Jari pria ini menghitam karena ia tertular penyakit sampar setelah digigit kucing
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 27/09/2019 pukul 09:30
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Artikel blog tertanggal 16 September 2019 ini menampilkan sebuah foto pria kulit putih yang jari tangannya menghitam sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit.
Berikut tangkapan layar artikel blog menyesatkan itu:
Judul artikel tersebut berbunyi: “Setelah Membakar Al-Quran Jari Tangan Pria Ini Menghitam dan Membusuk Mengeluarkan Bau Menjijikan.”
Tiga paragraf pertama artikel tersebut berbunyi: “Azab yang sangat pedih menimpa seorang warga negara Amerika. Karena merobek-robek dan membakar Al-qur’an, dia terkena penyakit yang sangat misteri.
“Semua jari di kedua tangannya melepuh, membusuk, dan menghitam. Selain itu, pada lukanya tersebut juga menimbulkan aroma yang tak sedap.”
“‘Seperti bau busuk,’ kata seorang dokter di Hospital of the University of Pennsylvania, tempat pria itu dirawat.”
Foto yang sama juga diunggah di blog lain dengan klaim yang sama, seperti di sini, di sini, di sini, dan di sini.
Tautan blog-blog tersebut juga dibagikan di Facebook di sini dan di sini, di mana postingan itu dibagikan lebih dari 270 kali.
Foto yang sama juga muncul di YouTube dengan klaim yang sama di sini dan telah ditonton lebih dari 300.000 kali.
Klaim itu salah; pria yang digambarkan di artikel blog tersebut adalah seorang pasien di sebuah rumah sakit di Oregon yang tertular penyakit sampar, atau pes, setelah tangannya digigit kucing.
Pencarian gambar terbalik di Google dan Yandex dilanjutkan dengan pencarian kata kunci di Google menemukan artikel The Guardian ini tertanggal 18 Juli 2012.
Berikut tangkapan layar laporan The Guardian:
Diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia, artikel The Guardian tersebut berjudul: “Pria Oregon pulih dari kasus sampar yang langka.”
Sub-judul laporan tersebut berbunyi: “Paul Gaylord tidak lagi dalam kondisi kritis tetapi khawatir dengan kondisi jari tangan dan kaki setelah tertular sampar dari kucing.”
Laporan The Guardian menyatakan bahwa penyakit itu “disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis”.
Diwawancara oleh The Guardian pada tanggal 31 Januari 2014, Gaylord menceritakan bahwa dia tertular sampar setelah digigit kucingnya Charlie. Setelah itu, dia berkata, “Saya koma selama 27 hari dan tangan serta kaki saya bengkak dan menghitam saat itu.”
Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, laman di situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menyatakan: “Sampar adalah penyakit yang menyerang manusia dan mamalia lainnya yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Manusia biasanya terkena sampar setelah digigit kutu hewan pengerat yang membawa bakteri sampar atau karena menangani hewan yang terinfeksi sampar.”
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami