24.000 korban gelombang panas di India dari beberapa dekade, bukan tahun 2023

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Jumat 12/05/2023 pukul 10:29
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video telah disaksikan jutaan kali selepas dibagikan di Facebook, Instagram dan TikTok dengan klaim sesat bahwa gelombang panas di tahun 2023 telah merenggut lebih dari 24.000 korban jiwa di India. Angka tersebut sebenarnya merujuk kepada jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh gelombang panas di negara Asia Selatan tersebut antara tahun 1992 dan 2015.

"Gelombang Panas Hantam India, Korban Capai 24.000 Jiwa," demikian bunyi status unggahan Facebook ini, yang diunggah tanggal 28 April 2023.

"Dunia tengah dihantam gelombang panas, yang ditandai dengan cuaca bak 'neraka', terutama di wilayah Asia," kata keterangan postingan tersebut. "Salah satu negara yang terparah terpapar gelombang panas adalah India."

Postingan itu juga mengunggah satu video berdurasi 30 detik. Teks yang terpampang dalam video berbunyi: "INDIA BERDUKA!! Kondisi Terkini India Usai 24 Ribu Orang Tewas Karena Gelombang Panas!!"

Postingan itu turut mengunggah tangkapan layar video, serta tangkapan layar judul berita bulan April 2023 dari CNBC Indonesia and Detikcom yang menyebut 24.000 korban jiwa karena gelombang panas di India (tautan arsip di sini dan di sini).

Image
Tangkapan layar dari unggahan sesat, diambil pada tanggal 8 Mei 2023

Postingan itu muncul setelah gelombang panas melanda sejumlah negara di Asia Tenggara dan Selatan, seperti dilaporkan AFP di bulan April 2023.

Sewaktu gelombang panas terakhir ini, India mengalami ratusan kasus karhutla, dan di negara bagian Gujarat, aspal jalan yang baru dipasang meleleh (tautan arsip di sini dan di sini).

Video itu telah ditonton 5 juta kali selepas dibagikan dengan klaim serupa di postingan Instagram ini; postingan Facebook ini dan ini; postingan TikTok ini dan ini; serta postingan SnackVideo ini.

Namun, klaim ini menyesatkan.

Korban gelombang panas

Faktanya, 24.000 adalah jumlah orang yang meninggal akibat gelombang panas antara tahun 1992 dan 2015 -- jadi tidak hanya dalam tahun 2023.

Data dari Badan Penanggulan Bencana Nasional India menunjukkan 24.223 orang meninggal akibat gelombang panas selama periode dua dekade tersebut (tautan arsip).

Belum ada data resmi yang merekam jumlah kematian dari gelombang panas tahun ini, tapi setidaknya 13 orang tewas karena heatsroke saat acara di ruang terbuka yang berlangsung pada tanggal 16 April 2023 di negara bagian Maharashtra, di barat daya India (tautan arsip).

Sebelumnya, setidaknya 25 orang meninggal akibat gelombang panas di India di tahun 2022, saat negara itu mengalami bulan Maret dan April terpanas dalam 122 tahun (tautan arsip di sini dan di sini).

CNBC Indonesia dan Detikcom tidak merincikan jangka waktu jatuhnya korban jiwa dalam judul berita, namun dalam isi laporan mereka disebutkan angka 24.000 merujuk pada jumlah orang yang meninggal dunia akibat gelombang panas "dalam 30 tahun terakhir".

Berikut tangkapan layar laporan CNBC Indonesia (kiri) dan laporan Detikcom (kanan), dengan bagian yang menyebutkan angka kematian ditandai oleh AFP:

Image
Tangkapan layar laporan CNBC Indonesia (kiri) dan laporan Detikcom (kanan)

Laporan CNBC Indonesia dan Detikcom mengutip artikel yang diterbitkan Grist, situs berita Amerika yang berfokus pada isu iklim, pada tanggal 24 April 2023 (tautan arsip).

Artikel Grist, yang membahas kerugian ekonomi dan risiko kesehatan karena gelombang panas di India, didasarkan pada riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Cambridge (tautan arsip).

Dalam riset yang diterbitkan di jurnal PLOS Climate, para peneliti menulis: "Angka kematian kumulatif terkait gelombang panas di India melebihi 24.000 jiwa sejak tahun 1992."

Unggahan media sosial dan video sesat tidak memasukkan detail ini.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami