Gambar ‘bir halal’ ini diambil dari sebuah situs satir Jerman
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 05/03/2021 pukul 12:20
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Gambar itu diunggah ke Facebook tanggal 4 Maret 2021 di sini. Keterangan unggahan itu berbunyi, “Apakah #Takbier ini sudah ada di Indonesia..? Pengen nyoba bir halal…”
Gambar itu menunjukkan dua botol “TAKBIER” dengan bendera Arab Saudi dan dituliskan sebagai minuman beralkohol yang “100% halal”. Di kanan botol ada potongan foto Pangeran Saudi Mohammed bin Salman.
Secara umum, mengonsumsi minuman beralkohol dilarang in Islam.
Gambar itu juga disebarkan di unggahan-unggahan Facebook lainnya, seperti di sini, di sini, di sini, dan di sini.
Akan tetapi, klaim tersebut menyesatkan.
Gambar “bir halal” itu kenyataannya diambil dari artikel tanggal 13 Mei 2018 ini, yang diterbitkan situs satir berbahasa Jerman Noktara.de. Terjemahan judul tulisan itu adalah “Takbier: Saudi Arabia memproduksi bir resmi Piala Dunia.”
Di bagian “Disclaimer”, Noktara.de menulis, “Jika Anda membaca artikel-artikel di Noktara.de, maka anda harus punya selera humor. Jangan tanggapi serius artikel kami. Tulisan kami secara populer disebut dengan satir. Tulisan kami bisa saja kelihatan realistis, tapi semuanya hanya lelucon. Tulisan, gambar, dan tangkapan layar dibuat oleh para editor kami.”
Di bawah ini adalah perbandingan gambar di unggahan menyesatkan (kiri) dan gambar di artikel Noktara.de (kanan):
Potongan foto Mohammed bin Salman diambil dari foto resmi dari Gedung Putih ini, tertanggal 20 Mei 2017. Foto itu menunjukkan sang pangeran sedang berjabat tangan dengan menteri luar negeri Amerika Serikat saat itu, Rex Tillerson. Di keterangan foto, tidak ada penyebutan kegiatan apapun yang berhubungan dengan minuman beralkohol “100% halal”.
Berikut ini adalah tangkapan layar foto dari Gedung Putih di Flickr:
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami