Rekaman serangan ke militer Myanmar diklaim salah sebagai perang Thailand-Kamboja

Beredar sebuah video di media sosial yang diklaim menunjukkan pertempuran di perbatasan antara Thailand dan Kamboja. Rekaman itu dibagikan seiring konflik yang terjadi antara kedua negara Asia Tenggara tersebut pada bulan Juli dan telah melibatkan jet tempur, roket dan artileri. Namun, rekaman tersebut sebenarnya telah dibagikan beberapa hari sebelum konflik oleh kelompok anti-kudeta di Myanmar dan dimuat di sejumlah berita tentang serangan kelompok tersebut ke junta militer.
Peringatan: video mengandung kekerasan

"#Ngeri perang Kamboja vs Thailand," tulis keterangan video yang diunggah di Facebook pada tanggal 26 Juli.

Video yang telah ditonton lebih dari 139.000 kali tersebut menunjukkan sebuah truk berisi sekelompok pria menembaki orang-orang di jalanan.

Image
Tangkapan layar postingan salah yang diambil pada 31 Juli 2025, dengan tanda silang merah yang telah ditambahkan oleh AFP

Postingan itu beredar setelah konflik antara Thailand dan Kamboja meletus pada tanggal 24 Juli. Konflik itu terjadi setelah perselisihan perbatasan yang berlangsung lama, terkait klaim kepemilikan kuil-kuil di wilayah perbatasan sepanjang lebih dari 800 kilometer.

Setelah pertempuran selama lima hari yang menewaskan 43 orang di kedua belah pihak, Thailand dan Kamboja akhirnya sepakat untuk melakukan gencatan senjata yang dimulai pada tanggal 29 Juli (tautan arsip).

Video dengan klaim yang sama juga dibagikan di X dan Instagram, juga dalam unggahan berbahasa Malaysia.

Meskipun demikian, rekaman tersebut tak ada hubungannya dengan konflik Thailand dan Kamboja.

Dua orang di dalam truk itu terlihat menggunakan topi dengan emblem bendera merah dengan satu bintang putih di ujung kiri, yang sama dengan bendera Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), sebuah kelompok anti-kudeta di Myanmar (tautan arsip). 

Image
Tangkapan layar video di postingan salah dengan logo bendera PDF yang telah ditandai oleh AFP

Seorang jurnalis AFP yang bisa berbahasa Burma mengonfirmasi bahwa orang-orang di dalam video itu berbicara dengan bahasa Burma. Selain itu, spanduk-spanduk yang terlihat di depan beberapa toko di dalam video juga terlihat menggunakan tulisan berbahasa Burma.

Pencarian kata kunci berdasarkan dua logo yang terlihat di pojok kiri dan kanan atas video -- yang ternyata berkaitan dengan dua kelompok yang dibawahi PDF -- menemukan postingan Facebook kelompok bernama DU WON People's Defense group Ye.U yang mengunggah rekaman yang sama pada tanggal  15 Juli (tautan arsip).

Kelompok ini mengunggah video yang sama sehari sebelumnya dengan keterangan berbahasa Burma yang mengatakan para pejuang anti-junta menyerang lima tentara dari stasiun militer di Zigon saat mereka kembali dari membeli alkohol pada tanggal 14 Juli 2025 (tautan arsip). Postingan-postingan mereka juga menyebut bahwa empat tentara junta tewas dalam serangan itu.

Di kedua video tersebut terlihat beberapa pria yang menggunakan baju yang sama seperti di rekaman yang beredar.

Image
Perbandingan tangkapan layar dua video yang diunggah oleh DU WON People's Defense group Ye.U di Facebook, dengan beberapa kesamaan yang telah ditandai oleh AFP

AFP berhasil mengonfirmasi bahwa video-video itu direkam di kota Zigon, Myanmar, berbekal petunjuk nama sebuah toko emas yang terlihat pada video tanggal 14 Juli (tautan arsip). Desain luar toko pada video sama dengan foto yang diunggah di laman Facebook milik toko emas tersebut pada bulan Januari 2021 (tautan arsip). 

Image
Perbandingan tangkapan layar video yang diunggah kelompok DU WON People's Defense group Ye.U pada tanggal 14 Juli (kiri) dan foto yang diunggah akun Facebook toko emas di Zigon (kanan)

Tangkapan layar video yang beredar juga digunakan dalam laporan berita tentang serangan tersebut pada 15 Juli oleh media lokal bernama Democratic Voice of Burma (tautan arsip). 

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami