
Klaim salah tentang 'kursi berdiri di pesawat yang akan hadir tahun 2026' beredar di media sosial
- Diterbitkan pada hari 13/06/2025 pukul 11:59
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Dounia MAHIEDDINE, AFP Prancis
- Terjemahan dan adaptasi Raevathi SUPRAMANIAM , AFP Malaysia , AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Beberapa maskapai penerbangan berbiaya rendah dikabarkan akan memperkenalkan kursi berdiri atau kursi setengah duduk mulai tahun 2026," tulis sebuah postingan Facebook yang diunggah pada 2 Juni 2025.
Keterangan dalam postigan menjelaskan bahwa inovasi itu bertujuan "menekan biaya operasional maskapai agar harga tiket tetap kompetitif" dan "dapat meningkatkan kapasitas penumpang hingga 20 persen".
Unggahan tersebut menampilkan gambar tiga kursi berwarna kuning berderet secara vertikal dan menyerupai pelana. Kursi-kursi itu dirancang untuk memungkinkan penumpang duduk dalam posisi setengah tegak.

Klaim salah itu dibagikan setelah tabloid Daily Mail mempublikasikan sebuah artikel yang berjudul "Apakah ini masa depan travel? Maskapai penerbangan berbiaya rendah bisa meluncurkan kursi berdiri di awal tahun depan," tulis mereka pada 21 Mei 2025 (tautan arsip).
Laporan tersebut mengklaim bahwa kursi berdiri SkyRider, yang dibuat oleh produsen kursi pesawat Aviointeriors, dapat meningkatkan kapasitas penumpang hingga 20 persen.
Klaim itu beredar juga dalam bahasa Malaysia dan Polandia.
Namun, Aviointeriors mengklarifikasi dalam sebuah unggahan Instagram mereka pada 23 Mei bahwa "kursi berdiri itu hanyalah sebuah purwarupa dari tahun 2012 (tautan arsip).
"Dirancang sebagai respons berani terhadap salah satu tantangan paling mendesak dalam industri penerbangan, sembari memaksimalkan ruang dan ergonomi, produk ini tidak pernah dimaksudkan untuk ditafsirkan secara harfiah," kata perusahaan itu.

Pada situs Aviointeriors juga terlihat bahwa kursi berdiri SkyRider tidak ditampilkan dalam katalog perusahaan (tautan arsip).
Ketika dihubungi AFP, EASA mengonfirmasi bahwa pihaknya belum menerima permohonan sertifikasi kursi berdiri di pesawat komersial.
"Kursi seperti itu akan menimbulkan tantangan teknis yang signifikan, khususnya dalam hal evakuasi darurat," katanya kepada AFP, seraya menambahkan bahwa desain badan pesawat tidak memungkinkan penumpang berdiri di dekat jendela.
"Maskapai penerbangan mana pun yang ingin memperkenalkan jenis kursi ini akan menghadapi tantangan yang signifikan, baik dalam hal konfigurasi ulang pesawat maupun dalam menunjukkan kepatuhan terhadap persyaratan keselamatan dan evakuasi yang ketat."
Maskapai penerbangan berbiaya rendah Irlandia, Ryanair, juga mengatakan kepada AFP bahwa maskapai tersebut tidak mempertimbangkan untuk memperkenalkan kursi tersebut.
Namun, pimpinan mereka, Michael O'Leary, mengatakan pada tahun 2009 bahwa ia tidak akan keberatan untuk memperkenalkan kursi berdiri di pesawat. Namun, dia juga menggarisbawahi bahwa langkah tersebut kemungkinan akan ditolak oleh Uni Eropa karena alasan keselamatan.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami