Laporan berita lawas dipakai untuk menyebarkan klaim sesat bahwa 'Pertalite akan dihapus pada Agustus 2024'

  • Diterbitkan pada hari Senin 12/08/2024 pukul 06:35
  • Waktu baca 2 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
PT Pertamina menyatakan bahwa mereka belum menerima perintah untuk menghapus Pertalite per 1 Agustus 2024. Konfirmasi ini bertentangan dengan unggahan di media sosial yang mengklaim bahwa penjualan bensin bersubsidi tersebut mulai dihentikan pada bulan Agustus. Unggahan tersebut membagikan video berita bulan Januari, yang melaporkan wacana penghapusan Pertalite dengan mengutip Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Arifin Tasrif. Arifin mengatakan ia tidak keberatan dengan penghapusan Pertalite, dan tidak ada statement darinya tentang tanggal penghapusan.

"Pertalite Bulan Agustus 2024 Dihapuskan," bunyi tulisan dalam keterangan yang ada pada unggahan TikTok pada bulan Mei 2022.

Dalam video TikTok tersebut, seorang pembawa berita menyatakan bahwa Pertalite akan ditarik pada Agustus 2024 dan digantikan oleh Pertamax Green, yang digadang-gadang sebagai alternatif yang lebih ramah lingkungan.

Image
Tangkapan layar unggahan TikTok dengan klaim sesat, diambil pada 1 Agustus 2024

Selama bertahun-tahun, Indonesia telah mempertimbangkan untuk menghapus Pertalite, dengan alasan mengurangi emisi karbon dan menekan impor BBM.

Namun, rencana ini banyak mendapat penolakan seiring banyaknya pihak yang berpendapat bahwa penghapusan bensin yang relatif murah tersebut akan menaikkan biaya operasional sepeda motor dan mobil bagi jutaan orang Indonesia.

Pada bulan Juli, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa pemerintah akan menerapkan pembatasan terhadap penjualan Pertalite, tanpa memerinci jenis kendaraan yang masuk dalam pembatasan tersebut. 

Namun, hal ini tidak menghentikan spekulasi yang menyatakan bahwa Pertalite akan dihapuskan melalui unggahan media sosial seperti TikTok, SnackVideo dan X.

Beberapa pengguna media sosial tampak mempercayai klaim tersebut

"Menuju Indonesia Emas itu harusnya serba murah bkn malah serba mahal,pekerjaan sulit Rakyat terbelit ekonomi yg serba sulit..slogan negeri Konoha Indonesia Emas..ueeeedaaann..," tulis salah seorang pengguna media sosial.

"Sudah terlanjur..ga usah disesali... inilah pilihan kalian.aq sih tetap ok ok saja," komentar pengguna lainnya.

'Masih Menyediakan' Pertalite

Fadjar Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, mengatakan bahwa unggahan tersebut tidak tepat.

Fadjar menyebut bahwa Pertamina belum menerima perintah untuk menghentikan atau membatasi penjualan Pertalite.

"Pertalite merupakan BBM subsidi yang kewenangannya ada di pemerintah. Sampai saat ini Pertamina masih ditugaskan untuk menyediakan Pertalite," kata Fadjar kepada AFP pada tanggal 1 Agustus.

Pencarian kata kunci di Google menemukan bahwa video dalam unggahan media sosial tersebut berasal dari laporan BeritaSatuTV yang disiarkan pada tanggal 20 Januari (tautan arsip). 

Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan TikTok (kiri) dan laporan BeritaSatuTV (kanan): 

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video dengan klaim sesat (kiri) dan laporan BeritaSatuTV (kanan)

Laporan BeritaSatu tersebut membahas wacana akan dihentikannya penjualan Pertalite, mengutip Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia Arifin Tasrif. Menurut laporan itu, Arifin tidak mempermasalahkan jika wacana tersebut betul-betul diimplementasikan, namun ia meminta PT Pertamina mampu memproduksi jenis BBM tanpa menambah anggaran.

Dalam laporan itu, tidak ada pernyataan Arifin tentang kapan rencana penghapusan Pertalite akan diberlakukan.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami