
Ini adalah video simulasi erupsi gunung api bawah laut
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari 19/12/2019 pukul 11:14
- Diperbarui pada hari 19/12/2019 pukul 11:14
- Waktu baca 3 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video YouTube ini telah ditonton lebih dari 500 kali sejak diunggah tanggal 14 Desember 2019.
Video berdurasi 2 menit 17 detik itu menunjukkan sebuah gunung api bawah laut yang sedang erupsi menyemburkan debu dan asap dan akhirnya menghancurkan wilayah pulau di seberang laut yang ditinggali penduduk.
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Judul video YouTube itu tertulis: “Letusan Dahsyat Gunung Api Bawah Laut”.
Keterangan video tertulis: “Dahsyatnya letusan gunung api bawah laut di White Island, Selandia Baru (New Zealand). Direkam pada Senin, 9 Desember 2019.”
Erupsi gunung api benar terjadi di Pulau Putih, tujuan wisata populer di Selandia Baru, pada tanggal 9 Desember 2019 yang menewaskan 18 orang. AFP telah melaporkan jumlah korban jiwa dalam bencana itu di sini.
Pulau Putih, juga dikenal dengan nama Whakaari, adalah gunung api paling besar dan paling aktif di Selandia Baru. Lokasi pulau tersebut bisa dilihat lewat citra satelit di Google Maps di sini.
Video dan klaim menyesatkan yang serupa juga diunggah di sini dan di sini di YouTube; juga di sini, di sini dan di sini di Facebook.
Video itu juga telah diunggah dengan klaim yang mirip dalam bahasa Inggris di Facebook di sini, di sini dan di sini, di mana tayangannya telah ditonton lebih dari 20.000 kali; juga di Twitter di sini dan di sini.
Namun, klaim itu salah; tayangan menyesatkan itu diambil dari video simulasi erupsi gunung api yang dipamerkan di sebuah museum di kota Auckland, Selandia Baru.
Pencarian gambar terbalik dan penelusuran kata kunci di Google menemukan video yang sama telah diunggah pada tanggal 12 Oktober 2017 di saluran YouTube resmi Museum Peringatan Perang Auckland, yang juga dikenal dengan sebutan Museum Auckland. Arsip video yang sekarang telah dihapus itu bisa dilihat di sini. Museum Auckland telah mengunggah ulang video di sini pada tanggal 18 Desember 2019.
Terjemahan judul video itu adalah: “Simulasi Gunung Api Museum Auckland - Museum Auckland”.
Terjemahan keterangan video itu adalah:
“Ini adalah simulasi edukasi gempa bumi yang disebabkan oleh erupsi gunung api. Video simulasi ini juga telah ditayangkan di Galeri Gunung Api kami, Anda bisa membaca lebih lanjut tentang galeri ini di sini: https://www.aucklandmuseum.com/visit/...”
Berikut tangkapan layar perbandingan antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan klip video di saluran YouTube Museum Auckland (kanan):

Di YouTube, pengunjung museum telah membagikan pengalaman mereka menonton simulasi video yang dipamerkan di museum itu. Salah seorang pengunjung menggambarkan efek khusus di ruangan pameran di museum itu dan mengatakan bahwa “ruangan juga bergetar saat erupsi mulai terjadi.”
Klip di unggahan menyesatkan itu merupakan bagian peraga pameran tentang gunung api yang ada di Museum Auckland. Di situs resminya, museum itu menggambarkan kejadian di video sebagai berikut:
“Duduklah di ruang 7A Puia St, St Heliers, dan saksikan erupsi baru yang menakutkan di pelabuhan Auckland lewat jendela rumah -- ditambah dengan breaking news yang dibawakan oleh tim 1 News. Rumah yang Anda tempati dilalap dalam beberapa menit sejak erupsi terjadi, dan di waktu bersamaan rumah itu bergetar dan gelombang laut menderu ke arahmu.”
Brandspank, sebuah lembaga komunikasi Selandia Baru yang membuat video itu, sebelumnya mengunggah video itu di sini pada tanggal 2 Oktober 2011 di platform berbagi video Vimeo.
Diterjemahkan ke bahasa Indonesia, judul video Vimeo itu adalah: “Erupsi Gunung Api Museum Auckland”.
Terjemahan keterangan video adalah: “Urutan-urutan di video ini dirancang untuk mensimulasikan tampilan dari dalam jendela rumah Auckland. Teknologi 3D dan efek partikel digabungkan dengan pelat latar sehingga menciptakan peristiwa bencana yang realistis. Hasilnya? klien yang bahagia, anak-anak yang ketakutan, properti tepi laut yang turun nilainya.”
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami