Foto ini menunjukan jalan yang dibangun setelah tanah longsor merusak jalan di Jepang di tahun 2018 -- setahun sebelum Topan Hagibis

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Kamis 24/10/2019 pukul 05:30
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah foto yang menunjukkan jalanan berliku telah dibagikan berulang kali di berbagai unggahan Facebook dan Twitter dengan klaim yang menyatakan bahwa foto itu menunjukkan jalan yang dibangun dalam waktu 24 jam setelah Topan Hagibis melanda Jepang pada bulan Oktober 2019. Klaim itu salah: foto tersebut menunjukkan jalan darurat yang dibangun selama dua bulan setelah sebuah jalan utama di Jepang rusak karena tertimpa tanah longsor pada bulan Juli 2018. 

Foto itu diunggah di unggahan Facebook ini pada tanggal 14 Oktober 2019 dan telah dibagikan 50 kali. 

Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan

Status unggahan tersebut berbunyi: “Jembatan darurat dibangun dalam waktu 24 jam akibat jalan tertutup oleh tanah longsor. Peristiwa ini terjadi setelah bencana angin topan di Jepang. Bangun jembatan hanya 24 jam, luar biasa. 

“Sumber: Karma Zopa.” 

Diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, teks dalam foto tersebut berbunyi: “Jalan darurat dibangun di Jepang dalam waktu 24 jam untuk menjaga arus lalu lintas setelah jalan utamanya tertutup longsor. 

“Berapa jam jalan seperti ini diperbaiki di negara Anda?” 

Topan Hagibis melanda Jepang pada tanggal 12 Oktober 2019 yang juga memicu tanah longsor dan banjir. Sedikitnya 74 orang tewas dan belasan lainnya hilang, menurut laporan AFP ini.  

Foto tersebut juga diunggah di unggahan Facebook di sini, di sini dan di sini, serta di Twitter di sini dan di sini dengan klaim yang mirip. 

Foto yang sama dengan klaim bahwa jalan darurat tersebut dibangun dalam waktu 24 jam tetapi tidak dikaitkan dengan Topan Hagibis juga muncul di unggahan Facebook berbahasa Inggris di sini, di sini dan di sini, di mana unggahan tersebut telah dibagikan lebih dari 6.000 kali.

Klaim serupa dalam bahasa Arab juga bisa dilihat di sini dan di sini serta dalam bahasa Khmer di sini dan di sini

Klaim itu salah. Foto tersebut menunjukkan jalan darurat yang dibangun dalam waktu dua bulan setelah tanah longsor merusak sebuah jalan utama di kota Fukui, Jepang, pada bulan Juli 2018. 

Pencarian gambar terbalik foto di unggahan menyesatkan di Yandex diikuti dengan pencarian kata kunci menemukan foto jalan darurat ini diunggah di sebuah twit pada tanggal 22 Maret 2019. 

Keterangan foto di unggahan tersebut menyatakan bahwa jalan di foto itu merupakan jalan nasional di kota Fukui. 

Berikut perbandingan tangkapan layar antara foto di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto yang diunggah di Twitter (kanan): 

Image
Perbandingan tangkapan layar antara foto di unggahan menyesatkan (kiri) dan foto yang diunggah di Twitter (kanan)

Pengguna Twitter yang sama juga mengunggah video mobil-mobil yang melewati jalan tersebut di sini

Kota Fukui adalah ibu kota prefektur Fukui. 

Rute Nasional 305 di Ikura-cho, kota Fukui, rusak karena tertimbun tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat yang melanda Jepang bagian barat pada bulan Juli. Oleh karena itu, jalan darurat kemudian dibangun di sana, menurut laporan media Jepang Fukui Shimbun pada tanggal 27 Oktober 2018 di sini

Fukui Shimbun juga menerbitkan laporan ini pada tanggal 1 November 2018 yang menyatakan bahwa pembangunan jalan darurat tersebut telah selesai dan dibuka untuk publik. 

Berikut tangkapan layar foto jalan darurat tersebut di laporan Fukui Shimbun: 

Image
Tangkapan layar foto jalan di laporan Fukui Shimbun

Pembangunan jalan darurat tersebut diselesaikan dalam waktu dua bulan dari tanggal 27 Agustus 2018 sampai tanggal 31 Oktober 2018, berdasarkan dokumen pemerintah daerah ini, yang juga memuji pejabat setempat yang bertanggung jawab atas proyek itu. 

Jalan darurat di Rute Nasional 305 terletak di Google Maps di sini, tetapi Google Street View hanya menunjukkan area tersebut pada tahun 2017.

Berikut tampilan peta tersebut: 

 

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami