Foto itu menunjukkan menteri Uni Emirat Arab menghadiri peresmian gereja di Abu Dhabi

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Senin 30/09/2019 pukul 05:00
  • Diperbarui pada hari Senin 10/05/2021 pukul 04:15
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Satu foto yang menunjukkan seorang pria yang mengenakan jubah dan serban tradisional Arab berjalan di dalam gereja dengan seorang pendeta Kristen dan satu foto lainnya yang menunjukkan jemaat dan seorang pendeta telah diunggah dan dibagikan di Facebook ribuan kali dengan klaim kedua gambar itu menampilkan raja Saudi meresmikan gereja. Klaim itu salah: foto pertama menunjukkan seorang menteri dari Uni Emirat Arab meresmikan gereja di Abu Dhabi sedangkan foto yang lainnya menunjukkan seorang pendeta Kuwait di gerejanya.

Unggahan yang diunggah pada tanggal 20 September 2019 dan telah dibagikan lebih dari 3.300 kali di Facebook memuat dua gambar: foto pertama menunjukkan seorang pria yang mengenakan jubah dan serban tradisional Arab berjalan di dalam gereja dengan beberapa pendeta Kristen sedangkan foto yang kedua menunjukkan seorang pendeta Kristen dan jemaatnya. 

Status unggahan menyesatkan tersebut berbunyi:
“Peresmian gereja di Saudi dilakukan langsung oleh Raja. Setiap warga diberi kebebasan beribadah dan membangun tempat ibadah sesuai keyakinan masing-masing tanpa ada intimidasi dari golongan manapun. 
Tuhan memberkati Saudi Arabia.” 

Berikut tangkapan layar unggahan yang menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar unggahan yang menyesatkan

Logo AFP terlihat di bagian kiri bawah foto pertama.

Kedua foto juga diunggah dengan klaim yang mirip di Facebook di sini, di sini dan di sini, di mana postingan itu dibagikan lebih dari 1.000 kali.

Pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan foto AFP ini yang diambil pada tanggal 11 Juni 2015. 

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, keterangan foto dalam bahasa Inggris tersebut berbunyi: “Menteri pemuda, kebudayaan dan pengembangan masyarakat Uni Emirat Arab Sheikh Nahayan bin Mubarak Al-Nahayan (tengah kiri) dan Menteri Luar Negeri Vatikan, Kardinal Pietro Parolin (tengah kanan) menghadiri upacara pembukaan Gereja Katolik kedua yang didedikasikan untuk St Paul di distrik industri Abu Dhabi, Mussafah, pada tanggal 11 Juni 2015.” 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto pertama unggahan menyesatkan (kiri) dan foto AFP (kanan): 

Image
Tangkapan layar foto pertama unggahan menyesatkan (kiri) dan foto AFP (kanan)

Pencarian gambar terbalik di Google untuk foto kedua menemukan artikel Al Arabiya ini tertanggal 25 Desember 2017. Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, judul artikel tersebut berbunyi:
“Melihat lebih dalam komunitas Kristen asli Kuwait.”

Artikel itu memuat sebuah foto dengan kredit ke kantor berita Reuters. Keterangan foto tersebut berbunyi: “Pendeta Kristen pertama Amanuel Benjamin Ghareeb berdoa pada tanggal 8 Januari 1999 sementara istri dan anak-anaknya berdiri di bangku gereja di belakangnya.” 

Foto yang sama juga ditemukan di situs Reuters di sini, dari tahun 1999. 

Diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, keterangan foto itu berbunyi: “Warga negara Kuwait Emmanuel Benjamen al-Gharib (tengah) berdoa pada tanggal 8 Januari, sementara istri dan anak-anaknya berdiri di bangku gereja di belakangnya sesaat sebelum upacara yang emosional digelar untuk menunjuk dirinya sebagai pendeta dan pastor Gereja Evangelis Nasional Kuwait. Warga negara Teluk Arab itu memakai serban tradisional dan banyak orang-orang non-Kristen datang untuk menghadiri upacara tersebut, yang perdana di daerah Muslim konservatif di Teluk Arab.”

Berdasarkan situs gereja itu, Gereja Evangelis Nasional Kuwait terletak di Kota Kuwait. 

Berikut perbandingan tangkapan layar foto kedua di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di laporan Al Arabiya (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar foto kedua di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di laporan Al Arabiya (kanan)
Koreksi: Laporan ini diperbarui pada tanggal 10 Mei 2021 untuk membetulkan nama jabatan Kardinal Pietro Parolin.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami