar santri baru porak-poranda. Alhamdulillah enggak ada korban."

Pencarian lanjutan menggunakan kata kunci tertentu di Google menemukan artikel yang diterbitkan media yang terafiliasi dengan Polri, Media Cyber Bhayangkara, pada 5 Juli 2024 tentang kebakaran di Pesantren Rubath Nurul Fajri di Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat (tautan arsip).

Artikel tersebut menyertakan foto-foto tempat kejadian yang cocok dengan apa yang terlihat di video yang beredar di media sosial.

Berikut perbandingan tangkapan layar antara video pada postingan salah (kiri) dan foto yang dipublikasikan oleh Media Cyber Bhayangkara (kanan), dengan persamaan yang ditandai oleh AFP:

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video pada postingan salah (kiri) dan foto yang dipublikasikan oleh Media Cyber Bhayangkara (kanan), dengan persamaan yang ditandai oleh AFP

Artikel yang bersumber dari keterangan Humas Polres Bogor itu menuliskan bahwa timbul "kerugian material" namun tidak ada yang meninggal dalam kejadian tersebut. Polisi disebut masih menyelidiki sebab terjadinya kebakaran.

Humas Majelis Nurul Fajri Agus Nawawi mengatakan kepada AFP bahwa tidak ada yang meninggal dalam kebakaran itu. Ia menambahkan bahwa lokasi pesantren tempat kejadian ada di Kecamatan Caringin di Bogor, bukan di Caringin, Sukabumi.

Pencarian kata kunci lanjutan menemukan bahwa Tempo juga menerbitkan pernyataan dari Rubath Nurul Fajri tentang kebakaran tersebut lewat artikel cek fakta bertarikh 8 Juli 2024 (tautan arsip).

Pernyataan resmi dari pihak sekolah menyertakan rincian kerugian akibat kebakaran bulan Juli itu, termasuk rusaknya gedung dengan dua kamar, 12 ranjang, dan sejumlah barang milik santri.

Para santri dilaporkan sedang berada di aula untuk melaksanakan salat magrib saat kebakaran terjadi, sehingga tidak ada korban jiwa yang timbul.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami