Tidak, video ini tidak menunjukkan sejumlah politisi sedang mengkritik Menkopolhukam Wiranto karena ‘merencanakan skenario kecurangan’ di Pilpres 2019
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Selasa 07/05/2019 pukul 09:40
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Postingan Facebook ini telah ditonton sebanyak 1,4 juta kali dan dibagikan lebih dari 44.000 kali sejak diposting tanggal 25 April 2019.
Video itu menampilkan sejumlah politisi Partai Hanura, yang tergabung dalam koalisi pemerintah, berbicara di hadapan wartawan.
Status postingan Facebook itu adalah: “Betapa busuknya hati seorang Mantan Jenderal... Selain bermasalah di internal Partainya HANURA, seorang Jenderal TNI (Purn.) WIRANTO ternyata merencanakan Skenario Kecurangan dalam Penghitungan Hasil Akhir Pemungutan Suara PilPres 2019 di Tingkat Pusat....”
Berikut tangkapan layar postingan Facebook tersebut:
Wiranto adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan. Ini adalah akun resmi Twitternya, dan ini profilnya di situs resmi Partai Hanura, dimana dia disebut sebagai ketua dewan pembina.
Sebuah logo terlihat di sudut kanan atas video postingan Facebook yang menyesatkan. Logo itu tertulis “OSO TV”, yang merupakan nama saluran YouTube Oesman Sapta Odang, ketua umum Hanura. Ini saluran YouTube Oesman, di mana logo yang sama juga terlihat.
Tayangan di postingan menyesatkan itu telah diedit dari video aslinya di sini, yang diposting di saluran YouTube Oesman tanggal 6 Juli 2018, sembilan bulan sebelum Pilpres 2019.
Video aslinya berdurasi 10 menit dan 35 detik.
Berikut video asli di saluran YouTube Oesman:
Judul video aslinya adalah: “Hanura minta Jokowi Pecat Wiranto.”
Jokowi adalah nama panggilan Presiden Indonesia Joko Widodo. Ini akun Twitter resmi Jokowi.
Di permulaan tayangan video di status Facebook, yang berdurasi 4 menit dan 17 detik, Djafar Badjeber, direktur eksekutif Hanura, terdengar menuding Wiranto sebagai penyebab konflik internal di Hanura.
“Kami prihatin dan sangat menyesalkan sikap Pak Wiranto. Konflik yang terjadi di Hanura ini akibat restu dan segala macam yang dilakukan oleh beliau. Dan sudah hampir 6 bulan sekarang berproses terus. Dan beliau masih main di ujung-ujungnya. Pada saat mau pencalegan, masih beliau mengundang menteri hukum dan HAM, mengundang KPU, mengundang MA, mengundang [Pengadilan] TUN,” kata Djafar dalam video itu.
Kutipan yang sama bisa didengar di menit ke 6:20 di video yang asli dari tahun 2018.
Kecurangan pemilu tidak sekalipun disebut di video tahun 2018 yang asli maupun di klip video editan.
Pencarian kata kunci di Google menemukan artikel berita Detik tertanggal 6 Juli 2018 ini tentang jumpa pers yang terlihat di video asli.
Judul artikel berita Detik tersebut adalah: “Hanura Tuding Wiranto di Balik Konflik Partai.”
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami