Hoaks lama muncul kembali di media daring tentang NASA yang merilis zodiak ke-13 ‘Ophiuchus’
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 24/07/2020 pukul 11:40
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Taylor THOMPSON-FULLER, AFP Selandia Baru dan Kepulauan-Kepulauan Pasifik, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Salah satu unggahan itu dibagikan di Facebook di sini pada tanggal 23 Juni 2020 dan telah dibagikan lebih dari 60 kali.
Sebagian status unggahan itu berbunyi: “Zodiak Baru ophichus⛎(30 November-17 Desember)
“Didalam zodiak terbaru yang dirilis oleh NASA terdapat zodiak baru Yakni Ophichus.
“Sebenarnya Ophichus sudah lama ditemukan tetapi ditolak karna dianggap merusak penandaan zodiak lain. Ophichus digambarkan dengan seorang pria dan ular yang besar dan karakter zodiak ini tak jauh seperti Scorpio dan sagitarius.”
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:
Status unggahan itu juga mencantumkan tanggal lahir yang sesuai dengan 12 zodiak, dengan satu tambahan, “Ophiuchus”, yang konon ditujukan untuk orang yang lahir pada atau antara 29 November dan 17 Desember.
Zodiak itu dibuat sekitar 3.000 tahun yang lalu pada zaman Babilonia, sebuah peradaban kuno, untuk menggambarkan rasi bintang yang terletak di sepanjang jalur yang sama dengan matahari, menurut NASA.
Klaim serupa telah beredar setidaknya sejak tahun 2019 di antara pengguna Facebook di Indonesia di sini dan di sini.
Sementara itu, unggahan dengan klaim dalam bahasa Inggris telah beredar setidaknya sejak tahun 2016 Facebook di sini serta di Twitter di sini dan di sini; dalam bahasa Thailand di sini dan di sini. Seluruh unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 6.600 kali.
Namun, klaim itu salah.
NASA membantah klaim tersebut via Twitter pada tanggal 17 Juli 2020 di sini. Sebagian cuitan NASA itu jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berbunyi: “Tidak, kami tidak mengubah zodiak. Ketika bangsa Babilonia menemukan rasi bintang [zodiak] 3.000 tahun yang lalu, mereka memilih untuk meninggalkan zodiak ke-13. ”
NASA sebelumnya telah mengklarifikasi kesimpangsiuran mengenai “Ophiuchus” di artikel blog bulan September 2016 ini. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, klarifikasi itu berbunyi: “Di sini di NASA, kami mempelajari astronomi, bukan astrologi. Kami tidak mengubah tanda zodiak. Astronomi adalah studi ilmiah tentang segala sesuatu di luar angkasa. Astrologi, sementara itu, adalah sesuatu yang lain. Itu adalah keyakinan bahwa posisi bintang dan planet dapat memengaruhi hal ihwal manusia. Astrologi tidak dianggap sebagai sains.”
NASA mengatakan orang-orang Babilonia memilih 12 rasi bintang di zodiak dan menetapkan setiap zodiak pada bulan tertentu dalam kalender 12 bulan mereka. “Menurut cerita kuno bangsa Babilonia sendiri, ada 13 rasi bintang di zodiak. Jadi mereka memilih satu, Ophiuchus, untuk keluar,” tambah NASA.
Badan antariksa itu menjelaskan di sini meskipun Ophiuchus dihilangkan oleh orang Babilonia demi “pencocokan yang rapi dengan kalender 12 bulan mereka”, bagaimanapun juga Ophiuchus selaras dengan matahari selama sekitar 18 hari setiap tahun.
Misinformasi tentang zodiak ke-13 telah beredar online setidaknya sejak tahun 2011, seperti dilansir oleh BBC di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami