Foto bintang sepak bola Mesut Ozil telah disunting dengan menambahkan gambar bendera Tiongkok
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Senin 30/12/2019 pukul 06:40
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Timur Tengah & Afrika Utara, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Foto itu di unggah di Facebook di sini pada tanggal 26 Desember 2019.
Status unggahan tersebut berbunyi:
“Keren Bg Ozil mantap
Menginjak bendera penjajah.”
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:
Tangkapan layar unggahan menyesatkan
Foto yang sama dengan klaim yang mirip juga ditemukan di Facebook di sini.
Foto itu sudah menyebar secara luas dengan klaim dalam bahasa Arab di sini dan di sini, di mana unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 11.000 kali.
Mesut Ozil adalah pemain sepak bola klub Arsenal.
Ozil, bintang sepak bola keturunan Turki dan beragama Islam, sebelumnya lewat akun Twitter, Facebook dan Instagramnya mengutuk pemerintah Tiongkok atas tindakan mereka menindas muslim Uighur serta mengkritik negara-negara Islam yang diam saja dalam soal pelanggaran HAM di Xinjiang, seperti yang dilaporkan oleh AFP di artikel tanggal 16 Desember 2019 ini.
#HayırlıCumalarDoğuTürkistan ?? pic.twitter.com/dJgeK4KSIk
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) December 13, 2019
Pencarian gambar terbalik di Google diikuti dengan pencarian kata kunci menemukan foto asli ini diunggah di akun Instagram resmi Ozil pada tanggal 7 Oktober 2019.
Keterangan foto tersebut berbunyi: “M10TR”.
Bendera Tiongkok tidak terlihat di foto asli tersebut.
Berikut perbandingan foto di unggahan yang menyesatkan (kiri) dan foto asli (kanan):
Perbandingan foto di unggahan yang menyesatkan (kiri) dan foto asli (kanan)
AFP melaporkan bahwa Tiongkok dituduh menahan etnis muslim Uighur di kamp dan penjara di Xinjiang, di mana peneliti dan aktivis menduga antara satu juta dan tiga juta orang ditahan dan dipaksa “melepaskan” identitas budaya dan agama mereka.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami