Ini foto remaja Afganistan, bukan 'cucu Saddam Hussein'

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Rabu 05/10/2022 pukul 15:54
  • Waktu baca 4 menit
  • Oleh: AFP Indonesia, AFP Malaysia
Foto seorang remaja laki-laki beredar di berbagai postingan media sosial dengan klaim foto itu menampilkan Mustafa Hussein, cucu pemimpin Irak Saddam Hussein. Mustafa juga diklaim menewaskan 14 prajurit Amerika dalam baku tembak yang membunuh ayah dan pamannya. Namun, klaim itu salah. Steve McCurry, fotografer Amerika yang mengambil foto tersebut, mengatakan bahwa itu adalah foto seorang pejuang Afganistan. Empat tentara Amerika Serikat terluka dalam serbuan bulan Juli 2003 yang membunuh Mustafa, ayahnya serta pamannya, menurut komandan militer Amerika Serikat di Irak saat itu.

Foto remaja yang memegang sebuah senapan dengan seekor anjing diunggah pada tanggal 25 April 2022 di Facebook di sini, yang telah dibagikan setidaknya 20 kali.

Status unggahan itu berbunyi: "Bocah paling pemberani dalam sejarah?! Bocah laki-laki ini adalah Mustafa Saddam Hussein dari Irak. Cucu Saddam Hussein berusia 14 tahun ini, dengan senapan otomatis di tangannya, adalah orang paling terakhir yang melawan tentara Amerika Serikat dalam penyerbuan kediaman mewah Sheikh Navajfa Zeidan (di Mosul, 31 Juli 2003[1] , Penerj.). Saat itu ia merupakan satu-satunya penghuni rumah yang masih hidup, dan di sebelahnya terbujur mayat ayahnya Qusay, pamannya Uday, dan pengawal mereka Abdel-Samad.

"Menurut kesaksian tentara Amerika Serikat yang turut dalam operasi tersebut, ketika mereka menerobos masuk ke dalam rumah, Mustafa Hussein menghujani mereka dengan tembakan dari sebuah senapan mesin.

"Pasukan Amerika Serikat yang berjumlah 400 orang memblokirnya. Setelah tentara penyerbu membunuh paman dan sang ayah di depan matanya, sang bocah balas menembak dan menewaskan 14 prajurit infanteri Amerika dengan senapannya. Baku tembak dengan cucu Saddam Hussein tersebut berlangsung sekitar enam jam.

"Ketika tentara Amerika Serikat membunuh Mustafa, mereka kaget karena mengetahui baru saja melawan hanya satu orang begitu lama. Mereka semakin terkejut begitu mengetahui bahwa orang tersebut masih seorang bocah.

"Di akhir artikel tentang Mustafa di New York Times, jurnalis Robert Eysk menulis:
'Andai saja kita memiliki seseorang seperti bocah ini, kita akan membangun monumen untuknya di setiap kota.' Keberaniannya akan terus diceritakan di mana-mana, dan ia akan menjadi contoh bagi generasi muda yang ingin meniru keberanian tersebut."

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil pada tanggal 5 Oktober 2022

Diktator Irak Saddam Hussein ditangkap pada bulan Desember 2003, beberapa bulan setelah invasi militer Amerika Serikat menggulingkannya dari puncak kekuasaan.

Ia dieksekusi mati tiga tahun kemudian, pada bulan Desember 2006, setelah pengadilan menetapkan ia terbukti bersalah atas kejahatan terhadap kemanusiaan.

Dua putra Saddam, Uday dan Qusay Hussein, terbunuh dalam serbuan militer di kota Mosul, di Irak, pada bulan Juli 2003, yang juga menewaskan anak laki-laki Qusay, Mustafa Hussein, yang berumur 14 tahun dan seorang pengawal pribadi.

Menurut pejabat militer AS, Mustafa -- yang dipercayai sebagai orang terakhir tewas dalam baku tembak yang berlangsung berjam-jam itu -- masih terus menembaki tentara Amerika bahkan setelah ayah dan pamannya terbunuh.

Foto yang sama juga telah muncul dengan klaim serupa di unggahan Facebook lainnya di sini, di sini dan di sini.

Foto itu tersebar dengan klaim dalam bahasa Malaysia dan bahasa Inggris.

Namun, klaim tersebut salah.

'Pejuang Afganistan'

Menggunakan kombinasi penelusuran gambar terbalik dan pencarian kata kunci, AFP menemukan bahwa foto itu sebelumnya diunggah oleh Steve McCurry, fotografer kenamaan asal Amerika, pada tanggal 14 Agustus, 2017, di akun Instagramnya di sini.

Di keterangan unggahannya, McCurry menulis: "Potret seorang pejuang Afganistan ini akan ada di buku baru saya, AFGHANISTAN, yang akan diterbitkan @taschen di bulan September."

McCurry, fotografer yang mendapat berbagai penghargaan, terkenal dengan karya fotonya "Gadis Afganistan".

Taschen, penerbit buku di Jerman, mengonfirmasi kepada AFP bahwa foto tersebut memang ada di dalam buku foto McCurry berjudul "Afghanistan", yang terbit pada tahun 2017.

Serbuan militer AS

Meski pejabat AS percaya bahwa Mustafa Hussein terus menembak sepanjang serbuan militer yang akhirnya membunuh dirinya, ayahnya dan pamannya tersebut, remaja itu tidak membunuh 14 tentara Amerika.

Dalam video konferensi pers pada tanggal 23 Juli 2003, bisa ditonton di situs web C-Span di sini, komandan pasukan koalisi AS di Irak saat itu, Letnan Jenderal Ricardo Sanchez, memberikan rincian tentang serbuan di Mosul pada sehari sebelumnya.

Dia mengatakan baku tembak itu menewaskan empat orang di dalam rumah yang dikepung dan melukai empat tentara Amerika.

Pada menit ke-9:45 video tersebut, Sanchez menjelaskan kronologi bagaimana empat tentara itu terluka ketika mereka berusaha memasuki lantai dua rumah. "Pada titik ini, pasukan kami mundur," katanya.

Sebuah rudal anti tank diluncurkan pada pukul 1 siang saat pasukan kembali memasuki rumah tersebut, menewaskan tiga orang dewasa, kata Sanchez.

Ketika pasukan berusaha memasuki rumah untuk ketiga kalinya, mereka menembak mati orang keempat yang melancarkan tembakan dari lantai kedua, kata Sanchez pada menit ke-13:50 video tersebut.

Pasukan koalisi "selesai mengamankan gedung sekitar pukul 1400 kemarin", ujar komandan itu.

Dalam liputan tentang serbuan tersebut, media Amerika -- seperti ini, ini dan sini -- melaporkan bahwa ada empat prajurit yang terluka dan empat yang terbunuh adalah Uday, Qusay, Mustafa dan seorang pengawal.

Jurnalis New York Times

Nama Mustafa, yang juga dieja Mustapha, Hussein disebutkan dalam beberapa laporan surat kabar New York Times antara bulan Juli 2003 dan bulan Agustus 2007 -- ini, ini, ini, ini dan ini -- tetapi tak ada satu pun laporan yang ditulis oleh jurnalis bernama "Robert Eysk".

Pencarian daring tidak menemukan hasil apa pun tentang wartawan New York Times dengan nama tersebut.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami