
Video ini telah beredar di unggahan lama tentang pertunjukan teater jalanan di Afganistan
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari 01/09/2021 pukul 10:50
- Diperbarui pada hari 01/09/2021 pukul 11:02
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Warga sipil yang tidak mendukung Taliban, di bantai secara keji," bunyi status unggahan Facebook ini tertanggal 20 Agustus 2021.
Konon video itu memperlihatkan "warga sipil yang ingin meninggalkan Afghanistan dicegat dan dieksekusi".
Video berdurasi lebih dari enam menit itu menunjukkan seorang pria yang berbicara dengan menggunakan mikrofon di depan khalayak ramai. Beberapa pria bersenjata menembakkan senjata mereka ke mobil yang lewat sebelum seorang pria berlumuran darah diseret keluar.
Kemudian, sekelompok pria dengan tangan di atas kepala dipaksa berlutut di samping beberapa orang yang tergeletak di jalan.

Video yang sama telah ditonton lebih daripada 5.900 kali setelah dibagikan dengan klaim serupa di Facebook di sini, di sini dan di sini; serta di Twitter di sini.
Video itu beredar setelah Taliban menguasai Afganistan di bulan Agustus 2021, yang memicu kekhawatiran tentang hak asasi manusia di bawah pemerintahan kelompok yang terkenal akan sistem peradilan yang brutal saat berkuasa dari tahun 1996 sampai 2001.
Akan tetapi, klaim itu salah.
Pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan video yang sama diunggah di sini pada tanggal 25 September 2019 di saluran YouTube akun yang bernama Afghan International.
Diterjemahkan dari bahasa Persia, judul unggahan itu berbunyi: "Bagaimana Taliban menembaki orang yang berpergian di Jalrez! Afghan International".
Keterangan videonya berbunyi: "Bagaimana Taliban menembaki orang-orang yang berpergian di Jalrez! Pertunjukan para seniman tentang bagaimana Taliban memblokir jalan. Lihat selengkapnya di video".
Human Rights Watch melaporkan di bulan September 2019 seorang aktivis hak asasi manusia Abdul Samad Amiri diculik dan dibunuh saat berpergian melalui Jalrez, distrik yang berjarak 60 kilometer dari Kabul.
Media lokal di Afghanistan melaporkan pasukan Taliban "mengusik" penduduk setempat yang berpergian di daerah tersebut.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video Afghan International (kanan):

Foto yang menunjukkan adegan yang mirip dengan video di unggahan menyesatkan diunggah di sini di laman Facebook Ghan TV Australia pada tanggal 16 September 2019.
Diterjemahkan dari bahasa Persia, keterangan postingan itu berbunyi: "Warga Kabul bagian barat menampilkan pertunjukan penyanderaan di Jalrez.
"Anggota Dewan Tinggi Perdamaian terlibat dalam ketidakamanan di Jalrez. Puluhan warga Kabul bagian barat menyerukan diakhirinya ketidakamanan dan penyanderaan di sekitar jalan raya Jalrez-Maidan Wardak dengan menampilkan teater jalanan".
Foto lainnya yang juga menunjukkan adegan serupa diterbitkan di sini di laporan tertanggal 17 September 2019 oleh media Afganistan, Etilaatroz dengan judul, "'Lembah Kematian': Mengapa Jalrez tidak dibuat aman?"
Keterangan foto itu berbunyi: "Sebuah gerakan simbolis oleh sejumlah aktivis sipil Kabul sehubungan dengan pembunuhan warga sipil yang berpergian di Jalrez."
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami