
Berita hoaks mengklaim Tiongkok meminta persetujuan pengadilan untuk membunuh 20.000 pasien virus corona
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Rabu 12/02/2020 pukul 09:59
- Diperbarui pada hari Kamis 13/02/2020 pukul 06:40
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Filipina, AFP Nigeria, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Potongan artikel menyesatkan itu diunggah di sini di Facebook pada tanggal 10 Februari 2020 dan telah dibagikan lebih dari 70 kali.
Unggahan Facebook itu berisi potongan berita yang dimuat City News dengan judul berbahasa Inggris yang artinya: “Tiongkok meminta persetujuan pengadilan untuk membunuh lebih dari 20.000 pasien virus corona untuk menghindari penyebaran lebih lanjut dari virus itu.”
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Status Facebook berbahasa Indonesia itu tertulis:
“NGERI....
China minta persetujuan pengadilan utk membunuh lebih dari 20.000 pasien CoronaVirus sbg upaya menghindari penyebaran virus.
https://t.co/eK4RL7njnD.
“Persetujuan dari Pengadilan blom terbit, jumlah pasti korban jg ga pernah dirilis.”
Artikel yang terlihat di foto unggahan menyesatkan itu telah diunggah di sini pada tanggal 6 Februari 2020 dalam website berjudul “City News”.
Berikut tangkapan layar artikel City News itu:

Paragraf pertama berita City News itu berbunyi: “Pengadilan tertinggi di Tiongkok, Mahkamah Agung Rakyat, dijadwalkan akan memberikan persetujuan pada hari Jumat (7 Februari) untuk pembunuhan massal pasien virus corona di Tiongkok sebagai cara meyakinkan untuk mengontrol penyebaran virus mematikan itu.”
Virus corona jenis baru, atau COVID-19, bermula di kota Wuhan, Tiongkok, di akhir tahun 2019 dan telah membunuh lebih dari 1.300 orang dan menginfeksi hampir 60.000 orang, AFP melaporkan di sini pada tanggal 13 Februari 2020.
Potongan artikel City News itu juga telah dibagikan di sini dan di sini di Facebook; sementara itu cuitan Twitter ini dan ini berisi klaim yang sama.
Tangkapan layar artikel itu dibagikan lebih dari 230 kali setelah diunggah di Facebook dengan klaim bahasa Tagalog di sini.
Potongan artikel menyesatkan itu juga disebarkan dalam cuitan berbahasa Inggris di sini; juga disebarkan di Reddit di sini.
Berita menyesatkan yang sama juga telah dibagikan di laman media sosial koran Nigeria, Independent Nigeria, di sini dan di sini.
Klaim tersebut salah: sampai pada tanggal 7 Februari 2020, Mahkamah Agung Tiongkok tidak membuat keputusan seperti itu.
--Website yang meragukan--
Website yang memuat artikel menyesatkan itu, ab-tc.com, memiliki rekam jejak memproduksi berita hoaks.
AFP Fact Check pernah memverifikasi beberapa berita hoaks dari website itu, antara lain sejumlah artikel yang dimuat di bulan Agustus 2019 yang mengklaim polisi menggagalkan penembakan massal di beberapa kota di Amerika Serikat, dan artikel yang dimuat di bulan Juli 2019 dengan klaim sebuah tempat hiburan malam di Kanada ditutup karena menjual daging manusia.
Semua artikel yang diverifikasi AFP di website itu dimuat dengan nama penulis “Koresponden Lokal”, artinya tidak ada atribusi artikel-artikel itu ke penulis tertentu.
Website ab-tc.com tidak memiliki bagian “About Us” (Tentang Kami) yang berisi informasi tentang siapa yang mengelola situs itu. Hal lain yang tidak ada di website itu adalah penjelasan (disclaimer) yang menjelaskan apakah artikel itu fiksi atau satir.
Penelusuran di Whois, database yang memuat detail pendaftaran domain sebuah situs web, menemukan bahwa domain website itu didaftarkan di provinsi Guangdong, Tiongkok, lewat Wild West Domains yang berbasis di Amerika Serikat pada tanggal 14 Juni 2019.
Berikut tangkapan layar hasil penelusuran di Whois:

--Tidak ada bukti persidangan--
AFP melakukan penelusuran di website China Internet Information Center, atau Pusat Informasi Internet Tiongkok, untuk menemukan informasi tentang rencana pemerintah Tiongkok tersebut, namun tidak menemukan hasil apapun yang cocok dengan klaim di artikel menyesatkan itu.
Website Mahkamah Agung Tiongkok juga tidak menyebut informasi apapun terkait persidangan yang dimaksud.
Berikut tangkapan layar situs Mahkamah Agung Tiongkok pada bagian jadwal persidangan. Tak satupun dari jadwal persidangan terkait virus corona jenis baru:

Kejadian seperti diklaim di artikel menyesatkan itu juga tidak disebut dalam laporan situasi harian di situs Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Berita hoaks tentang rencana Tiongkok membunuh pasien virus corona itu sebelumnya telah diverifikasi oleh situs periksa fakta Snopes dan Africa Check.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami