Lima dari tujuh foto yang diunggah menunjukkan Jepang pasca Topan Etau tahun 2015

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Jumat 25/10/2019 pukul 08:30
  • Waktu baca 5 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Tujuh foto telah dibagikan di Facebook dan diklaim menunjukkan banjir setelah Topan Hagibis melanda Jepang di bulan Oktober 2019. Klaim tersebut menyesatkan; lima dari tujuh foto yang diunggah diambil sesaat setelah Topan Etau melanda Jepang di bulan September 2015.

Unggahan Facebook ini telah dibagikan lebih dari 200 kali sejak diunggah tanggal 14 Oktober 2019.

Unggahan itu berisi tujuh foto yang memperlihatkan air banjir merendam sebuah kompleks perumahan dan penyeberangan bawah tanah.

Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan

Status unggahan menyesatkan itu tertulis: “Viral, Banjir di Jepang Airnya Jernih dan Tak Ada Sampah

“INTERNASIONAL - Sikap disiplin warga Jepang soal kebersihan kini menjadi sorotan dunia. Karena disiplin kebersihan, air banjir di Jepang berbeda dengan banjir di negara lainnya.

“Tidak keruh dan cokelat, air banjir di Jepang justru berwarna jernih seperti air kolam renang.

“Hal itu diketahui usai Tokyo, Jepang dilanda badai topan hagibis Minggu (13/10/2019) dini hari.

“Di media sosial, foto-foto kota Tokyo yang dilanda banjir viral.

“Di foto yang dibagikan Park terlihat satu perumahan di Jepang terendam banjir semata kaki.

“Namun, air yang menggenai berwarna biru seperti sungai. Tidak terlihat juga sampah melewati genangan air tersebut. (*/Tribunnews)”. 

Foto-foto itu juga dibagikan di sini, di sini dan di sini dengan klaim serupa.

Beberapa foto itu juga telah dipublikasikan oleh Tribunnews tanggal 19 Oktober 2019 dengan klaim yang mirip dan bisa dilihat di sini.

Postingan Twitter tanggal 16 Oktober 2016 ini mengunggah beberapa foto tersebut dengan klaim yang mirip dalam bahasa Inggris; cuitan itu telah dibagikan lebih dari 45.600 kali. 

Topan Hagibis, yang melanda Jepang pada tanggal 12 Oktober 2019, telah menelan sekurangnya 74 korban jiwa, menurut salah satu laporan AFP  di sini.

Klaim di unggahan tersebut menyesatkan; dua dari foto-foto itu benar diambil setelah Topan Hagibis menghantam Jepang di bulan Oktober 2019, tetapi lima lainnya diambil setelah Topan Etau melanda Jepang di bulan September 2015.

Pencarian gambar terbalik di Google dan penelusuran dengan sejumlah kata kunci di Google menemukan bahwa lima dari ketujuh foto yang diunggah telah beredar di sejumlah laporan media di bulan September 2015.

Berita tanggal 10 September 2015 di CRI Online, media milik pemerintah Cina, berisi tiga foto yang sama seperti terlihat di unggahan Facebook menyesatkan itu.

Berikut tangkapan layar berita CRI Online itu:

Image
Tangkapan layar berita CRI Online

Jurnalis AFP di biro Hong Kong yang bisa berbahasa Cina telah menganalisa berita di portal CRI online itu. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, judul berita itu artinya: “Topan Etau tiba di Jepang, air hujan masuk hingga ke tempat penyeberangan bawah tanah dan mengubahnya menjadi kolam renang (foto-foto).”

Sementara terjemahan keterangan foto-foto itu adalah: “Menurut media Jepang, Topan Etau Nomor 18 tahun ini menjangkau prefektur Aichi di pagi hari tanggal 9 September. Dikarenakan adanya pengaruh permukaan depan topan, hujan deras kemungkinan akan turun di daerah-daerah seperti Jepang utara dan daerah Kansai. Departemen meteorologi telah menghimbau masyarakat untuk berhati-hati terhadap puing-puing dan banjir. Tempat penyeberangan bawah tanah di kota Hamamatsu, prefektur Shizuoka, telah berubah menjadi kolam renang berair jernih akibat air hujan yang turun setelah topan.”

Topan Etau melanda Jepang pada tanggal 9 September 2015 dan menimbulkan hujan lebat dan banjir, dan memaksa lebih dari setengah juta orang mengungsi, menurut laporan AFP ini.

Berikut perbandingan antara gambar-gambar di unggahan menyesatkan (atas) dan foto-foto yang diunggah di situs CRI Online (bawah):

Image
Perbandingan antara gambar-gambar di unggahan Facebook menyesatkan (atas) dan foto-foto di situs CRI Online (bawah)

Berita tanggal 11 September 2015 oleh Hong Kong Free Press (HKFP) ini juga menunjukkan foto-foto yang sama, dengan kredit foto diberikan pada aplikasi media sosial Cina Weibo.

Berikut tangkapan layar berita HKFP itu:

Image
Tangkapan layar berita HKFP

Foto keempat di unggahan menyesatkan itu sama persis dengan salah satu foto di berita HKFP. 

Berikut perbandingan antara foto keempat di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto di laporan HKFP (kanan):

Image
Perbandingan antara foto menyesatkan (kiri) dan foto di laporan HKFP (kanan)

Foto kelima menggabungkan sebuah foto di berita HKFP dengan salah satu foto di laporan berita CRI Online.

Berikut tangkapan layar yang membandingkan foto kelima di unggahan menyesatkan (atas) dan foto HKFP (kiri bawah) dan foto CRI Online (kanan bawah):

Image
Perbandingan antara foto kelima di unggahan menyesatkan (atas) dan foto di laporan HKFP (kiri-bawah) dan foto dari CRI Online (kanan-bawah)

Sedangkan dua foto terakhir di unggahan Facebook menyesatkan telah diunggah di Twitter di sini beberapa jam setelah Topan Hagibis menghantam Jepang di pagi hari tanggal 12 Oktober 2019.

Jika diterjemahkan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia, cuitan Twitter itu artinya: “Pada pukul 5:30, air banjir telah mencapai pinggang.”

AFP mencoba melacak lokasi kedua foto itu di Google Maps dan menemukan bahwa bangunan di foto berada di kota Shizuoka yang bisa dilihat di sini.

Berikut perbandingan antara dua foto terakhir (atas) dan gambar yang diambil dari Google Maps (bawah): 

Image
Perbandingan antara dua foto terakhir (atas) dan gambar dari Google Maps (bawah)

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami