Postingan media sosial menyebarkan klaim salah bahwa Rusia mewajibkan warga prianya untuk memiliki lebih dari satu istri
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 23/04/2021 pukul 11:05
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Klaim tersebut dibagikan di Instagram di sini pada tanggal 13 April 2021. Unggahan itu telah disukai lebih dari 2.400 kali.
Klaim tersebut berbunyi: “10 juta wanita Rusia menjomblo, pemerintah Rusia mewajibkan pria disana memiliki 2 istri atau lebih dan akan diberikan tunjangan.”
Tangkapan layar unggahan menyesatkan, diambil tanggal 21 April 2021
Klaim serupa juga telah disukai lebih dari 11,000 kali setelah dibagikan di Instagram di sini dan di sini; di Facebook di sini, di sini, di sini dan di sini; dan di Twitter di sini dan di sini.
Namun klaim tersebut salah: poligami tidak diperbolehkan di bawah payung hukum Rusia yang sekarang.
Pasal 14 dari Undang-Undang Keluarga Federasi Rusia menyatakan: “Perkawinan tidak boleh disahkan antara yang berikut: orang-orang yang setidaknya salah satunya sudah menjadi bagian dari perkawinan yang terdaftar.”
Unggahan-unggahan menyesatkan tersebut sepertinya berdasarkan proposal seorang politisi Rusia di tahun 2006 yang ingin poligami diizinkan di negara tersebut.
Laporan yang diterbitkan oleh RBC, sebuah media Russia, pada tanggal 13 Januari 2006, mengutip politisi Vladimir Zhirinovsky, yang menyatakan poligami “harus disambut dan diperluas ke seluruh Rusia, sebab kami memiliki sepuluh juta wanita lajang”.
Proposal tersebut tidak ditindaklanjuti, menurut utas cuitan ini oleh RBTH Indonesia, bagian dari Russia Beyond, organisasi media milik pemerintah Rusia, pada tanggal 21 Maret 2021.
Vladimir Zhirinovsky, seorang politikus ultranasionalis dan pemimpin Partai Liberal Demokrat Rusia (saat itu wakil ketua Majelis Rendah Parlemen Rusia [Duma], semacam DPR RI) MENDUKUNG keputusan Pemimpin Republik Chechnya Ramzan Kadyrov untuk memperbolehkan poligami di Chechnya.
— RBTH Indonesia (@RBTHIndonesia) March 21, 2021
“‘Komentar’ satu orang anggota parlemen tentu saja tidak bisa dikatakan sebagai ‘posisi’ resmi suatu negara. Artinya, Rusia sama sekali TIDAK pernah mendukung gagasan itu,” tulis RBTH Indonesia.
RBTH Indonesia menambahkan bahwa klaim di mana Rusia mewajibkan poligami adalah “100 persen TIDAK BENAR”.
AFP sebelumnya telah membongkar klaim-klaim menyesatkan tentang poligami di Eritrea dan Malaysia.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami