Gempa dalam video terjadi pada bulan Januari 2024, bukan 'pada tanggal 8 Agustus 2024'
- Diterbitkan pada hari Rabu 21/08/2024 pukul 10:35
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Breaking news. Gempa 7,1 magnitudo guncang Jepang," tulis teks dalam video Instagram yang diunggah pada tanggal 8 Agustus 2024.
Video tersebut juga berisi tangkapan layar beberapa judul berita tentang gempa Jepang pada bulan Agustus. Dalam video, tampak beberapa rumah dan mobil bergoyang-goyang dengan keras.
Keterangan video menyebut gempa bahwa berkekuatan 7,1 magnitudo telah menghantam Jepang pada pukul 16:43 waktu setempat pada tanggal 8 Augustus 2024.
Video tersebut juga beredar di X dalam bahasa India dan Inggris.
Postingan tersebut muncul di hari yang sama saat gempa 7,1 magnitudo menghantam wilayah bagian selatan Jepang dan mengakibatkan 15 orang terluka (tautan arsip).
Menurut laporan, saat gempa terjadi di wilayah selatan pulau Kyushu, lampu lalu lintas dan mobil-mobil bergoyang-goyang dan beberapa barang berjatuhan dari rak, namun tidak ada kerusakan signifikan yang terjadi.
Setelah gempa tersebut terjadi, Jepang mengeluarkan peringatan akan adanya "gempa besar" yang berpotensi menyebabkan kerusakan masif dan korban jiwa, namun peringatan tersebut dicabut pada tanggal 15 Agustus.
Komentar pada postingan menunjukkan bahwa banyak pengguna yang percaya video tersebut diambil saat gempa tanggal 8 Agustus.
"Digoyang skala 7 saja rumahnya bisa tegar seperti itu.. malah tampak lentur... struktur tahan gempanya jos betul... ini kalau bangunan rumah sini sudah pada ambyar...," tulis salah satu pengguna media sosial.
Pengguna sosmed yang lain berkata: "Gempa 7,1 aja gak ngaruh di Jepang.. Kurang keren gimana lagi pembangunan di sana."
Namun, video yang beredar di media sosial itu sebenarnya direkam jauh sebelum gempa di pulau Kyushu terjadi.
Gempa di tahun baru
Pencarian gambar terbalik di Google menemukan bahwa klip yang dibagikan dalam postingan yang beredar juga pernah dimuat dalam laporan yang dipublikasikan oleh NHK, lemabaga penyiaran publik Jepang (tautan arsip).
Klip pertama dalam video yang beredar tersebut ditampilkan di awal video kompilasi gempa dalam laporan NHK, yang memberitakan tentang gempa 7,6 magnitudo di Semenanjung Noto di Laut Jepang pada tahun baru.
Gempa pada 1 Januari dan gempa-gempa susulannya tersebut meruntuhkan gedung-gedung, menyebabkan kebakaran dan merusak infrastruktur.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara klip di postingan salah (kiri) dan klip yang muncul di video NHK (kanan):
Dengan bahasa Jepang, narator dalam video laporan itu mengatakan bahwa video kompilasi itu direkam di Anamizu, sebuah kota di wilayah Ishikawa di pulau Honshu yang berada di semenanjung Noto.
"Kota Anamizu, Ishikawa, 1 (Januari), sekitar 4:10 pm. Scoop Box. Direkam oleh pemirsa kami," tulis teks berbahasa Jepang saat klip pertama di video NHK muncul.
'Bangunan tahan gempa'
Pencarian gambar terbalik menggunakan tangkapan layar klip kedua menemukan bahwa video tersebut sudah muncul sebelum gempa tanggal 8 Agustus.
Klip tersebut muncul dalam sebuah video kompilasi di YouTube, yang diunggah pada tanggal 5 Januari dengan judul "Menakjubkan Melihat Bangunan Tahan Gempa Bumi di Jepang" (tautan arsip).
Berikut perbandingan tangkapan layar antara klip di postingan salah (kiri) dan klip di video YouTube (kanan):
Klip tersebut juga diunggah dalam sebuah postingan Instagram di Indonesia pada tanggal 5 Januari (tautan arsip).
Teks di atas video Instagram tersebut berbunyi, "Kualitas rumah Jepang yang terlihat saat diguncang gempa yang membuat dunia takjub".
Sementara keterangan postingan berbunyi: "Gempa membuat tanah bergoyang, rumah juga dibuat bergoyang, tapi tidak rubuh. Sepertinya ditengah bencana ini, Jepang semakin menunjukkan kualitasnya."
Video YouTube dan Instagram itu juga menunjukkan klip pertama yang beredar di postingan dengan klaim salah tersebut.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami