Video pelantikan Presiden Prabowo diedit untuk menyebarkan penipuan berkedok 'bantuan tunai'

  • Diterbitkan pada hari Kamis 14/11/2024 pukul 11:29
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Setelah Prabowo Subianto resmi dilantik menjadi presiden ke-8 pada tanggal 20 Oktober lalu, beredar video editan yang seolah menunjukkan mantan menteri pertahanan itu sedang mengajak masyarakat untuk menghubunginya agar mendapatkan bantuan uang tunai. Tetapi, klip pendek itu memiliki ciri-ciri video editan. Video aslinya adalah rekaman Prabowo saat dilantik sebagai presiden, dan di dalamnya tidak ada penyebutan tentang program dana bantuan sama sekali.

"Tolong jawab dengan jujur ya saat ini kalian butuh apa?" kata Prabowo di dalam sebuah video Facebook yang diunggah pada 1 November 2024.

"Biaya sekolah, biaya kuliah, modal usaha, mau bayar hutang atau biaya renovasi rumah, jika kalian membutuhkan salah satu yang tadi saya butuhkan segera hubungi saya segera, insyallah saya bantu."

Teks pada video berbunyi: "Semoga bermanfaat untuk masyarakat saya tercinta" dan menyebutkan beberapa hal seperti "Biaya sekolah", "Biaya kuliah", "Modal usaha", "Bayar hutang" dan "Renovasi rumah".

Image
Tangkapan layar postingan salah, diambil pada 7 November 2024

Postingan tersebut mendapat 53 ribu komentar, termasuk banyak dari mereka yang percaya bahwa video tersebut benar.

"Gimana caranya hubungi Bapak presiden terpilih. Jujur saya butuh biaya untuk sekolah anak saya yang akan saya masukkan TNI," tulis seseorang di kolom komentar. 

Pengguna Facebook lain menulis: "Assalamualaikum. Pak Prabowo saya minta bantuan untuk bayar utang".

Akun Facebook yang mengunggah video itu membalas beberapa komentar dengan meminta mereka mengontak sebuah nomor WhatsApp "untuk mendapatkan hadiah".

AFP sebelumnya pernah menyanggah sejumlah postingan penipuan bermodus bantuan tunai ataupun hadiah dengan menggunakan video politisi yang sudah diedit. 

Penipuan dalam postingan seperti ini biasanya meminta pengguna media sosial untuk meninggalkan komentar, mengikuti akun atau laman Facebook, atau membagikan informasi pribadi dengan imbalan barang atau jasa, dengan tujuan meningkatkan jumlah pengikut sehingga halaman tersebut dapat diganti namanya dan dijual. Penipu juga dapat mecuri data pribadi, seperti nomor telepon dan alamat email.

Video editan itu juga diunggah di YouTube di sini dan di sini.

Namun, hingga 13 November, AFP belum menemukan pernyataan resmi dari pemerintah maupun dari laporan media tentang pembagian bantuan tunai seperti disebutkan dalam video itu. 

Video editan

Hasil analisis AFP menemukan beberapa petunjuk visual yang mengindikasikan bahwa video yang beredar itu dibuat dengan menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI).

Tampak peci hitam yang dipakai Prabowo bergerak dengan aneh dan bagian sisinya berubah menjadi abu-abu. 

Terlihat juga noda coklat horizontal pada bagian bawah peci saat Prabowo berbicara.

Image
Topi yang dipakai Prabowo tampak hitam di awal video (kiri) dan perlahan-lahan berubah menjadi abu-abu di beberapa sisi dan muncul sebuah noda horizontal berwarna coklat (kanan)

Pada sudut kanan video, terdapat watermark yang terbaca "HEDRA", nama aplikasi daring untuk membuat video AI dari teks, gambar maupun perintah suara. 

Sementara itu, pencarian gambar terbalik di Google menemukan video asli yang belum diedit, memperlihatkan Prabowo menggunakan kemeja biru gelap yang sama dengan latar belakang bendera merah dan putih. Video ini merupakan rekaman saat Prabowo menyampaikan pidato perdananya setelah resmi dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober.

Rekaman pidato Prabowo diunggah di YouTube oleh tim Sekretariat Kabinet (tautan arsip).

Di bawah ini adalah perbandingan tangkapan layar antara video editan (kiri) dan video asli pidato saat pelantikan Prabowo (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video editan (kiri) dan video asli pidato saat pelantikan Prabowo (kanan)

Prabowo tidak sekali pun menyebut tentang pembagian uang tunai dalam pidatonya itu.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami