
Video menunjukkan gempa Myanmar, bukan gempa Rusia pada Juli 2025
- Diterbitkan pada hari 01/08/2025 pukul 11:40
- Diperbarui pada hari 01/08/2025 pukul 12:05
- Waktu baca 4 menit
- Oleh: Anne CHAN, Ei SAN, AFP Hongkong, AFP Indonesia, AFP Thailand
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
"Pray for Rusia..Gempa kekuatan 8.7 mg guncang Rusia..., Tuhan pegang kendali atas alam semesta," tulis keterangan video yang dibagikan di Facebook pada 30 Juli, 2025.
Video itu terlihat seperti rekaman kamera CCTV di dalam sebuah toko saat terjadi gempa yang mengakibatkan rak-rak di dalam ruangan berjatuhan.
Klip lain yang dibagikan pada 30 Juli di TikTok menunjukkan beberapa karyawan toko tampak segera melindungi diri di bawah meja ketika gempa terjadi.
"Kabar duka dari Rusia," tulis teks di atas video itu. Keterangan dalam postingan kedua tersebut menyebut bahwa "telah terjadi gempa 8,7 dengan di susul sunami di Rusia pagi ini."

Postingan-postingan ini beredar beberapa jam setelah sebuah gempa berkekuatan 8,8-magnitudo menghantam lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, memicu evakuasi dan peringatan tsunami di berbagai wilayah di sepanjang pantai Pasifik (tautan arsip).
Namun kekhawatiran akan terjadinya bencana yang serius perlahan-lahan mereda setelah satu demi satu negara mencabut atau menurunkan peringatan dan mengizinkan warga pesisir untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.
Potongan video dengan klaim serupa juga beredar di Douyin, Facebook, Instagram dan X.
Namun rekaman-rekaman itu sebenarnya menunjukkan gempa di negara lain.
Gempa Myanmar
Analisa mendalam di video pertama menemukan informasi tanggal dan waktu rekaman di pojok kanan atas yang menunjukkan "2025-03-28". Ini adalah tanggal ketika sebuah gempa bermagnitudo 7,7 menimpa barat laut kota Sagaing di Myanmar bagian tengah (tautan arsip).
Lebih dari 3.700 orang tewas dalam gempa bumi yang juga menghancurkan banyak rumah dan tempat usaha itu (tautan arsip).

Pencarian gambar terbalik di Google menggunakan potongan video dari klip yang beredar menemukan bahwa video versi lebih panjang pernah dibagikan di TikTok pada 30 Maret oleh akun bernama "Top One Mobile" (tautan arsip).
"Tidak mudah untuk menyelamatkan diri dalam tiga detik," tulis keterangan berbahasa Burma dalam postingan itu.

Akun yang sama juga membagikan video kejadian sama yang diambil dari sudut berbeda (tautan arsip).
Pencarian kata kunci menemukan rekaman yang sama di kanal YouTube bernama "2025 Sagaing Earthquake Archive", yang menginfokan bahwa toko dalam video itu berlokasi di Tada-U, Myanmar (tautan arsip).
Foto-foto yang menampilkan bagian depan toko Top One di Google Maps sama dengan video-video yang diunggah di akun TikTok(tautan arsip di sini dan sini).
Pada video di postingan salah kedua, tampak sebuah stiker bertuliskan "Lady Bug" yang menempel di dinding.
Pencarian gambar terbalik dan kata kunci menemukan bahwa video itu pernah diunggah di TikTok pada 7 Mei, di akun milik Lady Bug, sebuah salon dan penyuplai peralatan kosmetik (tautan arsip).
Keterangan postingan dalam bahasa Burma menyertakan tagar yang mengindikasikan bahwa gempa itu terjadi pada tanggal 28 Maret. Akun Lady Bug menuliskan bahwa semua karyawan yang terlihat di dalam video selamat dalam peristiwa itu.
Kode waktu yang bertuliskan "2025-03-28" juga terlihat di sudut kanan atas video.

Pada 11 Mei, toko Lady Bug juga membagikan video tersebut di halaman Facebook mereka disertai pengumuman untuk pelanggan bahwa cabang mereka di Jalan 62 di pusat kota Mandalay sudah diratakan karena rusak akibat gempa (tautan arsip).
"Kami sedang mencari lokasi baru dan kami akan segera kembali," katanya.
Citra satelit di Google Maps menunjukkan foto lokasi toko Lady Bug di Mandalay sekarang tampak rata dengan tanah (tautan arsip).
Artikel ini telah diupdate dengan menambah tanda silang merah pada tangkapan layar postingan misinformasi.1 Agustus 2025 Artikel ini telah diupdate dengan menambah tanda silang merah pada tangkapan layar postingan misinformasi.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami