Ini hanyalah video sandiwara, bukan 'insiden ibu marah karena LGBTQ diajarkan di sekolah'

  • Diterbitkan pada hari Senin 30/10/2023 pukul 05:43
  • Diperbarui pada hari Senin 30/10/2023 pukul 05:50
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Amerika Serikat, AFP Indonesia
Sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita menurunkan bendera LGBTQ di ruang kelas telah ditonton puluhan ribu kali selepas dibagikan dengan narasi salah di Facebook, Instagram dan TikTok bahwa seorang ibu di Amerika Serikat melabrak guru sejarah karena "mengajarkan LGBT". Namun kenyataannya, video itu hanyalah setingan, dan dibuat sebagai bagian dari sandiwara di dalam kelas fiksi.

Video itu ditonton lebih dari 8.200 kali selepas diunggah di TikTok di sini pada tanggal 18 September 2023.

Klip berdurasi dua menit 30 detik itu memperlihatkan seorang perempuan yang tiba-tiba masuk ke ruang kelas, menurunkan bendera pelangi dan berdebat dengan seorang guru yang mengajar di kelas itu.

"Seorang ibu mencoba melindungi anaknya dari LGHDTV+," tulis keterangan video itu.

Teks dalam video antara lain berbunyi: "Melabrak guru sekolah yang mengajarkan LGBT" dan "Seorang ibu melabrak seorang guru sejarah di sebuah sekolah di Amerika karena mengajarkan LGBT kepada anaknya".

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada tanggal 24 Oktober 2023

Video yang sama ditonton lebih dari 69.000 kali setelah diunggah dengan klaim yang mirip di Instagram di sini dan di Facebook di sini.

Klip itu juga beredar dalam bahasa Inggris dan bahasa Prancis.

Namun, video tersebut nyatanya hanyalah rekaan.

Pencarian gambar terbalik menemukan video yang lebih panjang diunggah di Facebook pada tanggal 16 September 2023 ini (tautan arsip). Diterjemahkan dari bahasa Inggris, video itu berjudul: "Ibu merobek Bendera Pride."

Bendera Pride (Pride Flag) adalah bendera pelangi yang menjadi simbol komunitas LGBTQ (tautan arsip).

Akun Facebook yang mengunggah video asli yang berdurasi enam menit 41 detik itu milik seorang kreator konten media sosial yang menggunakan nama "Jibrizy", yang menyebut dirinya "seorang sutradara yang membuat video topik kontroversial yang terlihat seperti asli" (tautan arsip). Akun ini terverifikasi dan Facebook menandainya sebagai komedian.

Berikut perbandiangan tangkapan layar antara video di unggahan sesat (kiri) dan video asli yang diunggah Jibrizy (kanan):

Image
Perbandiangan tangkapan layar antara video di unggahan sesat (kiri) dan video asli (kanan)

Pada menit ke-6:27 di video asli, terlihat kreator video menjelaskan bahwa: "Ini semua hanya rekaan." Terlihat juga perempuan yang menurunkan bendera pelangi tersenyum di sisi kanan.

Image
Tangkapan layar video asli di Facebook, diambil pada tanggal 18 September 2023

AFP selanjutnya menelusuri video itu di TikTok dengan menelusuri tagar #sekolah, #guru #viralvideo #kelas, dan #siswa dalam bahasa Inggris di TikTok. Pencarian ini menemukan beberapa video yang direkam di ruang kelas yang sama (tautan arsip).

Beberapa dari video-video ini menampilkan wanita yang mirip dengan ibu yang terlihat marah-marah di dalam kelas, namun dengan peran berbeda-beda, misalnya sebagai guru atau siswa (tautan arsip ini, ini dan ini).

Komentar di TikTok menyebut laman Facebook "Kenyon's Friends" sebagai sumber video (tautan arsip).

Video serupa dengan tata ruang kelas dan aktor yang sama muncul di tempat lain di halaman Facebook "Kenyon's Friends" (tautan arsip).

Laman Facebook "Kenyon's Friends" mengunggah klip bendera Pride namun kemudian menghapusnya. Video itu diunggah pada 18 September dan arsipnya bisa dilihat di sini.

"Harap diperhatikan bahwa video-video di laman ini dimaksudkan untuk tujuan hiburan saja," demikian keterangan video rekaan lain yang diunggah laman "Kenyon's Friends" pada Agustus 2022 (tautan arsip). "Video di halaman ini mencakup drama bernaskah, satire, parodi, trik sulap, video rekaman, dan bentuk hiburan lainnya."

Keterangan lain di unggahan itu adalah: "Nama, karakter, dan kejadian sering kali merupakan hasil imajinasi sutradara, jadi kemiripan apa pun dengan orang atau kejadian sebenarnya hanyalah kebetulan belaka."

AFP menghubungi "Kenyon's Friends" untuk mendapatkan komentarnya, namun tidak ada tanggapan.

AFP sebelumnya membongkar klaim salah bahwa bendera LGBTQ dikibarkan di markas besar PBB.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami