Walikota ini tidak menasehati orang Islam yang dirumorkan meminta babi dihilangkan dari menu makanan sekolah
- Artikel ini berusia lebih dari setahun.
- Diterbitkan pada hari Senin 16/12/2019 pukul 10:45
- Waktu baca 6 menit
- Oleh: AFP Australia, AFP Indonesia
Hak Cipta © AFP 2017-2025. Segala jenis penggunaan konten secara komersial harus melalui langganan. Klik di sini untuk lebih lanjut.
Unggahan Facebook ini telah dibagikan lebih dari 390 kali sejak diunggah tanggal 29 November 2019.
Unggahan itu berisi gambar makanan berupa daging disertai status yang panjang.
Status panjang itu sebagian berbunyi:
“~ Copas~
“BABI DI CANADA
“Mengapa Canada menolak menghilangkan babi dari menu makanan sekolah?
“Banyak orang islam di kanada meminta babi tidak dihidangkan di kantin kantin dan resto resto di montreal.
“Jawaban gubernur motreal begini :
‘Akhirnya, mereka ( orang orang muslim yang di Canada ) harus mengerti bahwa di Kanada (Quebec) dengan akar Yudeo-Kristen, pohon natal, gereja dan festival keagamaannya, agama harus tetap berada dalam wilayah pribadi.
‘Kotamadya Dorval benar menolak konsesi apapun terhadap Islam dan Syariah.
‘Bagi umat Islam yang tidak setuju dengan sekularisme dan tidak merasa nyaman di Kanada, ada 57 negara Muslim yang indah di dunia, kebanyakan di antaranya berpenduduk padat dan siap menerima kalian dengan aturan halal sesuai dengan Syariah.’”
Berikut tangkapan layar unggahan menyesatkan itu:
Dorval adalah kota yang terletak di barat daya provinsi Quebec di Kanada. Ini situs resmi kota itu dan ini letaknya di Google Maps.
Status berbahasa Indonesia tersebut mirip dengan status lain dalam bahasa Inggris yang telah lebih dulu beredar sejak tahun 2015. Misalnya status Facebook ini, yang telah dibagikan lebih dari 171.000 kali sejak diunggah tanggal 27 Juli 2015. Status berbahasa Inggris itu berisi kutipan yang diatribusikan kepada walikota Dorval.
Berikut tangkapan layar status berbahasa Inggris menyesatkan itu:
Bagian awal status yang panjang itu jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti: “WALIKOTA MENOLAK MENGHILANGKAN DAGING BAGI DARI MENU KANTIN SEKOLAH....MENJELASKAN MENGAPA.”
Klaim yang serupa telah dibagikan di tempat lain di Facebook, misalnya di sini, di sini dan di sini; juga di Twitter di sini, di sini dan di sini; serta di Kaskus di sini.
Di dalam bahasa Inggris klaim tersebut dibagikan di sini, di sini dan di sini di Facebook.
Klaim tersebut salah; walikota Dorval telah membantah klaim itu dan menyebutnya “berita palsu” dan “pemalsuan identitas” di dalam rilis yang dipublikasikan tanggal 27 Januari 2015 di situs resmi kota itu. Rilis tersebut bisa dibaca di sini.
Berikut tangkapan layar rilis di website resmi kota Dorval:
Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia, pernyataan tersebut berbunyi:
“KOTA DORVAL MENGUTUK BERITA PALSU YANG BEREDAR DI INTERNET
“Sudah sejak beberapa minggu, berita palsu telah beredar di media sosial, juga lewat email, tentang walikota Dorval yang diduga menolak mengabulkan permintaan orang tua siswa muslim yang meminta menghilangkan daging babi dari kantin sekolah di kota itu. Cerita itu juga mengutip komentar spekulatif dari walikota tentang muslim.
“Kota Dorval mengutuk artikel palsu itu dan menyayangkan pemalsuan identitas tersebut. Pengguna internet di berbagai belahan dunia telah mengunggah berita palsu ini sebagai sebuah kebenaran, dan walikota ingin meluruskannya dengan mengatakan bahwa, dalam kondisi apapun, dia, juga perwakilan kota lainnya, tidak pernah membuat komentar seperti itu.
“Meskipun sulit melacak asal hoaks ini, penelusuran kami telah mengarahkan kami untuk percaya kalau hoaks itu dimulai di Amerika Serikat. Hoaks yang mirip tentang seorang walikota di Belgia telah menyebar di internet tahun 2013.”
Berbagai variasi hoaks tersebut telah beredar secara online selama bertahun-tahun. Variasi hoaks tersebut menggunakan kata-kata yang sama namun klaim lokasinya berbeda-beda.
Misalnya, unggahan Facebook tanggal 3 Mei 2019 ini tentang permintaan orang tua siswa muslim untuk menghilangkan daging babi di sekolah di Joondalup, suburban Perth, Australia.
Unggahan Facebook menyesatkan ini mengklaim sejumlah orang tua siswa di Perth telah meminta agar daging babi dihilangkan dari menu kantin sekolah. Selanjutnya walikota Joondalup memberikan komentar agar warga muslim beradaptasi dengan budaya dan adat istiadat Australia, bukan sebaliknya.
Biro AFP di Australia telah menghubungi walikota Joondalup lewat email dan mendapatkan jawaban pada tanggal 7 Mei 2019 yang terjemahan bahasa Indonesianya adalah:
“Walikota ingin memberitahukan bahwa email dan unggahan Facebook yang anda rujuk adalah fiksi dan dia tidak berafiliasi dengan penulis maupun dengan orang yang menyebarkan materi ini.”
Variasi lainnya misalnya unggahan Facebook tanggal 14 Januari 2016 ini tentang permintaan untuk melarang daging babi di kantin sekolah di London; unggahan Facebook tanggal 12 September 2014 ini merujuk ke Ath, distrik di Belgia; dan unggahan tanggal 7 Januari 2016 ini tentang Maryborough, kota di negara bagian Victoria di Australia.
Di bagian utama unggahan-unggahan ini, yang telah dibagikan ribuan kali, hanya nama lokasi dan kewarganegaraan yang berbeda.
Berikut tangkapan layar yang membandingkan unggahan menyesatkan yang menyebut Dorval (kiri), Joondalup (tengah) dan London (kanan):
Pemerintah lokal yang disebut dalam hoaks-hoaks itu masing-masing telah membantah klaim tersebut.
Marc Duvivier, walikota Ath pada saat itu, mengeluarkan bantahan ini di situs komune Belgia itu pada tahun 2014. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia, pernyataan berbahasa Prancis itu tertulis:
“Sebuah artikel yang menjelaskan permintaan menghilangkan daging babi di kantin sekolah di Ath, dari orang tua muslim, saat ini beredar dalam bentuk selebaran.
“Dokumen ini juga diedarkan lewat email, seringkali dengan niat yang baik, oleh banyak pengguna internet. Dengan ini saya menyatakan bahwa tak seorang dari kewarganegaraan atau etnis manapun pernah membuat permintaan semacam itu ke bagian layanan komunal, ke Bruno Boel, sekretaris komune, ataupun ke saya sendiri. Itu semua adalah kebohongan.
“Investigasi akan dilakukan untuk mengidentifikasi penulis, atau para penulis, dokumen ini.
“Marc Duviver
Walikota Ath”.
Berikut tangkapan layar pernyataan itu:
Bantahan yang mirip atas hoaks yang sama di unggahan Facebook tanggal 7 Januari 2016 ini telah dilontarkan walikota Central Goldfields Shire, yang mencakup Maryborough, di Australia yang dimuat di salah satu koran lokal di sini.
Unggahan Facebook menyesatkan yang menyebut Joondalup itu tidak memberikan satupun bukti bahwa orang tua muslim di kota kecil itu telah meminta pelarangan daging babi.
Abdul Rahman Yahaya, presiden Dewan Islam Australia Barat (ICWA), mengatakan kepada AFP lewat Whatsapp dalam pesan yang terjemahannya adalah: “Kami tidak tahu jika ada orang tua muslim yang meminta penghapusan daging babi.”
Berikut tangkapan layar pesan WhatsApp dari Yahaya:
Status Facebook menyesatkan yang menyebut Joondalup itu diunggah dengan sebuah foto yang menunjukkan beberapa gadis berseragam berdiri di hadapan beberapa nampan makanan di sebuah tempat yang terlihat seperti kantin sekolah.
Foto itu tidak baru; foto itu telah beredar secara online paling tidak sejak tahun 2008, misalnya di berita ini yang diunggah koran Inggris Daily Mail. Berita itu tidak berhubungan dengan topik yang dibahas di unggahan menyesatkan, namun membahas tentang panjangnya antrian dan mahalnya harga makanan di kantin sekolah Inggris, dan tidak menyebut Australia dan muslim.
Berikut tangkapan layar berita Daily Mail itu, yang dimuat tanggal 6 Juli 2008:
Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?
Hubungi kami