Video demo di AS dan Nepal diklaim salah sebagai unjuk rasa di Prancis

  • Diterbitkan pada hari 01/10/2025 pukul 07:17
  • Diperbarui pada hari 01/10/2025 pukul 07:39
  • Waktu baca 4 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Ratusan ribu orang turun ke jalan di berbagai daerah di Prancis untuk memprotes kebijakan pemotongan anggaran oleh pemerintahan Presiden Emmanuel Macron. Namun, beberapa video demo yang beredar tidak menunjukkan aksi protes di Prancis seperti diklaim oleh sejumlah postingan media sosial. Salah satu rekaman yang beredar menunjukkan aksi demo terhadap Presiden Donald Trump di Amerika Serikat (AS), sedangkan satu klip lainnya menunjukkan unjuk rasa di Nepal.

"Kacau, Ribuan Guru dan Buruh Demo di Paris," tulis postingan Instagram yang dibagikan pada 20 September 2025. 

Postingan tersebut menunjukkan kerumunan massa di sebuah jalan dilihat dari udara.

"Demonstrasi besar-besaran kembali mengguncang Prancis. Ribuan guru, buruh, dan pekerja dari berbagai sektor turun ke jalan, menuntut pembatalan kebijakan fiskal pemerintah dan perbaikan kondisi kerja," tulis keterangan postingan.

Image
Tangkapan layar postingan salah, diambil pada 24 September 2025, dengan tanda silang merah yang telah ditambahkan oleh AFP

Ratusan ribu orang melakukan demo di berbagai kota di Prancis pada  tanggal 18 September, yang cukup memengaruhi sebagian besar aktivitas warga hari itu (tautan arsip). Aksi tersebut digelar sebagai bentuk protes terhadap rencana anggaran pemerintah yang dirancang untuk mengurangi utang negara yang membengkak.

Menanggapi seruan serikat pekerja, para pengunjuk rasa menggelar aksi sehari penuh yang diwarnai bentrokan dengan polisi. Hal ini mengakibatkan transportasi umum terhenti dan sekolah-sekolah ditutup.

Protes tersebut menyasar Presiden Prancis Emmanuel Macron yang popularitasnya kian merosot dalam 18 bulan sisa masa jabatannya.

Video dengan klaim yang sama juga beredar di postingan lain di TikTok, juga dalam bahasa Inggris.

Video lain beredar di Facebook berisi tiga klip berbeda yang masing-masing menunjukkan kerumunan massa pendemo, polisi yang tengah bersitegang dengan sekelompok orang, dan sebuah restoran yang terbakar.

"Setelah Nepal kini Paris mengikuti jejak Indonesia. Prancis juga membara. Demonstrasi yang didominasi gen Z akibat efisiensi anggaran dan pajak yang tinggi," tulis teks yang ditempelkan pada video tertanggal 13 September tersebut.

Image
Tangkapan layar postingan salah, diambil pada 25 September, dengan tanda X merah oleh AFP

Namun, video-video yang menyebar tersebut tidak terkait satu sama lain.

Demo 'No Kings' di Los Angeles

Penelusuran dengan metode gambar terbalik di Google mengarahkan pada rekaman drone yang diunggah pada 15 Juni 2025 (tautan arsip). Rekaman itu diunggah oleh seorang pengguna Instagram yang mendeskripsikan dirinya sebagai seorang pembuat film di Los Angeles.

"Protes 'No Kings' hari ini, di Los Angeles. 14 Juni 2025," tulis keterangan dalam postingan itu. 

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video di postingan salah (kiri) dan rekaman yang diunggah di Instagram (kanan)

Ratusan ribu massa demo "No Kings" memadati jalan-jalan di seluruh AS untuk  mengecam apa yang mereka sebut sebagai "otoritarianisme dan politik yang mengutamakan miliarder" ala Trump (tautan arsip di sini dan sini).

Demo tersebut bertepatan dengan parade yang sebenarnya dimaksudkan untuk memperingati berdirinya Angkatan Darat AS, yang bertepatan dengan ulang tahun Trump ke-79.

Bangunan-bangunan yang tampak di dalam video di postingan salah sama bentuknya dengan tayangan Google Street View di Jalan Broadway, Los Angeles (tautan arsip).

Image
Tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan tayangan Google Street Views (kanan) dengan bagian-bagian mirip yang ditandai oleh AFP

Demo Nepal

Penelusuran gambar terbalik lainnya menemukan bahwa klip pertama pada video kompilasi pernah diunggah di TikTok pada 8 September (tautan arsip).

"Saya di sini untuk mendukung demonstrasi Gen Z yang masih berlangsung. Mari bersatu mengatakan TIDAK pada penggunaan uang pajak kita untuk flexing dan bergaya hidup mewah," tulis keterangan pada video tersebut.

"Uang jerih payah warga Nepal seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyatnya, bukan untuk pamer."

Demonstrasi menentang praktik korupsi yang dimotori oleh generasi muda di Nepal dimulai pada tanggal 8 September (tautan arsip). Demo tersebut meluas setelah adanya larangan penggunaan media sosial, tetapi kemarahan masyarakat dipicu oleh korupsi dan permasalahan ekonomi sejak lama.

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video di postingan salah (kiri) dan video TikTok (kanan)

Rekaman itu juga sesuai dengan foto yang diambil AFP pada saat demonstrasi.

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video di postingan TikTok (kiri) dan foto AFP saat protes di Nepal (kanan) dengan bagian yang serupa ditandai oleh AFP

Klip kedua pernah dibagikan di X pada 3 April oleh akun Enzo Rabouy yang mendeskripsikan dirinya sebagai jurnalis lepas (tautan arsip).

"Petugas CRS (polisi anti huru-hara Prancis) secara brutal memukuli pelajar yang berkumpul menentang adanya pemotongan anggaran di Paris," tulis keterangan video dalam bahasa Prancis.

Image
Perbandingan tangkapan layar video di postingan salah (kiri) dan video X (kanan)

AFP juga berada di tempat kejadian untuk meliput intervensi polisi selama demonstrasi menentang pemotongan anggaran di kampus-kampus di Paris pada tanggal 3 April 2025 (tautan arsip). 

Sementara itu, klip ketiga di video yang beredar cocok dengan video AFP yang lebih panjang tentang sebuah gedung di Paris yang terbakar saat demonstrasi bertajuk "block everything" pada tanggal 10 September (tautan arsip di sini dan sini).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami