Video ini menunjukkan sultan Brunei memberi nasihat kepada menteri kabinet baru di tahun 2018
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Senin 20/01/2020 pukul 07:25
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video ini telah ditonton lebih dari satu juta kali sejak diunggah tanggal 15 Februari 2018 di YouTube.
Klip video berdurasi dua menit dan lima detik itu menunjukkan Sultan Hassanal Bolkiah dari Brunei Darussalam sedang memberikan pidato.
Hassanal Bolkiah adalah sultan sekaligus perdana menteri negara Brunei. Profil sang sultan bisa dibaca di sini di situs web resmi Kantor Perdana Menteri negara itu.
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:
Judul video YouTube itu adalah: “Sindiran Pedas Sultan Brunei Darusalam Kepada Presiden Jokowi”.
Klip video YouTube itu telah dibagikan di Twitter dengan klaim yang sama di sini, di sini, di sini dan di sini.
Klaim tersebut salah: video itu sesungguhnya menunjukkan sang sultan sedang memberi nasihat kepada menteri kabinetnya yang baru di tahun 2018.
Pencarian gambar terbalik dan pencarian kata kunci di Google menemukan video berita tanggal 7 Februari 2018 ini diunggah oleh televisi pemerintah Brunei, Radio Televisyen Brunei (RTB), di saluran YouTube resminya.
Video berita RTB itu, yang berdurasi 43 menit dan 41 detik, dimulai dengan dua pemandu berita menyampaikan berita tentang pidato sultan; mereka juga memperkenalkan topik-topik yang disampaikan sultan dalam pidatonya.
Judul video RBT itu adalah: “Berita Perdana 07 Februari 2018”.
Klip video di unggahan YouTube menyesatkan dimulai pada menit ke 15:51 di video RTB yang berisi nasihat sultan kepada para menteri kabinet tentang perlunya mengamalkan prinsip-prinsip ideologi negara itu.
Pada menit ke 15:51, sultan berkata: “Kalau mahu jadi pemimpin yang baik, maka peganglah kuat-kuat prinsip ini dan juga jangan jadi pemimpin mabuk kuasa melakukan apa saja untuk kepentingan diri sendiri, lebih daripada kepentingan untuk negara.
“Di antara tanda-tanda pemimpin mabuk kuasa itu ialah licik mengatur rancangan atau strategi bagi kepentingan sendiri seperti mengamalkan kronisme dan nepotisme untuk mengukuhkan kedudukan dan kuasa. Beta yakin perbuatan seperti ini tidak mendatangkan sebarang kebaikan melainkan keburukan belaka kepada negara dan tidaklah boleh dibiarkan terus berlaku.”
Berikut tangkapan layar video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video RTB pada menit ke 15:51 (kanan):
Kantor Perdana Menteri Brunei telah mengunggah transkrip pidato sultan pada tanggal 7 Februari 2018 di sini.
Berikut tangkapan layar yang menunjukkan bagian transkrip pidato yang panjang itu; AFP telah memberi warna biru pada kalimat yang diucapkan sultan dalam video di unggahan menyesatkan.
Nama Joko Widodo atau Jokowi tidak sekalipun disebut dalam transkrip pidato itu maupun di video.
Koran milik pemerintah Brunei, Pelita Brunei, memberitakan amanat-amanat sultan dalam pidato tersebut pada tanggal 10 Februari 2018 di sini.
Berikut tangkapan layar halaman muka koran Pelita Brunei untuk edisi tersebut:
Judul utama di koran itu adalah: “Bertugaslah untuk negara”.
Halaman muka itu juga berisi foto sultan saat memberikan pidato. Latar belakang foto cocok dengan latar belakang yang terlihat di klip menyesatkan dan klip aslinya.
Unggahan YouTube menyesatkan itu sebelumnya telah diperiksa oleh Tempo di sini.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami