Video ini telah beredar di berbagai laporan media mengenai seorang warga negara Tiongkok yang menolak untuk direpatriasi
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Jumat 05/06/2020 pukul 06:00
- Waktu baca 2 menit
- Oleh: AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Video berdurasi satu menit dan 41 detik ini muncul di Facebook pada tanggal 26 Mei 2020 dan telah ditonton lebih dari 10.000 kali.
Rekaman video itu memperlihatkan seorang pria terlentang di tanah dan berteriak dalam bahasa Mandarin ketika sedang dikelilingi oleh polisi Indonesia.
Status unggahan itu berbunyi: “Cina RRC masuk melalui Bandara Banyuwangi. Ketahuan dan ditangkap”.
Pria di video itu berbicara dalam bahasa Mandarin kepada seorang penerjemah via telepon mengenai uang. Dia berkata: “Cepat dan transfer uang ke kartu bank saya. RMB. Penerjemah! Penerjemah! Cepat dan transfer ke saya 12.100! Upah saya… Setiap hari bayar saya 50 lebih. Total hari kerja saya adalah 240. Kalikan 50. Sama dengan, 12.100 RMB. Penerjemah, penerjemah, beritahu polisi Indonesia, jika tidak, Anda beritahukan saja polisi Indonesia, tembak mati saya!”
RMB, atau renminbi, adalah mata uang resmi Tiongkok.
Video itu juga dibagikan lebih dari 3.200 kali di unggahan Facebook lainnya di sini, di sini, di sini dan di sini, dengan klaim serupa.
Akan tetapi, klaim itu menyesatkan.
Pencarian kata kunci menemukan video dengan kualitas yang lebih baik ini diunggah di YouTube pada tanggal 25 Mei 2020 dengan judul: “Video TKA China Ngambek Sembunyi di Kolong Bus, Tidak Mau Pulang Ke Negaranya di Bandara Banyuwangi”.
Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan menyesatkan (kiri) dan video di YouTube (kanan):
Tribunnews.com juga mengunggah video berdurasi tiga menit dan 26 detik, yang juga memperlihatkan adegan yang sama dengan video di unggahan menyesatkan, di akun YouTube-nya pada tanggal 27 Mei 2020 di sini.
Judul video tersebut adalah: “VIDEO Detik-detik TKA China Ngamuk di Bandara Banyuwangi, Masuk Kolong Bus, Ngaku Upah Belum Dibayar”.
Adegan di video menyesatkan bisa dilihat di detik ke 0:48 di video Tribunnews.
Detik juga menerbitkan laporan mengenai peristiwa tersebut pada tanggal 26 Mei 2020 di sini.
Dua paragraf pertama laporan itu berbunyi: “Cui Changqing, tenaga kerja asing (TKA) China yang bekerja di pabrik semen di Jember, PT Sinoma Engineering, masih bertahan di Bandara Banyuwangi. Dia meminta hak-haknya dipenuhi sebelum dirinya pulang ke negara asalnya.
“Melalui aparat kepolisian, Cui mengaku belum menerima gaji selama bekerja. Padahal gaji yang diterimanya sudah diterima agen yang memberangkatkannya bekerja menjadi TKA. Dirinya menuntut gajinya di agen diserahkan terlebih dahulu kepada dirinya.”
Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Jember, Kartana, mengatakan kepada AFP bahwa 146 TKA asal Tiongkok sudah kembali ke negaranya pada tanggal 25 Mei 2020, tapi Cui yang menolak pulang saat itu hingga kini masih tinggal di Kanim Jember.
“Masih di Kanim Jember karena belum ada penerbangan ke China. 146 lainnya sudah berangkat,” kata Kartana via WhatsApp pada tanggal 4 Juni 2020.
Insiden di Bandara Banyuwangi itu juga diliput oleh media lain, seperti Kumparan dan Merdeka.com.
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami