
Ini video tersangka korupsi dari Kabupaten Musi Rawas, bukan penangkapan Ridwan Kamil
- Diterbitkan pada hari 27/03/2025 pukul 08:48
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Felix NATHANIEL, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Ridwan Kamil ditangkap," tulis keterangan postingan Facebook bertanggal 20 Maret 2025 yang telah dilihat lebih dari 54.000 kali. Video itu memperlihatkan petugas tengah menggiring seorang pria yang mengenakan masker dalam kondisi terborgol.
"Seret semuanya pak biar penjara berjamaah," tulis teks yang ditempelkan pada video tersebut.
Koran Jakarta Globe melaporkan bahwa petugas KPK menggeledah rumah Ridwan Kamil (RK) pada 10 Maret terkait terkait kasus korupsi di Bank Pembangunan Jawa Barat dan Banten (BJB) (tautan arsip).
Menurut pemberitaan tersebut, KPK menginvestigasi dugaan keterlibatan RK dalam perkara biaya iklan yang tidak sesuai di Bank BJB pada tahun 2021 hingga 2023 ketika RK masih menjabat gubernur Jawa Barat.
KPK telah menetapkan lima tersangka terhadap perkara tersebut. Berdasarkan rilis yang diterima AFP, nama RK tidak termasuk di dalamnya.

Postingan serupa di Facebook juga menyebut pria dalam klip yang beredar adalah RK. Namun, belum ada laporan resmi yang menyebut RK ditangkap oleh KPK.
"Tidak ada kegiatan dimaksud oleh KPK," kata juru bicara KPK, Tessa Mahardika, kepada AFP pada 24 Maret.
Penelusuran gambar terbalik menggunakan tangkapan layar video yang beredar menemukan foto kejadian yang mirip dalam laporan Antara bertanggal 11 Maret (tautan arsip).
Menurut laporan Antara, pria yang ditangkap tersebut adalah anggota DPRD Sumatera Selatan bernama Bachtiar. Politikus Partai Gerindra itu diduga terlibat korupsi terkait lahan sawit di daerah tersebut.

Pencarian dengan kata kunci tertentu juga menemukan laporan dari Kompas TV yang memperlihatkan penangkapan Bachtiar dari sudut yang berbeda (tautan arsip). Pada detik ke-23, klip itu memperlihatkan wajah Bachtiar tanpa mengenakan masker.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami