Citra Google Earth ini tidak terkait krisis kemanusiaan di Sudan
- Diterbitkan pada hari 08/12/2025 pukul 07:30
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: Raevathi SUPRAMANIAM, AFP Malaysia
- Terjemahan dan adaptasi AFP Indonesia
Di tengah kecaman internasional atas laporan pembunuhan yang dilakukan kelompok Rapid Support Forces (RSF) di Sudan, beredar visual Google Earth yang diklaim menunjukkan tumpukan mayat setelah kelompok paramiliter tersebut menguasai kota El-Fasher. Faktanya, objek tersebut adalah hasil rekaman lama dan berada di sebuah kota berjarak hampir 400 kilometer dari El-Fasher. Seorang pakar menjelaskan kepada AFP bahwa gambar citra satelit tersebut menunjukkan kawanan hewan ternak, bukan jenazah.
"Mengerikan! Tumpukan Mayat dan Darah Terlihat Dari Google Earth di Sudan," tulis keterangan video TikTok yang dibagikan pada tanggal 7 November 2025.
Video menunjukkan rekaman layar citra Google Earth yang diarahkan untuk menyorot sebuah lokasi berwarna gelap di mana terdapat benda-benda menyerupai tubuh manusia.
Postingan yang sama juga beredar di Malaysia, Afrika Selatan, Filipina, Irak, Vietnam, dan Bangladesh.
Kelompok RSF diduga melakukan pembunuhan massal dan kejahatan lainnya sejak mereka menguasai kota El-Fasher pada tanggal 26 Oktober 2025 (tautan arsip). El-Fasher sendiri adalah benteng terakhir tentara Sudan yang tersisa di wilayah Darfur barat.
RSF telah berperang melawan tentara Sudan sejak April 2023.
Sebuah laporan dari Laboratorium Riset Kemanusiaan di Universitas Yale mengatakan bahwa foto-foto satelit membuktikan bahwa banyak penduduk El-Fasher yang mungkin telah "meninggal, ditangkap, atau bersembunyi" (tautan arsip).
Laboratorium tersebut mengidentifikasi bahwa setidaknya terdapat 31 gugus objek mirip tubuh manusia di berbagai lingkungan, universitas, dan situs militer.
Namun, video dibagikan di media sosial—yang bukan berasal dari laporan Yale—tidak terkait dengan dugaan kekejaman di El-Fasher.
'Kemungkinan barisan unta'
Pencarian gambar terbalik menemukan postingan Instagram yang dibagikan pada tanggal 14 November 2025, berisi visual dan klaim sama dengan yang terlihat pada postingan salah.
Namun, kotak pencarian pada tangkapan layar Google Earth tersebut menampilkan "Kumia, Sudan", sebuah kota yang berjarak 400 kilometer dari El-Fasher (tautan arsip). Keterangan dalam unggahan juga menyertakan titik koordinat lokasi itu.
Pencarian di Google Earth menggunakan koordinat tersebut menemukan foto yang tampak di postingan salah. Data di Google Earth menunjukkan bahwa citra satelit itu diambil pada tanggal 16 Maret 2024. Tampilan yang sama juga muncul di foto dari bulan Februari 2024 dan Maret 2022.
Ahli OSINT Benjamin Strick menjelaskan pada AFP bahwa analisisnya terhadap area di sekitar lokasi yang tampak dalam foto itu menemukan banyak tempat yang terlihat mirip -- yang menunjukkan bahwa kemungkinan besar tempat-tempat tersebut merupakan wilayah berkumpulnya ternak (tautan arsip).
Strick mengatakan bahwa sudut bayangan objek-objek tersebut terlalu tinggi untuk bayangan tubuh manusia yang berbaring rata di tanah.
"[Ukuran] jenazah yang tergeletak rata di tanah harus cukup besar untuk bisa sampai mencipakan bayangan. [Jadi] kemungkinan besar itu adalah barisan unta, karena unta suka berbaris, terutama saat berkonvoi," ukatanya kepada AFP.
Ia mengatakan bercak gelap di tanah, yang diklaim beberapa pengguna media sosial sebagai darah, kemungkinan besar merupakan campuran pupuk kandang dan air. Area gelap yang sama muncul pada citra satelit sejak tahun 2022.
Sebelumnya, AFP pernah membantah misinformasi lain terkait konflik di Sudan di sini.
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami