Bukan, ini bukan video polisi Indonesia berbahasa Cina saat kerusuhan pasca Pilpres 2019 di Jakarta
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 31/05/2019 pukul 09:40
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Contohnya adalah video yang diunggah di postingan Facebook bertanggal 22 Mei 2019 ini. Di situ, video yang berdurasi 29 detik itu telah ditonton lebih dari 60.000 kali.
Keterangan di postingan itu berbunyi: “Kena shoot TV ONE, brimob ini berbahasa Cina, jadi bukan Hoax ya klo brimob di susupi tentara cina.”
Berikut adalah tangkapan layar postingan itu:
TV One adalah salah satu stasiun TV di Indonesia dan ini situs mereka.
Brimob adalah singkatan dari Brigade Mobil, salah satu bagian dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Ini adalah sebuah video yang menunjukkan anggota Brimob yang diposting di laman Facebook resmi Divisi Humas Polri.
Tulisan di kotak putih dalam video yang menyesatkan itu berbunyi, “POLISI PUKUL MUNDUR PERUSUH.” Sementara itu, tulisan di dalam kotak biru di rekaman gambar itu berbunyi, “PASCA-UNJUK RASA DI BAWASLU.”
Kerusuhan terjadi di beberapa lokasi di Jakarta tanggal 21 dan 22 Mei 2019. Ribuan pendukung calon presiden Prabowo Subianto turun ke jalan setelah Komisi Pemilihan Umum (KPU) resmi mengumumkan ia kalah dalam Pilpres 2019. Ini adalah laporan AFP tentang peristiwa itu.
Bawaslu adalah singkatan dari Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Ini adalah laman Facebook resmi mereka.
Klaim yang sama tentang anggota Brimob berbahasa Cina juga muncul di YouTube, misalnya di sini, dan di Twitter, misalnya di sini.
Video di postingan yang menyesatkan itu berasal dari laporan liputan TV One, yang diunggah pagi hari tanggal 22 Mei 2019 di saluran YouTube resmi mereka di sini.
Postingan sosial media yang menyesatkan itu mengambil sebagian dari video liputan TV One, tepatnya mulai dari 1:27:30 sampai 1:27:59.
Wartawan AFP yang bisa berbahasa Cina di Hong Kong mendengarkan audio video tersebut dan mengkonfirmasi bahwa bahasa yang terdengar itu bukan bahasa Cina.
“Mereka bicara bahasa Madura,” kata Sapariah Saturi, wartawan di Jakarta yang bisa berbahasa Madura, ke AFP pada tanggal 23 Mei 2019.
Bahasa Madura umum dipakai di Pulau Madura dan bagian timur Pulau Jawa.
Menurut Sapariah, orang di video tersebut berkata, “Begini … nggak ada duanya (berdehem lalu tertawa) … Karena aku nggak … (tidak jelas terdengar) aku rugi eh....”
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami