Video menunjukkan kapal terbalik di Kalimantan Barat, bukan di Sulawesi Selatan

  • Diterbitkan pada hari 23/05/2025 pukul 09:29
  • Waktu baca 2 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video lama kecelakaan kapal feri di Kalimantan Barat beredar di media sosial disertai klaim salah bahwa tayangannya memperlihatkan insiden di Sulawesi Selatan pada bulan April. Faktanya, klip itu telah beredar dalam pemberitaan pada tahun 2021.

"Kapal feri terbalik di pelabuhan pare pare semoga saja tidak ada korban jiwa," tulis keterangan postingan Facebook tanggal 25 April 2025.

Postingan itu menyertakan video yang menunjukkan orang-orang menyaksikan kapal yang terbalik. Terdengar pula suara orang-orang berteriak "Allahuakbar".

Image
Tangkapan layar postingan misinformasi, diambil pada tanggal 29 April 2025

Video sama juga dibagikan di Facebook setelah sebuah kapal yang mengangkut delapan penumpang tenggelam karena cuaca buruk di perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Detik melaporkan, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan di Selayar itu (tautan arsip).

Namun, hingga 22 Mei 2025, tidak ada laporan resmi yang menyebutkan tentang kapal feri terbalik di Pelabuhan Parepare.

Kombinasi pencarian gambar terbalik Google dan kata kunci tertentu menemukan klip yang sama digunakan dalam video berita iNews pada 21 Februari 2021 yang melaporkan kapal feri terbalik di Pelabuhan Perigi Piai, Kalimantan Barat (tautan arsip).

Video yang beredar bisa dilihat di detik ke-14 pada video iNews. Kapal tersebut kehilangan keseimbangan saat menurunkan penumpang dan tali penambatnya putus.

Image
Perbandingan tangkapan layar antara video di postingan salah (kiri) dan video iNews (kanan)

Video itu sesuai dengan gambar Pelabuhan Perigi Piai di Google Map yang berjarak 1.300 kilometer dari Parepare, Sulawesi Selatan (tautan arsip).

Sebuah video lain dari kecelakaan itu juga ditandai di Pelabuhan Perigi Piai (tautan arsip).

Kompas mempublikasikan foto yang mirip dengan kecelakaan itu pada 20 Februari 2021 (tautan arsip).

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami