Ini video unjuk rasa menentang RUU KUHP tahun 2019, bukan 'demo anti-Jokowi usai Pilpres 2024'

  • Diterbitkan pada hari Kamis 28/03/2024 pukul 09:16
  • Diperbarui pada hari Kamis 28/03/2024 pukul 11:16
  • Waktu baca 3 menit
  • Oleh: AFP Indonesia
Ratusan aktivis berunjuk rasa di depan gedung DPR/MPR RI pada bulan Maret 2024 untuk memprotes dugaan cawe-cawe Presiden Jokowi dalam Pilpres 2024, namun video yang menunjukkan semprotan water cannon ke arah pengunjuk rasa tidak diambil saat aksi demo itu. Video itu sebelumnya ditayangkan Kompas TV pada tahun 2019 tentang kericuhan saat demonstrasi menolak RUU KUHP.

Video itu telah ditonton lebih dari 4.700 kali sejak diunggah di TikTok pada 6 Maret 2024.

Video berdurasi semenit dan 56 detik itu membagikan foto demo besar-besaran dengan water cannon yang disemprotkan ke arah pengunjuk rasa. Tulisan pada foto berbunyi: "GAMBAR TERBARU: BREAKING NEWS".

Sementara tulisan di atas dan bawah foto berbunyi: "Ya Allah, selamatkan Indonesiaku.

"SENAYAN MEMBARA. REFORMASI JILID 2 SUDAH DIMULAI JOKOWI DIPAKSA TURUN

"Rakyat menuntun demokrasi dipulihkan lagi."

Sementara itu, seorang narator wanita terdengar mengatakan: "Terlihat sekarang, saudara, kondisi di depan gedung DPR/RI Jakarta. Anda lihat juga pihak kepolisian mulai menembakkan water cannon ke arah kelompok massa di depan halaman gedung DPR RI Jakarta."

Image
Tangkapan layar unggahan sesat, diambil pada 28 Maret 2024

Postingan tersebut muncul sehari setelah ratusan orang berkumpul di depan gedung DPR/MPR RI, di kawasan Senayan, Jakarta, untuk memprotes dugaan campur tangan Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2024, yang dimenangkan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Banyak pihak menuduh Presiden Jokowi menggunakan sumber daya negara untuk memenangkan Prabowo dan cawapresnya Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Jokowi.

Klip tersebut telah ditonton lebih dari 129.900 kali selepas turut dibagikan di TikTok di sini dan di sini, di SnackVideo di sini dan di sini, serta di Instagram di sini.

Demo tahun 2019

Pencarian gambar terbalik dan kata kunci di Google menemukan video yang diunggah Kompas TV di YouTube pada 24 September 2019 (tautan arsip).

Video berdurasi satu menit dan 55 detik itu diberi judul: "TERKINI - Memanas, Polisi Lepaskan Water Canon ke Demonstran di Depan Gedung DPR RI".

Dalam keterangan video tertulis: "Kepolisian mulai memukul mundur demonstran di depan Gedung DPR RI menggunakan water canon untuk memecah konsentrasi massa di depan Gedung DPR RI.

"Pihak kepolisian pun telah menyiagakan pasukan di area dalam gedung DPR RI. Demonstran melempari pihak pengamanan dengan berbagai benda."

Keterangan video Kompas TV itu juga disertai tanda tagar #DemoMahasiswa, #DPRRI dan #RevisiKUHP. 

Foto di postingan sesat diambil dari detik ke-19 video Kompas TV, sedangkan suara narator wanita terdengar sepanjang tayangan video asli.

Berikut perbandingan tangkapan layar antara video di unggahan sesat (kiri) dan video asli dari Kompas TV (kanan):

Image
Perbandingan tangkapan layar video di unggahan sesat (kiri) dan video asli dari Kompas TV (kanan)

Penelusuran dengan kata kunci dan tanda tagar di X, dulunya Twitter, menemukan laporan Indopos.co.id tentang aksi unjuk rasa di depan gedung DPR-MPR RI pada bulan September 2019 untuk menentang RUU KUHP (tautan arsip).

Polisi menembakkan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan pengunjuk rasa di depan gedung DPR-MPR RI, AFP melaporkan pada saat itu.

Aksi unjuk rasa terjadi secara nasional untuk menentang RUU KUHP yang berpotensi mengkriminalisasi hubungan seks di luar nikah, membatasi penjualan alat kontrasepsi, melarang penghinaan terhadap presiden dan memperketat undang-undang penodaan agama.

DPR akhirnya mengesahkan RUU KUHP menjadi undang-undang pada Desember 2022.

Tangkapan layar mirip yang juga diambil dari video Kompas TV diterbitkan dalam laporan Tribunnews pada tanggal 24 September 2019 (tautan arsip). 

AFP telah membantah misinformasi lain terkait Pilpres 2024 di sini

Laporan ini diperbarui untuk menambahkan unggahan dari SnackVideo.
28 Maret 2024 Laporan ini diperbarui untuk menambahkan unggahan dari SnackVideo.

Adakah konten yang Anda ingin AFP periksa faktanya?

Hubungi kami