
Ini patung yang dibuat seorang pemerhati lingkungan di Thailand, bukan 'peninggalan peradaban kuno'
- Diterbitkan pada hari 18/03/2025 pukul 06:52
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Timur Tengah & Afrika Utara
- Terjemahan dan adaptasi Najmi Mamat , AFP Malaysia , AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Di kedalaman Koh Tao, Thailand, para penyelam telah menemukan misteri yang menawan: wajah batu diukir dengan rumit yang tertanam di dasar laut," tulis keterangan postingan Facebook yang diunggah pada 11 Maret.
Foto yang menyertai postingan memperlihatkan penyelam sedang mengamati ukiran wajah manusia pada batu di dasar laut.
"Para arkeolog menyarankan ukiran mungkin berusia berabad-abad, mungkin terkait dengan ritual peradaban kuno atau persembahan ke laut," tambah keterangan postingan.

Kumpulan foto itu juga dibagikan oleh pengguna media sosial di Thailand, Amerika Serikat dan Filipina.
Namun, ukiran wajah di bawah laut itu bukan peninggalan peradaban kuno seperti diklaim dalam postingan yang beredar.
Pencarian gambar terbalik di Google yang diikuti oleh penelusuran dengan kata kunci menemukan foto yang mirip dimuat dalam sebuah artikel blog yang ditulis oleh Spencer Arnold, seseorang yang memperkenalkan diri sebagai instruktur konservasi terumbu karang dan pematung (tautan arsip).

Artikel blog Arnold, yang diunggah pada 20 Mei 2015, mengatakan bahwa patung itu adalah karya ukiran pertamanya dan butuh empat bulan baginya untuk membuat dan meletakkannya pada kedalaman "5m di bawah permukaan laut".
"Sekarang yang dibutuhkan adalah waktu. Seiring dengan karang yang mulai tumbuh di atasnya, ia akan mulai menyatu dengan terumbu karang dan setiap ukiran wajah tersebut akan perlahan-lahan tersamar dan terlupakan," tulis blog itu.
“Patung ini dimaksudkan untuk meningkatkan perhatian pada ekosistem terumbu karang di planet kita yang sedang sekarat,” tulis sebuah artikel tentang ukiran itu yang juga menyertakan foto arca itu dan karya-karya ukira Arnold yang lain (tautan arsip).
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami