Foto ini menunjukkan Kantor Bupati Jayawijaya yang dibakar saat demo tahun 2019
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 02/10/2020 pukul 12:00
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Foto itu muncul di Facebook di sini pada tanggal 24 September 2020.
Foto tersebut memperlihatkan Kantor Bupati Jayawijaya dilalap api.
Status unggahan itu berbunyi: “KANTOR BUPATI JAYAWIJAYA WAMENA
“DI BAKAR HABIS OLEH WARGA MASYARAKAT PENOLAKAN OTSUS JILID II
23/09/2020.
“PAPUA MERDEKA.”
Wamena adalah ibu kota Kabupaten Jayawijaya.
Otonomi khusus adalah kewenangan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada Provinsi Papua dan Papua Barat sejak tahun 2001 untuk mengatur kepentingan masyarakat setempat berdasarkan aspirasi dan hak-hak dasar orang Papua. Akan tetapi, banyak masyarakat Papua yang menentang kelanjutan otonomi khusus karena dinilai tidak efektif untuk membangun daerah mereka.
Sekelompok mahasiswa dari beberapa daerah di Papua berunjuk rasa pada akhir September 2020 menolak kelanjutan otonomi khusus, seperti yang dilaporkan oleh harian berbahasa Inggris The Jakarta Post dan kantor berita Antara.
Foto yang sama telah dibagikan lebih dari 250 kali di Facebook di sini, di sini, di sini dan di sini, dengan klaim serupa.
Namun, klaim itu salah.
Pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan foto AFP ini, yang menunjukkan sisa gedung kantor Bupati Jayawijaya yang terbakar tertanggal 24 September 2019.
Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Foto kantor pemerintah yang terbakar yang diambil di Wamena pada tanggal 24 September 2019, di mana ratusan orang berdemonstrasi dan membakar kantor tersebut dan bangunan lain sehari sebelumnya. Lebih dari dua lusin orang tewas dalam kerusuhan di wilayah Papua yang bergolak di Indonesia, kata pihak berwenang pada tanggal 24 September, ketika ribuan orang melarikan diri ke tempat-tempat penampungan menyusul kekerasan di mana warga sipil dibakar hidup-hidup di gedung-gedung yang dibakar oleh para pengunjuk rasa.”
Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto AFP (kanan):
Tribunnews.com mengunggah rekaman video aksi unjuk rasa tersebut di saluran YouTubenya di sini pada tanggal 23 September 2019 dengan judul: “Pengunjuk Rasa Masuk ke Komplek Kantor Bupati Wamena dan Bakar Bangunan.”
Aksi unjuk rasa yang berakhir ricuh serta pembakaran Kantor Bupati Jayawijaya juga dilaporkan oleh AFP di sini dan The Jakarta Post di sini pada tanggal 23 September 2019.
Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengonfirmasi kepada AFP lewat telepon pada tanggal 2 Oktober 2020 bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 23 September 2019 dan gedung kantor bupati terbakar habis.
“Bangunan yang sudah terbakar habis dirobohkan semua, diratakan hampir dua bulanan kemudian,” katanya. “Selain itu tidak ada demonstrasi tahun ini di Wamena akhir-akhir ini.”
Hanya bangungan berkubah yang masih terlihat berdiri kokoh, seperti terlihat di foto-foto yang dipublikasikan oleh Antara di sini dan Papua Inside di sini.
Kontrak untuk merekonstruksi bangunan tersebut baru ditandatangani pada tanggal 14 September 2020, menurut laporan LPSE Kabupaten Jayawijaya di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami