Benda berbahan emas tidak memicu kanker
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Kamis 20/02/2020 pukul 10:05
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Afrika Selatan, Tendai DUBE, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video di unggahan Facebook ini telah ditonton lebih dari 22 juta kali sejak diunggah pada tanggal 8 November 2017.
Video berdurasi satu menit 33 detik itu menunjukkan seseorang menuangkan benda berwarna hitam ke dalam piring putih. Video itu diunggah bersama sebuah gambar potongan percakapan di aplikasi Whatsapp.
Status Facebook yang menyertai unggahan video itu adalah: “Hasil operasi potongan Penyakit Kanker ternyata Hidup...
“Menjauh bila dekat dengan Bawang Putih, akan tetapi mendekat bila terdapat benda Emas...?!!
Allahu a'lam…”
Sedangkan teks di gambar potongan percakapan WhatsApp itu tertulis:
“Potongan hasil operasi kanker, kanker itu hidup. Didekatkan bawang putih, menjauh, didekatkan emas mendekat. Simak dengan baik. Itu artinya kalau emas bisa memicu kanker apalagi klu sdh menopause jgn terlalu sering pakai emas bisa memicu timbulnya alzhaimer makanya laki2 diusahakan jgn pakai emas karena laki2 kan tdk haid kalau perempuan yg haid zat besinya keluar bersamaan haidnya.”
Berikut tangkapan layar unggahan Facebook menyesatkan itu:
Video yang sama juga telah dibagikan dengan klaim yang sama di Facebook di sini dan di sini, di Twitter di sini, dan di YouTube di sini dan di sini.
Tayangan di video yang sama juga dibagikan dengan klaim yang sama dalam bahasa Inggris di sini dan di sini.
Spesialis kesehatan klinis dari Asosiasi Kanker Afrika Selatan, Michael Herbst, mengatakan kepada AFP bahwa dia percaya kalau video itu “mustahil benar”.
“Mustahil bagi jaringan kanker manusia yang sudah mati (yang dikeluarkan melalui pembedahan) bisa hidup dan bereaksi seperti yang terlihat di video,” Herbst mengatakan melalui email.
Bawang putih bukan obat semua kanker
Pengujian ilmiah mengungkap bahwa bawang putih mengandung beberapa jenis fitokimia, banyak diantaranya memiliki khasiat melawan kanker ketika diuji di laboratorium.
Lembaga Penelitian Kanker Amerika mengatakan konsumsi bawang putih secara teratur dapat menurunkan resiko kanker kolorektal.
“Genus (keluarga) Allium seperti bawang putih, bawang bombay, bawang merah, daun bawang, dan lokio (bawang batak) … penelitian epidemiologi menunjukkan hubungan antara konsumsi sayuran Allium dengan resiko kanker yang menurun, terutama kanker saluran pencernaan,” Herbst mengatakan.
Penelitian terbaru menunjukkan konsumsi bawang putih dan bawang bombay yang tinggi dapat melindungi dari beberapa jenis kanker seperti kanker prostat, kanker payudara dan kanker paru-paru – informasi lebih lanjut bisa dibaca di jurnal kedokteran ini.
Namun, “sangat tidak rasional menganggap ada satu obat mujarab yang bisa mengobati semua jenis kanker terutama karena kerumitan penyakit ini,” kata Imran Keeka, seorang dokter Afrika Selatan di Provinsi Kwa-Zulu Natal.
Keeka adalah seorang spesialis dalam bidang pengobatan Cina selama hampir dua dekade, dengan minat khusus dalam bidang onkologi integratif. Dia menyebut video menyesatkan itu “tidak lebih dari aksi sulap”.
Hindari menggunakan perhiasan emas?
Berbeda dari klaim menyesatkan itu, para peneliti telah lama mencoba memanfaatkan khasiat nanopartikel emas untuk mendiagnosa dan mengobati kanker kolorektal.
“Tidak ada landasan ilmiah tertulis yang menyarankan orang tidak menggunakan emas, kenyataannya, telah ada kajian dan penelitian yang menunjukkan bahwa memakai nanopartikel emas bisa sangat efektif dalam pengobatan kanker,” Keeka mengatakan kepada AFP.
Senada dengan Keeka, Herbst mengatakan bahwa “semakin banyak yang berminat dalam menggunakan nanopartikel emas (AuNPs) dalam penanganan kanker, yang meliputi diagnosis, pengawasan dan pengobatan”.
“AuNPs bisa digunakan sebagai unsur penyalur obat yang menyasar sel kanker atau dalam terapi gen,” tambahnya.
Benda apa di piring itu?
Mudzuli Maphupha, seorang kandidat doktor dalam bidang kimia di Universitas Witwaterstrand, di Johannesburg, Afrika Selatan, mengatakan kepada AFP bahwa kemungkinan zat di piring putih di video menyesatkan itu adalah dempul magnetik atau ferrofluid yang digerak-gerakkan oleh sebuah benda yang diletakkan di bawah piring.
“Benda itu bisa dempul magnetik atau ferrofluid, dan karena benda itu bergerak, dia tertarik dan terdorong dari sesuatu tapi tentunya bukan dari bawang putih atau emas itu,” Maphupha mengatakan lewat pesan WhatsApp.
Sementara itu, Keeka menekankan pentingnya orang-orang mencari pendapat ahli dalam hal medis atau kesehatan.
“Bahkan dalam menggunakan obat-obatan komplementer atau alternatif. Ada mitos yang menyebut karena obat-obat itu bersifat alami, aman dikonsumsi. Di tangan yang salah, bisa lebih banyak kerugiannya daripada kebaikannya.”
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami