Video itu telah diedit dengan efek khusus

  • Artikel ini berusia lebih dari setahun.
  • Diterbitkan pada hari Selasa 12/11/2019 pukul 05:40
  • Diperbarui pada hari Selasa 12/11/2019 pukul 07:27
  • Waktu baca 5 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Sebuah video telah diunggah dan ditonton puluhan ribu kali di Facebook dengan klaim yang menyatakan bahwa lampu lalu lintas di sebuah kota di Jawa Timur telah menggunakan teknologi video mapping. Klaim itu salah: video tersebut telah diedit dengan menambahkan efek khusus.  

Video berdurasi 31 detik ini diunggah di Facebook pada tanggal 30 Oktober 2019 dan telah ditonton lebih dari 26.000 kali. 

Teks yang ditempel di video tersebut berbunyi: “Teknologi keren di lampu merah pasar Tanjung Jember…” 

Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:

Image
Tangkapan layar unggahan menyesatkan

Video dengan klaim serupa juga muncul di unggahan Facebook lainnya di sini, di sini dan di sini, serta di YouTube di sini.

Beberapa pengguna Facebook percaya bahwa video tersebut asli dan berkata itu “keren” dan “kreatif”. 

Akan tetapi, klaim itu salah. Video tersebut telah diedit dengan menambahkan efek khusus. 

Pencarian kata kunci di Google menemukan video editan yang asli diunggah di Instagram di sini pada tanggal 15 Oktober 2019. 

Keterangan video itu berbunyi: “Monmaap kenapa lagu pak walkot depok ada di Jember ya? Btw jangan kebut2an dan selalu patuhi peraturan lalu lintas ya gaess :D.” 

Video tersebut menggunakan lagu “Hati-hati”, yang dinyanyikan oleh Walikota Depok Mohammad Idris

Lirik lagu di video itu berbunyi: “Hati-hati di jalanan, jangan ugal-ugalan.
Bila naik kendaraan, jangan kebut-kebutan.
Jangan sampai orang bilang engkau pengganggu jalan.
Seperti orang bingung tak tahu peraturan.”

Ini adalah video lengkap lagu tersebut yang diunggah di YouTube oleh Dinas Perhubungan Kota Depok pada tanggal 22 Juli 2018. 

Depok adalah kota di Jawa Barat. Ini adalah situs resmi pemerintah kota Depok. 

Profil akun Instagram itu adalah:
“Mochamad Ariyanto
#Editor | #VisualEffects | #DigitalArt”. 

Ariyanto sering mengunggah video yang diedit dengan efek khusus, tidak hanya di Instagram tapi juga di YouTube.  

Ariyanto memberitahu AFP melalui fitur pesan di Instagram pada tanggal 1 November 2019 bahwa dia sendiri yang merekam video itu untuk kemudian diedit dan diunggah di akun Instagramnya. 

“Video aslinya di pasar Tanjung. Itu video aslinya saya yang rekam malam-malam sekitar jam 8. Jadi yang rekam dan edit [video] itu saya,” kata Ariyanto. 

Dia juga mengirimkan AFP video asli yang belum diedit sepanjang satu menit 10 detik. 

AFP menganalisa metadata video tersebut menggunakan Get-Metadata, aplikasi online untuk mengidentifikasi metadata, dan menemukan bahwa video tersebut diambil pada tanggal 12 Oktober 2019 pukul 8 malam waktu setempat menggunakan kamera Sony. 

Berikut perbandingan tangkapan layar video editan yang diunggah Ariyanto di Instagram (kiri) dan video asli yang ia kirim ke AFP (kanan): 

Image
Perbandingan tangkapan layar video editan yang diunggah Ariyanto di Instagram (kiri) dan video asli yang ia kirim ke AFP (kanan)

Video tersebut diambil di persimpangan Pasar Tanjung di Jember. 

Berikut perbandingan tangkapan layar video asli yang tidak diedit (kiri) dan persimpangan Pasar Tanjung yang terlihat di Google Street View (kanan). AFP telah melingkari bagian-bagian penting dengan lingkaran warna merah. 

 

Image
Perbandingan tangkapan layar video yang tidak diedit (kiri) dan persimpangan Pasar Tanjung yang terlihat di Google Street View (kanan)

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami