Foto memperlihatkan uang kertas simbolis, bukan 'mata uang baru BRICS'
- Diterbitkan pada hari Rabu 06/11/2024 pukul 06:14
- Waktu baca 6 menit
- Oleh: Samad UTHMAN, AFP Nigeria
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2024. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"BRICS atau aliansi ekonomi yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, baru saja meluncurkan mata uang baru mereka di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 22-24 Oktober 2024," tulis keterangan foto yang diunggah di Instagram pada 25 Oktober 2024.
Postingan tersebut terdiri dari empat halaman. Halaman pertama menunjukkan foto para pemimpin negara yang hadir dalam KTT tersebut, termasuk Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono.
Gambar kedua menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin memegang uang kertas. Gambar ketiga dan keempat menunjukkan bagian depan dan belakang sebuah uang kertas yang bernilai "100" dan menampilkan bendera dari berbagai negara, termasuk dari Indonesia.
Klaim mata uang baru BRICS itu juga dibagikan di X di sini dan di sini, dan dalam bahasa Inggris di sini, di sini dan di sini.
BRICS menyelenggarakan KTT ke-16 di Kota Kazan, Rusia, pada tanggal 22-24 Oktober 2024, dihadiri perwakilan 36 negara dan enam organisasi internasional. Hingga saat ini, BRICS memiliki lebih dari 10 negara anggota setelah Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bergabung pada bulan Januari (tautan arsip).
Beberapa jam sebelum KTT ditutup, BRICS mengeluarkan sebuah dokumen setebal 33 halaman yang berjudul "Deklarasi Kazan" (tautan arsip). Dokumen tersebut menguraikan visi BRICS untuk tata kelola global, pembangunan ekonomi, dan kerja sama internasional.
Namun, klaim bahwa BRICS resmi meluncurkan mata uang dalam KTT itu tidaklah benar.
Tidak ada acara peluncuran mata uang
Tim Periksa Fakta AFP melakukan pengecekan terhadap 134 hal yang disebutkan dalam Deklarasi Kazan. Tidak ada dalam dokumen tersebut resolusi mengenai mata uang BRICS. Yang ada hanyalah seruan untuk dibuatnya sistem pembayaran alternatif yang bertujuan untuk memungkinkan negara-negara anggota melakukan perdagangan lintas batas dalam mata uang lokal.
"Kami mendorong penguatan jaringan perbankan terkait dalam BRICS dan memungkinkan penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal yang sejalan dengan Inisiatif Pembayaran Lintas-Batas BRICS (BCBPI), yang bersifat sukarela dan tidak mengikat, dan menantikan diskusi lebih lanjut di bidang ini, termasuk di Satgas Pembayaran BRICS," tulis deklarasi tersebut.
Tim Periksa Fakta AFP juga melakukan pencarian gambar terbalik menggunakan foto Putin yang terlihat sedang memegang sesuatu seperti uang kertas.
Hasil pencarian itu menemukan halaman album yang berisi foto-foto resmi saat KTT yang diunggah di situs resmi KTT BRICS (tautan arsip). Di antara foto-foto itu tampak foto Putin -- dan foto-foto yang diambil dari sudut lain -- sedang memegang sesuatu yang diklaim pada unggahan sesat sebagai mata uang BRICS.
"Presiden Rusia Vladimir Putin setelah pertemuan para kepala delegasi BRICS dalam format yang diperluas sebagai bagian dari KTT BRICS XVI di Kazan," tulis keterangan dalam foto itu. Tidak disebutkan apa yang dipegang Putin di tangannya.
Tim AFP meliput KTT BRICS dan menangkap momen saat Putin menerima sebuah "uang kertas" dari seorang peserta pertemuan pada hari kedua. Putin kemudian terlihat memperlihatkan uang tersebut pada Perdana Menteri India Narendra Modi.
Beberapa media lokal melaporkan bahwa saat menjawab pertanyaan jurnalis tentang "uang kertas" tersebut, seorang juru bicara Putin, Dmitry Peskov, menyampaikan bahwa Putin diberi uang kertas simbolis oleh "salah satu orang kita -- entah dari bagian Kamar Dagang dan Industri atau orang lain -- merekalah yang mencetak uang tiruan ini (tautan arsip).
Dalam beberapa laporan kantor berita di Rusia, "uang kertas" ini digambarkan sebagai "tiruan" atau "simbolis" (tautan arsip di sini dan di sini).
Rusia dikeluarkan dari sistem pembayaran internasional SWIFT sebagai sanksi atas serangan Rusia ke Ukraina pada Februari 2022 (tautan arsip).
Dalam KTT Oktober lalu, Putin menuduh Amerika Serikat menggunakan dolar sebagai "senjata" namun ia tidak mengumumkan alternatif pengganti dolar, kata Agathe Demarais, seorang analis kebijakan senior di Dewan Hubungan Luar Negeri Eropa (tautan arsip).
“Tidak ada mata uang yang diluncurkan dalam pertemuan tinggi BRICS. Apa yang Rusia sedang dorong adalah sistem finansial yang menghubungkan bank-bank sentral di negara-negara anggota BRICS sehingga mereka bisa menukar mata uang digital,” kata Demarais pada AFP lewat email.
Klaim lama yang muncul kembali
Klaim tentang peluncuran mata uang BRICS bukan hal baru.
Pada tahun 2023, saat KTT BRICS di Afriksa Selatan, foto yang seolah menunjukkan uang dalam bentuk kertas dan kripto juga beredar di ranah daring (seperti di sini, di sini dan di sini) dan diklaim sebagai alat pembayaran resmi untuk negara-negara anggota BRICS.
Klaim ini salah dan sudah disanggah oleh banyak organisasi periksa fakta (seperti di sini, sini dan sini).
Gambar-gambar "uang kertas" yang sudah beredar sejak tahun 2013 itu desainnya mirip dengan "uang kertas" yang dipegang Putin dalam pertemuan di Kazan -- meski "uang kertas" yang muncul tahun 2023 bernilai 100 sementara uang kertas yang dipegang Putin di acara KTT itu bernilai 50.
Beberapa hari setelah KTT 2023 berakhir, duta besar Rusia untuk Afrika Selatan, Ilya Rogachev, memberikan "uang kertas simbolis" BRICS yang bernilai 100 untuk kepala misi diplomatik Uni Emirat Arab (UEA) Mahash Saeed Alhameli (tautan arsip).
Hadiah tersebut diserahkan saat resepsi di kedutaan UEA di Pretoria – ibu kota administratif Afrika Selatan – untuk menegaskan status UEA sebagai salah satu negara anggota baru BRICS.
Selain itu, meskipun telah menyatakan ketertarikan untuk bergabung dengan BRICS, namun Indonesia hingga kini belum resmi menjadi negara anggota BRICS (tautan arsip).
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami