Video menunjukkan festival memancing di Nigeria, bukan konflik di Sudan
- Diterbitkan pada hari 25/11/2025 pukul 07:39
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Chayanit ITTHIPONGMAETEE, AFP Thailand
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Konflik di Sudan semakin meningkat di bulan Oktober setelah kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) -- yang berperang melawan militer pemerintah -- merebut kota El-Fasher. Namun, video yang menunjukkan orang-orang berlarian menuju sungai tidak terkait dengan perang tersebut seperti diklaim sejumlah postingan media sosial. Rekaman itu memperlihatkan festival memancing di Nigeria pada Maret 2020.
"Banyak saudara kita di Sudan yang dipaksa masuk ke air" tulis takarir video TikTok yang dibagikan pada tanggal 9 November 2025.
"Mereka digunakan oleh para pasukan RSF yang didanai UEA."
Video menunjukkan kerumunan orang yang berlari ke arah sungai sambil memegang jaring-jaring berwarna putih.
Puluhan ribu orang telah terbunuh dan hampir 12 juta lainnya terpaksa mengungsi sejak perang antara tentara Sudan dan RSF pecah pada April 2023 (tautan arsip).
Pada akhir Oktober, kelompok RSF merebut El-Fasher, setelah pengepungan selama 18 bulan yang ditandai oleh laporan pembunuhan massal dan kekerasan seksual.
Klaim serupa juga telah dibagikan dalam Bahasa Thai, Inggris dam Filipina.
Namun, video tersebut tidak terkait dengan krisis di Sudan.
Festival memancing di Nigeria
Pencarian gambar terbalik menggunakan potongan gambar video yang beredar menemukan klip identik yang diunggah di X oleh akun resmi Kementerian Federal Informasi dan Orientasi Nasional Nigeria pada tanggal 14 Maret 2020 (tautan arsip).
Keterangan postingan berbunyi: "Ribuan nelayan telah hadir! Setelah 11 tahun, Grand Final Festival Perikanan dan Budaya Internasional Argungu dimulai! #ArgunguFishingFestival2020."
Pada detik ke 0:15 terlihat poster bertuliskan "Pemenang AIFCF 2020".
AIFCF -- yang tedaftar di UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda pada tahun 2016 -- adalah acara tahunan yang dilaksanakan selama empat hari pada sekitar bulan Februari dan Maret di Negara Bagian Kebbi di Nigeria (tautan arsip). Perhelatan ini menyajikan acara memancing, balap kano, gulat, pertunjukan musik, dan masih banyak lagi.
Pada tahun 2020, AFP melaporkan bahwa festival tahun 2020 menandai pertama kali acara itu diselenggarakan lagi setelah ditangguhkan selama lebih dari satu dekade karena masalah keamanan di wilayah utara Nigeria (tautan arsip). Presiden Nigeria saat itu, Muhammadu Buhari, menggambarkan kembalinya festival itu sebagai simbol membaiknya keamanan nasional dan usaha untuk mempromosikan persatuan budaya (tautan arsip).
AFP juga mengambil foto dan video pada festival itu (tautan arsip).
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami