Tidak, foto ini tidak menunjukkan demonstran Muslim makan di bulan Ramadan saat aksi menentang hasil Pilpres 2019

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Selasa 04/06/2019 pukul 05:45
  • Waktu baca 2 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah gambar telah dibagikan di sejumlah unggahan Facebook dengan klaim gambar itu menunjukkan beberapa demonstran Muslim sedang makan di siang hari saat aksi unjuk rasa tanggal 21 Mei 2019 di bulan puasa Ramadan. Klaim itu salah; gambar tersebut telah beredar online setidaknya sejak 2014 di sebuah postingan blog yang tidak ada hubungannya dengan Pilpres 2019.

Foto tersebut telah dibagikan di postingan Facebook tertanggal 26 Mei 2019 ini, di mana unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 700 kali.

Foto tersebut menunjukkan sejumlah pria duduk dan makan di atas trotoar. Beberapa di antara mereka terlihat mengenakan pakaian Muslim.

Berikut tangkapan layar postingan menyesatkan tersebut:

Image
Tangkapan layar postingan Facebook yang menyesatkan

Teks di bagian atas foto tertulis: “FAKTA DEMO 21 MEI 2019.” 

Sedangkan tulisan di bawahnya adalah: “Tentara Allah mah bebas, buat apa puasa kalo matinya udah dijamin masuk surga. plus bonus dapat 72 bidadari.”

Unggahan itu merujuk ke demonstrasi yang dimulai tanggal 21 Mei di Jakarta, di mana ribuan orang melakukan aksi unjuk rasa menentang terpilihnya kembali Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Ini salah satu laporan AFP tertanggal 22 Mei 2019 tentang demonstrasi tersebut dan kerusuhan yang terjadi antara polisi dan pendukung Prabowo Subianto, capres penantang Jokowi di pilpres tahun ini.

Status Facebook menyesatkan itu berbunyi: “Katanya puasa di bln ramadan tu hukumnya wajib. Kok tentara allah gak puasa sih?”

Bulan Ramadan tahun ini mulai pada tanggal 6 Mei 2019. Ini adalah laporan AFP tentang perayaan bulan puasa di Indonesia. 

Foto yang sama telah dibagikan di unggahan Facebook lainnya di sini dan di sini disertai dengan klaim yang sama.

Klaim tersebut salah: foto tersebut telah beredar online setidaknya sejak 2014 di postingan blog yang tidak ada hubungannya dengan pemilihan presiden.

Pencarian reverse image di Google dan Yandex menemukan foto yang sama telah dipublikasikan di tulisan tertanggal 26 November 2014 ini di Kompasiana, sebuah komunitas blog yang dioperasikan oleh portal berita Kompas.

Berikut tangkapan layar dari blog tersebut:

Image
Tangkapan layar blog Kompasiana

Jurnalis AFP di biro Jakarta telah menganalisa unggahan blog berbahasa Indonesia di Kompasiana itu dan menemukan bahwa tulisan di blog itu bercerita tentang “nasi bungkus”. Foto yang terlihat di unggahan Facebook dipakai di blog sebagai foto ilustrasi.

Seperti terlihat di tangkapan layar, judul blog itu adalah: “Nasi Bungkus dan Pasukan Nasi Bungkus”.

“Pasukan nasi bungkus” sering dipakai sebagai olokan untuk orang yang ikut demonstrasi untuk mendapatkan nasi bungkus.

Di blog itu penulis bercerita tentang pentingnya nasi bungkus dalam hidupnya.

Kalimat di paragraf pertama blog adalah: “Nasi bungkus, istilah ini sebenarnya sudah ngetop sejak dulu. Sejak penulis masih kecil, kalau mau kerja di sawah selalu diberi bekal nasi bungkus. Demikian juga kalau mau pulang kampung ke Kebumen dengan naik kereta api hitam, bekalnya selalu nasi bungkus.”

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami